OBAT Apps Gandeng Kemendikbud Sosialisasi Hibah Penelitian Vokasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guna meningkatkan kemampuan dosen D3 Farmasi di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, OBAT Apps bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menggelar sosialisasi hibah penelitian dan pengabdian masyarakat tahun anggaran 2022.
“Tridharma perguruan tinggi adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, begitu amanat dari Standar Nasional Perguruan Tinggi.” ujar Prof. Saryono, salah satu narasumber dalam acara sosialisasi hibah penelitian dan pengabdian masyarakat yang digelar oleh OBAT Apps.
Menurutnya, dosen memiliki kewajiban untuk meneliti dan berdampak secara akademis, baik pengajaran maupun keilmuan, serta sosial dan ekonomi.
Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan secara daring tersebut diharap mampu merangsang iklim penelitian dan menatar kemampuan Dosen D3 Farmasi.
“Kami harap acara ini menjadi pijakan agar dosen bisa lebih berdaya melalui jaringan penelitian dan mengetahui sistem secara menyeluru dari proposal hingga hilirisasi produk,” papar Saiful Robbani, Chief Marketing Officer OBAT Apps.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Saryono dan Prof. Dr. Okid Parama Astirin, MS menyampaikan beberapa skema penelitian serta pengabdian masyarakat yang dapat dipantau lebih lanjut melalui laman SIMLITABMAS. Menurut data, 70% peneliti di Indonesia merupakan peneliti dasar dengan Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT I, II, dan III).
Sehingga pada taun 2022 ini, fokus utama adalah mendorong peneliti dasar agar naik tingkat menjadi peneliti terapan (TKT IV, V, dan VI), sedangkan penelitian terapan didorong untuk penelitian pengembangan yang bermuara pada hilirisasi produk dan siap diproduksi secara massal.
“Dorongan tersebut dilakukan agar penelitian bisa membantu memecahkan persoalan dan memberian nilai tambah ekonomi pada masyarakat.” ujar Saryono.
Penyusunan proposal penelitian dan pengabdian ini tentunya perlu disesuaikan dengan Rencana Induk Penelitian Nasional 2017-2045 yang mengusung tema green economy, blue economy, digital economy, pariwisata, serta kemandirian kesehatan.
“Tridharma perguruan tinggi adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, begitu amanat dari Standar Nasional Perguruan Tinggi.” ujar Prof. Saryono, salah satu narasumber dalam acara sosialisasi hibah penelitian dan pengabdian masyarakat yang digelar oleh OBAT Apps.
Menurutnya, dosen memiliki kewajiban untuk meneliti dan berdampak secara akademis, baik pengajaran maupun keilmuan, serta sosial dan ekonomi.
Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan secara daring tersebut diharap mampu merangsang iklim penelitian dan menatar kemampuan Dosen D3 Farmasi.
“Kami harap acara ini menjadi pijakan agar dosen bisa lebih berdaya melalui jaringan penelitian dan mengetahui sistem secara menyeluru dari proposal hingga hilirisasi produk,” papar Saiful Robbani, Chief Marketing Officer OBAT Apps.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Saryono dan Prof. Dr. Okid Parama Astirin, MS menyampaikan beberapa skema penelitian serta pengabdian masyarakat yang dapat dipantau lebih lanjut melalui laman SIMLITABMAS. Menurut data, 70% peneliti di Indonesia merupakan peneliti dasar dengan Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT I, II, dan III).
Sehingga pada taun 2022 ini, fokus utama adalah mendorong peneliti dasar agar naik tingkat menjadi peneliti terapan (TKT IV, V, dan VI), sedangkan penelitian terapan didorong untuk penelitian pengembangan yang bermuara pada hilirisasi produk dan siap diproduksi secara massal.
“Dorongan tersebut dilakukan agar penelitian bisa membantu memecahkan persoalan dan memberian nilai tambah ekonomi pada masyarakat.” ujar Saryono.
Penyusunan proposal penelitian dan pengabdian ini tentunya perlu disesuaikan dengan Rencana Induk Penelitian Nasional 2017-2045 yang mengusung tema green economy, blue economy, digital economy, pariwisata, serta kemandirian kesehatan.