Twenty-Five Twenty-One Mendadak Ubah Genre, Pertanda Bakal Sad Ending?
loading...

Masa depan hubungan Hee-do dan Yi-jin masih misteri hingga saat ini, akankah berakhir menyedihkan? Foto/tvN
A
A
A
JAKARTA - Drama Korea Twenty-Five Twenty-One awalnya ditulis bergenre komedi romantis, tapi belakangan diubah menjadi melodrama.
Perubahan ini bisa dilihat kalau kamu mengetik "Twenty-Five Twenty One" di mesin pencari Google. Pada bagian paling atas, akan terlihat genre drama ini adalah melodrama, padahal awalnya tertulis rom-com (komedi romantis).
Perubahan ini pun membuat penonton drama ini, terutama yang berasal dari Korea Selatan, khawatir dengan akhir cerita Twenty-Five Twenty-One. Pasalnya, dalam budaya drama Korea , kisah melodrama identik dengan akhir cerita tragis atau menyedihkan.
Dalam buku South Korean Golden Age Melodrama: Gender, Genre, and National Cinema terbitan tahun 2005 dan diedit oleh Kathleen Anne McHugh, Kathleen McHugh, dan Nancy Abelmann, disebutkan bahwa ada perbedaan antara melodrama Korea dan Barat.
Dalam melodrama Korea, konsepnya terpaku pada "han", yaitu istilah untuk menggambarkan perasaan sedih, pahit, atau putus asa yang mendalam yang berasal dari penindasan atau ketidakadilan yang menumpuk dari waktu ke waktu dan terus dipendam.
Dalam melodrama Barat, meski karakter protagonisnya dihadapkan pada berbagai rintangan dan kepiluan hingga membuat emosi penonton terkuras, tapi mayoritas ceritanya berakhir bahagia demi memenuhi "american dream". Istilah ini umumnya dipakai untuk menggambarkan kesuksesan atau kebahagiaan sebagai orang Amerika.
Ini berbanding terbalik dengan melodrama Korea, saat karakter protagonisnya tidak pulih setelah mengalami "han". Saat sang karakter menyadari bahwa mereka telah kehilangan semuanya, mereka umumnya akan mencoba kembali ke masa lalu, mengenang kebahagiaan yang terjadi saat itu.
Selain itu, melodrama Korea juga menekankan pada hubungan keluarga, berbeda dengan melodrama Barat yang fokus pada kisah individu.
![Twenty-Five Twenty-One Mendadak Ubah Genre, Pertanda Bakal Sad Ending?]()
Foto: tvN
Perubahan ini bisa dilihat kalau kamu mengetik "Twenty-Five Twenty One" di mesin pencari Google. Pada bagian paling atas, akan terlihat genre drama ini adalah melodrama, padahal awalnya tertulis rom-com (komedi romantis).
Perubahan ini pun membuat penonton drama ini, terutama yang berasal dari Korea Selatan, khawatir dengan akhir cerita Twenty-Five Twenty-One. Pasalnya, dalam budaya drama Korea , kisah melodrama identik dengan akhir cerita tragis atau menyedihkan.
Dalam buku South Korean Golden Age Melodrama: Gender, Genre, and National Cinema terbitan tahun 2005 dan diedit oleh Kathleen Anne McHugh, Kathleen McHugh, dan Nancy Abelmann, disebutkan bahwa ada perbedaan antara melodrama Korea dan Barat.
Dalam melodrama Korea, konsepnya terpaku pada "han", yaitu istilah untuk menggambarkan perasaan sedih, pahit, atau putus asa yang mendalam yang berasal dari penindasan atau ketidakadilan yang menumpuk dari waktu ke waktu dan terus dipendam.
Dalam melodrama Barat, meski karakter protagonisnya dihadapkan pada berbagai rintangan dan kepiluan hingga membuat emosi penonton terkuras, tapi mayoritas ceritanya berakhir bahagia demi memenuhi "american dream". Istilah ini umumnya dipakai untuk menggambarkan kesuksesan atau kebahagiaan sebagai orang Amerika.
Ini berbanding terbalik dengan melodrama Korea, saat karakter protagonisnya tidak pulih setelah mengalami "han". Saat sang karakter menyadari bahwa mereka telah kehilangan semuanya, mereka umumnya akan mencoba kembali ke masa lalu, mengenang kebahagiaan yang terjadi saat itu.
Selain itu, melodrama Korea juga menekankan pada hubungan keluarga, berbeda dengan melodrama Barat yang fokus pada kisah individu.

Foto: tvN
Lihat Juga :