Obat Diabetes Metformin Aman untuk Ginjal, Ini Bukti Penelitiannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Obat diabetes metformin aman untuk ginjal . Sebuah penelitian menunjukkan bahwa obat tersebut mungkin lebih aman untuk pasien penyakit ginjal daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dilansir dari Medicinenet, Selasa (21/12/2021) metformin telah digunakan di Amerika Serikat sejak lama untuk membantu menurunkan kadar gula darah di antara orang-orang dengan diabetes tipe 2 .
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan bahwa orang dengan penyakit ginjal tidak boleh mengonsumsi obat tersebut karena dapat meningkatkan risiko kondisi serius yang disebut asidosis laktat.
Ini merupakan kondisi saat asam laktat menumpuk di aliran darah setelah kadar oksigen dalam tubuh habis. Sebuah penelitian pun mengevaluasi risiko yang terkait dengan metformin di antara orang-orang dengan penyakit ginjal ringan hingga sedang.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Silvio Inzucchi, seorang profesor kedokteran di Universitas Yale, menemukan bahwa pasien ini tidak berisiko lebih besar untuk asidosis laktat daripada orang yang tidak menggunakan obat.
"Apa yang kami temukan adalah pada dasarnya tidak ada bukti bahwa ini berisiko. Obat itu bisa digunakan dengan aman, asalkan fungsi ginjal stabil dan tidak mengalami gangguan berat," kata Inzucchi yang juga Direktur Medis dari Yale Diabetes Center.
Meskipun ada peringatan, banyak dokter sudah meresepkan metformin untuk pasien dengan penyakit ginjal. Ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association edisi 24/31 Desember.
"Banyak di lapangan tahu bahwa metformin dapat digunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki masalah ginjal ringan sampai sedang. Kebanyakan spesialis melakukan ini sepanjang waktu," jelas Inzucchi.
Para peneliti juga mengungkapkan bahwa temuan mereka signifikan karena banyak dokter berhenti meresepkan metformin begitu pasien mereka bertambah tua dan fungsi ginjal mereka mulai menurun.
"Apa yang selalu terjadi selanjutnya adalah diabetes mereka tidak terkendali. Obat lain mungkin bisa diganti, tapi biasanya bukan produk generik seperti metformin, jadi (obat) lebih mahal dan mungkin juga memiliki lebih banyak efek samping," ujar Inzucchi.
Inzucchi menunjukkan bahwa penelitian mereka tidak melibatkan pasien dengan penyakit ginjal parah. Selain itu, mereka juga menambahkan bahwa pasien dengan penyakit ginjal perlu dipantau lebih ketat jika menggunakan metformin. Dosis obat juga perlu disesuaikan, tergantung pada tingkat fungsi ginjal pasien.
Lihat Juga: Balita di Surabaya Dicekoki Obat Keras selama Setahun oleh Babysitter, Begini Kondisinya
Dilansir dari Medicinenet, Selasa (21/12/2021) metformin telah digunakan di Amerika Serikat sejak lama untuk membantu menurunkan kadar gula darah di antara orang-orang dengan diabetes tipe 2 .
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan bahwa orang dengan penyakit ginjal tidak boleh mengonsumsi obat tersebut karena dapat meningkatkan risiko kondisi serius yang disebut asidosis laktat.
Ini merupakan kondisi saat asam laktat menumpuk di aliran darah setelah kadar oksigen dalam tubuh habis. Sebuah penelitian pun mengevaluasi risiko yang terkait dengan metformin di antara orang-orang dengan penyakit ginjal ringan hingga sedang.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Silvio Inzucchi, seorang profesor kedokteran di Universitas Yale, menemukan bahwa pasien ini tidak berisiko lebih besar untuk asidosis laktat daripada orang yang tidak menggunakan obat.
Baca Juga
"Apa yang kami temukan adalah pada dasarnya tidak ada bukti bahwa ini berisiko. Obat itu bisa digunakan dengan aman, asalkan fungsi ginjal stabil dan tidak mengalami gangguan berat," kata Inzucchi yang juga Direktur Medis dari Yale Diabetes Center.
Meskipun ada peringatan, banyak dokter sudah meresepkan metformin untuk pasien dengan penyakit ginjal. Ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association edisi 24/31 Desember.
"Banyak di lapangan tahu bahwa metformin dapat digunakan dengan hati-hati pada pasien yang memiliki masalah ginjal ringan sampai sedang. Kebanyakan spesialis melakukan ini sepanjang waktu," jelas Inzucchi.
Para peneliti juga mengungkapkan bahwa temuan mereka signifikan karena banyak dokter berhenti meresepkan metformin begitu pasien mereka bertambah tua dan fungsi ginjal mereka mulai menurun.
"Apa yang selalu terjadi selanjutnya adalah diabetes mereka tidak terkendali. Obat lain mungkin bisa diganti, tapi biasanya bukan produk generik seperti metformin, jadi (obat) lebih mahal dan mungkin juga memiliki lebih banyak efek samping," ujar Inzucchi.
Inzucchi menunjukkan bahwa penelitian mereka tidak melibatkan pasien dengan penyakit ginjal parah. Selain itu, mereka juga menambahkan bahwa pasien dengan penyakit ginjal perlu dipantau lebih ketat jika menggunakan metformin. Dosis obat juga perlu disesuaikan, tergantung pada tingkat fungsi ginjal pasien.
Lihat Juga: Balita di Surabaya Dicekoki Obat Keras selama Setahun oleh Babysitter, Begini Kondisinya
(dra)