Krisis Moneter 1998 Nyaris Robohkan Bisnis Salon Rudy Hadisuwarno
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penata rambut kenamaan Tanah Air, Rudy Hadisuwarno menapaki kariernya sejak 1968. Namun, di tengah kegemilangannya, dia pernah juga terhantam badai krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998.
Jatuh bangun dalam membangun brand salon miliknya selama sekitar 54 tahun hingga bisa sesukses sekarang, digambarkan secara singkat oleh Rudy Hadisuwarno dalam gelaran March Festival 2022, ulang tahun MPI.
"Salah satu kendala terbesar, krisis moneter tahun 1998 di mana waktu itu kondisi sangat susah. Salon-salon yang awalnya dengan target market kelas A harus terpaksa kita ubah target marketnya di beberapa mall," beber Rudy dalam gelaran webinar March Festival 2022 MPI bertema 'Satu Inspirasi', Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Sebelum Sukses Jadi Maestro Hairstylist, Begini Perjuangan Rudy Hadisuwarno
Rudy tak pernah menyerah meski dihimpit situasi perekonomian yang sulit. Dia memutar otak bagaimana usaha salon dengan banyak karyawan di dalamnya tetap harus berjalan.
Rudy kemudian memutuskan untuk menurunkan level target marketnya dan menurunkan harga.
"Di beberapa mall saya ubah jadi salon yang lebih murah dengan label Salon Rudy by Rudy Hadisuwarno, tapi harganya seperempat dari harga salon Rudy Hadisuwarno. Hal ini sangat beresiko memang," ujarnya mengenang keputusannya kala itu.
Keputusan penuh risiko Rudy tak sia-sia, insting bisnisnya tersebut terbukti berhasil menyelamatkan bisnis salonnya di tengah situasi krisis ekonomi.
"Ini berisiko tapi faktanya ini sangat menolong, karena pelanggan yang mungkin awalnya tidak mampu jadi bisa mencoba dapat pelayanan ke Salon Rudy yang lebih terjangkau tapi dengan kualitas yang hampir sama," kata dia.
Baca juga: Khawatir Tertular Covid-19, Masyarakat Lebih Gemari Kegiatan Individu di Masa Pandemi
Kini, bisnis tata rias rambut dari Rudy Hadisuwarno baik itu salon pribadi, franchise atau pusat studi pelatihan sudah berkembang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah kurang lebih 100 salon.
Jatuh bangun dalam membangun brand salon miliknya selama sekitar 54 tahun hingga bisa sesukses sekarang, digambarkan secara singkat oleh Rudy Hadisuwarno dalam gelaran March Festival 2022, ulang tahun MPI.
"Salah satu kendala terbesar, krisis moneter tahun 1998 di mana waktu itu kondisi sangat susah. Salon-salon yang awalnya dengan target market kelas A harus terpaksa kita ubah target marketnya di beberapa mall," beber Rudy dalam gelaran webinar March Festival 2022 MPI bertema 'Satu Inspirasi', Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Sebelum Sukses Jadi Maestro Hairstylist, Begini Perjuangan Rudy Hadisuwarno
Rudy tak pernah menyerah meski dihimpit situasi perekonomian yang sulit. Dia memutar otak bagaimana usaha salon dengan banyak karyawan di dalamnya tetap harus berjalan.
Rudy kemudian memutuskan untuk menurunkan level target marketnya dan menurunkan harga.
"Di beberapa mall saya ubah jadi salon yang lebih murah dengan label Salon Rudy by Rudy Hadisuwarno, tapi harganya seperempat dari harga salon Rudy Hadisuwarno. Hal ini sangat beresiko memang," ujarnya mengenang keputusannya kala itu.
Keputusan penuh risiko Rudy tak sia-sia, insting bisnisnya tersebut terbukti berhasil menyelamatkan bisnis salonnya di tengah situasi krisis ekonomi.
"Ini berisiko tapi faktanya ini sangat menolong, karena pelanggan yang mungkin awalnya tidak mampu jadi bisa mencoba dapat pelayanan ke Salon Rudy yang lebih terjangkau tapi dengan kualitas yang hampir sama," kata dia.
Baca juga: Khawatir Tertular Covid-19, Masyarakat Lebih Gemari Kegiatan Individu di Masa Pandemi
Kini, bisnis tata rias rambut dari Rudy Hadisuwarno baik itu salon pribadi, franchise atau pusat studi pelatihan sudah berkembang tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah kurang lebih 100 salon.
(nug)