Ini Beragam Tantangan yang Mengiringi Penggarapan Series Katanya

Selasa, 15 Maret 2022 - 21:55 WIB
loading...
Ini Beragam Tantangan...
Digarap selama sekitar 2 tahun, CEO Cretivox, Lukman Benjamin Mulya membeberkan kendala yang dialami selama 2 tahun pengerjaan. / Foto: MPI/Rizky Pradita Ananda
A A A
JAKARTA - Vision+ kembali menghadirkan tontonan menarik bagi pemirsanya. Kali ini, Vision+ berkolaborasi dengan Cretivox Broadcasting Netwok menyajikan original series berjudul Katanya.

Series bergenre dokumenter ini mengangkat seputar mitos-mitos dan stigma yang kental di kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang sangat menarik untuk dibahas.

Tak main-main, series dokumenter Katanya ini sudah mulai digarap sejak 2020 sampai akhirnya bisa rilis dan disaksikan mulai pada hari ini, Selasa (15/3/2022).

Baca juga: Clarissa Tanoesoedibjo Ungkap Perbedaan Katanya dengan Series Dokumenter Lain

Digarap selama sekitar 2 tahun, CEO Cretivox, Lukman Benjamin Mulya membeberkan kendala yang dialami selama 2 tahun pengerjaan.

Pria yang akrab disapa Ben itu mengaku bahwa kondisi pandemi Covid-19 memang membuat proses penggarapan Katanya jadi lebih menantang. Contohnya, jadwal molor karena para kru seperti host dan sutradara terinfeksi Covid-19.

"PPKM naik turun, terus mestinya kita syuting hari pertama, Ben hostnya kena Covid-19. Lalu akhirnya jadwal mundur sampai dua minggu," kisah Benjamin saat ditemui usai Konferensi Pers Series Katanya di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (15/3/2022).

"Terus sutradaranya juga sempat kena Covid, memang sempat chaos. Tapi gue netapin waktu itu, at least pokoknya series Katanya ini awal tahun 2022 sudah bisa rilis, karena memang sudah ngaret dari jadwal," tambahnya.

Kendala syuting ternyata tidak berhenti sampai di situ. Secara teknis, Ben mengisahkan proses riset untuk produksi satu episode saja, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Pasalnya, para narasumber yang dipilih memang harus benar-benar kredibel dan berpengalaman di bidangnya.

Baca juga: Melalui Katanya, Clarissa Tanoesoedibjo Ajak Generasi Muda Tingkatkan Awareness

"Riset untuk satu episode itu panjang banget, kita harus pilih narsum yang tepat. Enggak bisa sembarangan, contoh untuk episode rumah tusuk sate. Kita pakai arsitek dan ahli fengshui, arsiteknya kita pilih yang memang pernah bikin rumah tusuk sate. Jadi memang harus legit dan punya pengalaman, jadi ya itu sih kendalanya secara teknis," tuturnya.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1843 seconds (0.1#10.140)