Menyibak Keajaiban Allah SWT Bekerja, dalam Surah Al Kahfi (Bagian Ketiga)
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Cara Allah SWT bekerja memang sungguh luar biasa. Sejumlah kisah telah menjadi contoh bagaimana Allah telah merancang setiap kehidupan sedemikian rupa agar umatNya bertaqwa.
Salah satunya adalah kisah Nabi Musa dan Khidir yang ditorehkan dalam Surah Al Kahfi, sebagaimana kisah-kisah sebelumnya sebagai pedoman bagi umat Muslim dalam surah tersebut. Baca : Menyibak Keajaiban Allah SWT Bekerja, dalam Surah Al Kahfi
Pertemuan Nabi Musa 'alaihissalam (AS) dan Nabi Khidir AS adalah kisah luar biasa yang sarat hikmah. Allah menceritakannya dalam Alqur'an agar manusia mengambil iktibar betapa luasnya ilmu-Nya.
Kisah ini berawal ketika Nabi Musa AS bertemu dengan Nabi Khidir AS. Pertemuan tersebut merupakan teguran dari Allah SWT atas kelalaian Nabi Musa. Ketika itu Nabi Musa sedang bebicara di hadapan kaumnya dan mengatakan "Siapakah orang yang paling banyak ilmunya? Nabi Musa pun menjawab sendiri, 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya'."
Maka dari itu Allah mempertemukan Nabi Musa kepada orang yang mempunyai ilmu yang lebih lebih tinggi darinya, yaitu Nabi Khidir AS. Nabi Khidir pun memberikan syarat jika ingin belajar kepadanya.
Syaratnya hanya satu, selama berguru dengan Nabi Khidir, Nabi Musa harus bisa bersabar ketika melihat keanehan-keanehan yang akan terjadi. Melihat persyaratan yang tidak begitu sulit, akhirnya Nabi Musa pun mengikuti perkataan Nabi Khidir.
Baca Juga : Menyibak Keajaiban Allah SWT Bekerja, dalam Surah Al Kahfi (Bagian Kedua)
Ilmu yang diberikan Nabi Khidir kepada Nabi Musa merupakan contoh dari Ilmu Ma'rifat. Ketika sedang bersama, Nabi Musa melihat Nabi Khidir sedang melubangi kapal yang yang sebelumnya mereka tumpangi dengan gratis. Hasilnya kapal milik seorang nelayan itu bocor dan tidak bisa ditumpangi lagi.
Nabi Musa pun bertanya, "Kapal ini telah mengangkut kita tanpa meminta imbalan, tetapi kenapa engkau sengaja melubangi kapal mereka?"
Nabi Khidir pun menjawab, seperti yang terdapat pada Alquran Surat Al-Kahfi Ayat 72-73. "Bukankah aku telah berkata, sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa berkata janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku."
Salah satunya adalah kisah Nabi Musa dan Khidir yang ditorehkan dalam Surah Al Kahfi, sebagaimana kisah-kisah sebelumnya sebagai pedoman bagi umat Muslim dalam surah tersebut. Baca : Menyibak Keajaiban Allah SWT Bekerja, dalam Surah Al Kahfi
Pertemuan Nabi Musa 'alaihissalam (AS) dan Nabi Khidir AS adalah kisah luar biasa yang sarat hikmah. Allah menceritakannya dalam Alqur'an agar manusia mengambil iktibar betapa luasnya ilmu-Nya.
Kisah ini berawal ketika Nabi Musa AS bertemu dengan Nabi Khidir AS. Pertemuan tersebut merupakan teguran dari Allah SWT atas kelalaian Nabi Musa. Ketika itu Nabi Musa sedang bebicara di hadapan kaumnya dan mengatakan "Siapakah orang yang paling banyak ilmunya? Nabi Musa pun menjawab sendiri, 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya'."
Maka dari itu Allah mempertemukan Nabi Musa kepada orang yang mempunyai ilmu yang lebih lebih tinggi darinya, yaitu Nabi Khidir AS. Nabi Khidir pun memberikan syarat jika ingin belajar kepadanya.
Syaratnya hanya satu, selama berguru dengan Nabi Khidir, Nabi Musa harus bisa bersabar ketika melihat keanehan-keanehan yang akan terjadi. Melihat persyaratan yang tidak begitu sulit, akhirnya Nabi Musa pun mengikuti perkataan Nabi Khidir.
Baca Juga : Menyibak Keajaiban Allah SWT Bekerja, dalam Surah Al Kahfi (Bagian Kedua)
Ilmu yang diberikan Nabi Khidir kepada Nabi Musa merupakan contoh dari Ilmu Ma'rifat. Ketika sedang bersama, Nabi Musa melihat Nabi Khidir sedang melubangi kapal yang yang sebelumnya mereka tumpangi dengan gratis. Hasilnya kapal milik seorang nelayan itu bocor dan tidak bisa ditumpangi lagi.
Nabi Musa pun bertanya, "Kapal ini telah mengangkut kita tanpa meminta imbalan, tetapi kenapa engkau sengaja melubangi kapal mereka?"
Nabi Khidir pun menjawab, seperti yang terdapat pada Alquran Surat Al-Kahfi Ayat 72-73. "Bukankah aku telah berkata, sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa berkata janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku."