Kampanye Bijak Garam Gaungkan Pentingnya Jaga Asupan Sodium agar Terhindar dari Penyakit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari Gizi Nasional tahun ini mengangkat secara khusus tema pencegahan stunting dan obesitas. Kedua hal tersebut masih menjadi permasalahan dunia. Maka, penting bagi seluruh keluarga untuk memahaminya serta menerapkan pola makan teratur dan sehat dengan gizi seimbang.
Khusus untuk permasalahan obesitas, data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 21,8 persen masyarakat Indonesia mengalami kelebihan berat badan alias obesitas. Jika dibiarkan, diprediksi angka obesitas dapat mencapai 40 persen pada 2030, yang artinya hampir 1 dari 2 orang dewasa di Indonesia akan mengalami obesitas.
Kondisi ini harus segera ditangani karena obesitas dikaitkan dengan sejumlah penyakit seperti lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
“Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Salah satu kuncinya adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan,” ungkap dr. Rafael Nanda R, MKK dalam Health Talk & Virtual Tour yang diadakan oleh Ajinomoto Visitor Center pada Selasa (25/1/2022) lalu.
Garam memegang peranan penting dalam memberikan rasa lezat pada makanan. Garam juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Manfaat garam atau sodium adalah menjaga keseimbangan cairan di tubuh, dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot. Namun, makanan dengan kandungan garam yang tinggi cenderung membuat orang makan berlebih sehingga mengarah pada obesitas dan penyakit lain seperti hipertensi.
Selain itu, konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam darah. WHO menganjurkan batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh. Maka, penting untuk menjaga asupan garam agar tubuh tetap mendapatkan manfaatnya tanpa menimbulkan berbagai risiko penyakit.
Menyadari pentingnya diet garam bagi kesehatan, Ajinomoto memperkenalkan kampanye “Bijak Garam”.
Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya menjelaskan, kampanye “Bijak Garam” bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak.
"Salah satu faktor sulit mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar. Kampanye “Bijak Garam” ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang," papar Grant Senjaya melalui siaran pers belum lama ini.
Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG. Jadi, jika tetap ingin makanan yang dikonsumsi memiliki rasa yang enak, namun sekaligus ingin mengurangi garam, cara ini sangat cocok.
Kandungan sodium pada MSG hanya 1/3 dari kandungan sodium pada garam biasa, dan juga sudah banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu mengurangi asupan garam sekaligus menjaga kelezatan makanan.
"Pentingnya bijak dalam mengatur asupan garam kami gaungkan juga melalui www.dapurumami.com. Selain informasi mengenai pentingnya diet garam, kami juga membagikan tips cara membuat masakan rendah garam tetap enak dan bergizi, rubrik “Tanya Nutri Expert” agar konsumen dapat mengetahui informasi gizi langsung dari ahlinya dan “Jurnal Umami” yang menjadi sarana interaktif berbagi tips, resep, dan berbagai info kuliner," pungkasnya.
Khusus untuk permasalahan obesitas, data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 21,8 persen masyarakat Indonesia mengalami kelebihan berat badan alias obesitas. Jika dibiarkan, diprediksi angka obesitas dapat mencapai 40 persen pada 2030, yang artinya hampir 1 dari 2 orang dewasa di Indonesia akan mengalami obesitas.
Kondisi ini harus segera ditangani karena obesitas dikaitkan dengan sejumlah penyakit seperti lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
“Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Salah satu kuncinya adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan,” ungkap dr. Rafael Nanda R, MKK dalam Health Talk & Virtual Tour yang diadakan oleh Ajinomoto Visitor Center pada Selasa (25/1/2022) lalu.
Garam memegang peranan penting dalam memberikan rasa lezat pada makanan. Garam juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Manfaat garam atau sodium adalah menjaga keseimbangan cairan di tubuh, dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot. Namun, makanan dengan kandungan garam yang tinggi cenderung membuat orang makan berlebih sehingga mengarah pada obesitas dan penyakit lain seperti hipertensi.
Selain itu, konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam darah. WHO menganjurkan batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh. Maka, penting untuk menjaga asupan garam agar tubuh tetap mendapatkan manfaatnya tanpa menimbulkan berbagai risiko penyakit.
Menyadari pentingnya diet garam bagi kesehatan, Ajinomoto memperkenalkan kampanye “Bijak Garam”.
Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya menjelaskan, kampanye “Bijak Garam” bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak.
"Salah satu faktor sulit mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar. Kampanye “Bijak Garam” ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang," papar Grant Senjaya melalui siaran pers belum lama ini.
Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG. Jadi, jika tetap ingin makanan yang dikonsumsi memiliki rasa yang enak, namun sekaligus ingin mengurangi garam, cara ini sangat cocok.
Kandungan sodium pada MSG hanya 1/3 dari kandungan sodium pada garam biasa, dan juga sudah banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu mengurangi asupan garam sekaligus menjaga kelezatan makanan.
"Pentingnya bijak dalam mengatur asupan garam kami gaungkan juga melalui www.dapurumami.com. Selain informasi mengenai pentingnya diet garam, kami juga membagikan tips cara membuat masakan rendah garam tetap enak dan bergizi, rubrik “Tanya Nutri Expert” agar konsumen dapat mengetahui informasi gizi langsung dari ahlinya dan “Jurnal Umami” yang menjadi sarana interaktif berbagi tips, resep, dan berbagai info kuliner," pungkasnya.
(tsa)