Dukung Pariwisata Berkelanjutan, Wisatawan Dapat Kontrol Emisi Karbon lewat Platform Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sektor pariwisata tercatat sebagai penyumbang 8 persen emisi karbon dunia secara global. Data ini perlu disikapi serius oleh semua pihak, termasuk wisatawan.
Wisatawan yang mengunjungi suatu wilayah dinilai meninggalkan jejak emisi karbon yang tentunya akan berdampak buruk jika tidak dikendalikan dengan benar. Emisi karbon yang ditinggalkan mulai dari transportasi, belanja, dan makanan.
Saat ini wisatawan bisa melakukan aksi nyata untuk melindungi lingkungan dari pajanan emisi karbon perjalanan pariwisata dengan mengakses Jejak.in. Platform berbasis teknologi itu akan membaca berapa karbon yang Anda hasilkan selama berwisata.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Ungkap 5 Syarat Utama untuk Menjadi Desa Wisata
Dari data yang terkumpul, Anda bisa berkontribusi dengan menanam sejumlah pohon yang bisa diakses juga di platform tersebut. Ini memungkinkan wisatawan bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan dalam proses perjalanan wisatanya.
"Isu lingkungan dan perubahan iklim seperti ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat dalam hal ini para wisatawan," kata CEO Jejak.in, Afran Arlanda dalam webinar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (2/3/2022).
Memanfaatkan platform Jejak.in, lanjut Arfan, adalah salah satu bentuk usaha bagi masyarakat dalam upaya berkontribusi menyelamatkan lingkungan dan menjalankan pariwisata yang berkelanjutan.
Aksi nyata yang ditawarkan Jejak.in adalah menanam pohon. Pohon yang diakses oleh wisatawan nantinya akan ditanam di 3 lokasi pilot project sejauh ini, yaitu di Borobudur, Danau Toba, dan Labuan Bajo.
"Tapi, ke depannya kami tentu akan memperluas lagi area penanaman pohon dalam Jejak.in. Penerapan di area lain tentu akan sama dengan apa yang dilakukan di 3 lokasi yang sekarang sudah berjalan," kata Arfan.
Bicara soal nasib pohon yang ditanam wisatawan karena ikut terlibat dalam program ini, Arfan memastikan bahwa informasi soal update pohon akan disampaikan per 3 bulan sekali.
Baca juga: Angela Tanoesoedibjo: Kelestarian Lingkungan Aset Paling Berharga bagi Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
"Jadi, aksi yang dilakukan wisatawan itu benar-benar bisa dipantau di Jejak.in dan ini merupakan tanggung jawab kami sebagai perusahaan untuk seterbuka mungkin dengan wisatawan atas aksi baik untuk lingkungan yang mereka lakukan," pungkasnya.
Lihat Juga: Vision+ Dukung Kelas Humas Muda Vol. 2: Good Story, Good Brand, Raih Apresiasi Kemenparekraf
Wisatawan yang mengunjungi suatu wilayah dinilai meninggalkan jejak emisi karbon yang tentunya akan berdampak buruk jika tidak dikendalikan dengan benar. Emisi karbon yang ditinggalkan mulai dari transportasi, belanja, dan makanan.
Saat ini wisatawan bisa melakukan aksi nyata untuk melindungi lingkungan dari pajanan emisi karbon perjalanan pariwisata dengan mengakses Jejak.in. Platform berbasis teknologi itu akan membaca berapa karbon yang Anda hasilkan selama berwisata.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Ungkap 5 Syarat Utama untuk Menjadi Desa Wisata
Dari data yang terkumpul, Anda bisa berkontribusi dengan menanam sejumlah pohon yang bisa diakses juga di platform tersebut. Ini memungkinkan wisatawan bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan dalam proses perjalanan wisatanya.
"Isu lingkungan dan perubahan iklim seperti ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat dalam hal ini para wisatawan," kata CEO Jejak.in, Afran Arlanda dalam webinar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (2/3/2022).
Memanfaatkan platform Jejak.in, lanjut Arfan, adalah salah satu bentuk usaha bagi masyarakat dalam upaya berkontribusi menyelamatkan lingkungan dan menjalankan pariwisata yang berkelanjutan.
Aksi nyata yang ditawarkan Jejak.in adalah menanam pohon. Pohon yang diakses oleh wisatawan nantinya akan ditanam di 3 lokasi pilot project sejauh ini, yaitu di Borobudur, Danau Toba, dan Labuan Bajo.
"Tapi, ke depannya kami tentu akan memperluas lagi area penanaman pohon dalam Jejak.in. Penerapan di area lain tentu akan sama dengan apa yang dilakukan di 3 lokasi yang sekarang sudah berjalan," kata Arfan.
Bicara soal nasib pohon yang ditanam wisatawan karena ikut terlibat dalam program ini, Arfan memastikan bahwa informasi soal update pohon akan disampaikan per 3 bulan sekali.
Baca juga: Angela Tanoesoedibjo: Kelestarian Lingkungan Aset Paling Berharga bagi Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
"Jadi, aksi yang dilakukan wisatawan itu benar-benar bisa dipantau di Jejak.in dan ini merupakan tanggung jawab kami sebagai perusahaan untuk seterbuka mungkin dengan wisatawan atas aksi baik untuk lingkungan yang mereka lakukan," pungkasnya.
Lihat Juga: Vision+ Dukung Kelas Humas Muda Vol. 2: Good Story, Good Brand, Raih Apresiasi Kemenparekraf
(nug)