Angkat Keunikan Kain Tenun Suku Baduy, Nina Nugroho Hadirkan Koleksi Janggawari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nina Nugroho, label busana muslimah milik Nina Septiana, menghadirkan koleksi baru bertema Janggawari dalam Hybrid Fashion Show 2021 yang digelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) belum lama ini.
Tema Janggawari diambil dari nama kain tenun nan unik dan langka yang berasal dari Suku Baduy, Banten.
"Filosofi menenun, terutama kain tenun Janggawari, menarik diangkat karena terkait erat dengan keberdayaan perempuan dalam hal menjaga fitrah dan harga diri, sekaligus menjaga kedisiplinan dan sosial budayanya," ujar Nina, yang juga merupakan penggagas gerakan #akuberdaya, Rabu (3/11/2021).
Kain tenun Janggawari didominasi warna alam, yang oleh masyarakat Baduy diartikan sebagai suci dan kukuh mempertahankan martabat suku dari pengaruh budaya luar. Coraknya yang sederhana mencerminkan sikap hidup dan adat istiadat yang masih ketat dijaga sebagai warisan nenek moyang.
Cara suku Baduy menjaga kehormatannya, mengajarkan kedisiplinan, dan menghormati adat istiadat leluhur melalui kegiatan menenun seiring dengan filosofi Nina Nugroho sebagai busana kerja wanita yang dalam setiap desainnya menjunjung tinggi nilai-nilai seorang perempuan. Setiap detailnya juga merupakan upaya menjaga kehormatan dan kesopanan perempuan Indonesia.
Show kali ini menampilkan delapan koleksi busana kerja berbalut tenun Janggawari yang dibuat dalam versi high end serta disajikan dengan siluet A line yang dituangkan dalam konsep 2in1 fashion.
Shirt dipadukan dengan pipe pants dan kulot, midi shirt dipadukan dengan rok, dan long outer yang dipadukan dengan shirt, semuanya disajikan dalam tatanan sustainable fashion. Yaitu seperti menggunakan dua busana namun sejatinya hanya menggunakan satu busana.
Untuk koleksi kali ini, Nina membuat versi mass product-nya yang bisa didapatkan di exhibition ISEF 2021. Momen ini juga sekaligus launching busana koleksi Nina Nugroho Signature.
Dalam busana signature ini, aksesori berupa kancing Swarovski nan mewah selalu menjadi pelengkap. Menggambarkan selera naluriah wanita yang menyukai kemewahan dalam berbusana.
Adapun bahan yang digunakan adalah taffeta Victoria dipadukan dengan kain tenun Janggawari dalam berbagai warna. Sebagai inner puring-nya, dipilih bahan satin rosella yang mewah dan sangat nyaman.
Tema Janggawari diambil dari nama kain tenun nan unik dan langka yang berasal dari Suku Baduy, Banten.
"Filosofi menenun, terutama kain tenun Janggawari, menarik diangkat karena terkait erat dengan keberdayaan perempuan dalam hal menjaga fitrah dan harga diri, sekaligus menjaga kedisiplinan dan sosial budayanya," ujar Nina, yang juga merupakan penggagas gerakan #akuberdaya, Rabu (3/11/2021).
Kain tenun Janggawari didominasi warna alam, yang oleh masyarakat Baduy diartikan sebagai suci dan kukuh mempertahankan martabat suku dari pengaruh budaya luar. Coraknya yang sederhana mencerminkan sikap hidup dan adat istiadat yang masih ketat dijaga sebagai warisan nenek moyang.
Cara suku Baduy menjaga kehormatannya, mengajarkan kedisiplinan, dan menghormati adat istiadat leluhur melalui kegiatan menenun seiring dengan filosofi Nina Nugroho sebagai busana kerja wanita yang dalam setiap desainnya menjunjung tinggi nilai-nilai seorang perempuan. Setiap detailnya juga merupakan upaya menjaga kehormatan dan kesopanan perempuan Indonesia.
Show kali ini menampilkan delapan koleksi busana kerja berbalut tenun Janggawari yang dibuat dalam versi high end serta disajikan dengan siluet A line yang dituangkan dalam konsep 2in1 fashion.
Shirt dipadukan dengan pipe pants dan kulot, midi shirt dipadukan dengan rok, dan long outer yang dipadukan dengan shirt, semuanya disajikan dalam tatanan sustainable fashion. Yaitu seperti menggunakan dua busana namun sejatinya hanya menggunakan satu busana.
Untuk koleksi kali ini, Nina membuat versi mass product-nya yang bisa didapatkan di exhibition ISEF 2021. Momen ini juga sekaligus launching busana koleksi Nina Nugroho Signature.
Dalam busana signature ini, aksesori berupa kancing Swarovski nan mewah selalu menjadi pelengkap. Menggambarkan selera naluriah wanita yang menyukai kemewahan dalam berbusana.
Adapun bahan yang digunakan adalah taffeta Victoria dipadukan dengan kain tenun Janggawari dalam berbagai warna. Sebagai inner puring-nya, dipilih bahan satin rosella yang mewah dan sangat nyaman.
(tsa)