5 Film Indonesia Paling Kontroversial, Dikecam hingga Dilarang Tayang tapi Berprestasi

JAKARTA - Film Indonesia paling kontroversial beberapa di antaranya gagal menembus bioskop Tanah Air karena dilarang tayang. Namun di sisi lain, film-film tersebut tetap mampu berjaya di kancah internasional dengan meraih sejumlah nominasi penghargaan.

Sebagai sebuah penyajian realitas atau kreativitas dalam bentuk tontonan, film biasanya memiliki satu tema besar yang menjadi inti jalan cerita sekaligus pesan yang ingin disampaikan. Tak jarang suatu film mengangkat isu atau topik yang dianggap sensitif oleh sebagian besar masyarakat, namun sejatinya tayangan tersebut justru menyajikan tontonan yang berkualitas.



Hal ini juga dialami oleh beberapa film Indonesia berikut ini, di mana mereka dianggap kontroversial dan menuai kecaman hingga dilarang tayang karena satu permasalahan tertentu, namun di satu sisi karya tersebut justru menuai apresiasi positif di festival perfilman atau malah digemari penonton.

Lantas, film apa sajakah itu? Berikut lima daftarnya, yang dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/12/2021).

1. Pocong - 2006



Film horor yang mencoba mengangkat tentang asal mula hantu Pocong yang sangat legendaris di Indonesia ini sempat menuai polemik hingga dicekal oleh Lembaga Sensor Film (LSF) karena dua hal.

Yang pertama adalah adanya penggambaran kerusuhan Mei 1998 di mana terdapat adegan yang mengandung unsur SARA hingga pelecehan seksual yang brutal. Film ini juga tidak dapat ditayangkan di bioskop.

Namun begitu, jajaran sutradara dan produser Pocong tidak menyerah begitu saja. Mereka akhirnya ‘berdamai’ dengan mencoba mengemas film secara lebih halus dengan merilis Pocong 2, dan nyatanya film ini cukup disukai penonton di bioskop.

2. Prison and Paradise - 2010



Sebuah film dokumenter yang sempat menggegerkan publik karena dianggap menyebarkan propaganda yang dapat menyesatkan di dalam tayangannya.

Hal ini karena film besutan Daniel Rudi Haryanto itu mengangkat kisah tragedi Bom Bali namun dari perspektif kelompok teroris yang terlibat dalam insiden itu.

Menariknya, Prison and Paradise sempat masuk ke dalam nominasi Film Dokumenter Panjang Terbaik Piala Citra 2011. Namun, setelah LSF menyatakan film ini tidak lulus sensor, akhirnya nominasi tersebut dicabut.

3. Jagal - 2012



Isu tentang pembantaian massal 1965 akan selalu menjadi peristiwa yang dikenang oleh bangsa Indonesia serta menjadi satu luka dan trauma tersendiri. Sutradara Joshua Oppenheimer mencoba menyajikan kejadian tersebut ke dalam sebuah film yang diberi judul Jagal.

Karena dianggap sensitif dan menampilkan tontonan keji dan brutal, film ini dilarang tayang di bioskop Tanah Air. Namun begitu, film yang dalam bahasa Inggris berjudul The Act of Killing ini justru menuai banyak penghargaan internasional yang prestisius.

Film yang membawa sudut pandang anti-PKI ini berhasil menyabet penghargaan sebagai Film Dokumenter Terbaik dalam British Academy Film and Television Arts Awards 2013, hingga masuk nominasi Film Dokumenter Terbaik pada ajang Academy Awards atau Piala Oscar di tahun 2014.

4. Something In The Way - 2013



Film ini sudah terlihat kontroversial walau hanya melihat sinopsisnya. Something In The Way menceritakan tentang sosok pria seorang sopir taksi bernama Ahmad yang supel dan pekerja keras. Suatu ketika ia menghadapi intrik kehidupan yang sangat menguji iman serta hasrat biologis.

Diperankan oleh Reza Rahadian dan Ratu Felisha, film besutan sutradara Teddy Soeraatmadja ini dilarang tayang karena menyajikan adegan seksualitas dan konflik keimanan. Walau begitu, Something In The Way justru berhasil tayang di Berlin, Jerman.



5. Kucumbu Tubuh Indahku - 2018



Film satu ini paling menggegerkan publik Tanah Air karena dianggap sangat vulgar dan sensitif, di mana sampai muncul petisi dari sebagian kalangan yang meminta untuk memboikotnya.

Kucumbu Tubuh Indahku dianggap mempromosikan LGBT dengan menampilkan adegan homoseksualitas secara terang-terangan. Namun sesungguhnya, film besutan Garin Nugroho ini mengangkat realitas sosial yang lebih besar, yang berbicara tentang kaum marjinal dan adanya penghakiman sepihak.

Terbukti film ini sukses memenangkan sejumlah penghargaan prestisius untuk skala nasional dan bahkan internasional. Kucumbu Tubuh Indahku berhasil menyabet 8 Piala Citra sekaligus di ajang FFI tahun 2019 dan berjaya di sejumlah festival film internasional. Bahkan film ini mewakili Indonesia di ajang Piala Oscar 2020.