Makan Alpukat saat Sahur dan Berbuka Baik untuk Kesehatan Jantung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Alpukat sudah terbukti baik untuk kesehatan. Mengonsumsinya secara rutin di bulan puasa, saat sahur dan berbuka puasa, ternyata baik untuk kesehatan jantung . Tak hanya itu, risiko penyakit kardiovaskular pun menjadi lebih kecil.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association itu menjelaskan secara umum bahwa makan dua alpukat atau lebih per minggu bisa menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan jantung koroner.
Studi dilakukan dengan menganalisis data yang terkumpul dari Nurses' Health Study (68.000 wanita) dan dari Health Professionals Follow-up Study (41.000 pria). Semua data menjelaskan bahwa subjek penelitian tidak memiliki penyakit kanker, jantung koroner, dan stroke.
Diet dinilai menggunakan kuesioner pada awal studi. Setelahnya, kuesioner diberikan secara berkala setiap empat tahun sekali.
Sebanyak 14.274 kasus insiden penyakit kardiovaskular, termasuk 9.185 kejadian penyakit jantung koroner dan 5.290 stroke, didokumentasikan selama 30 tahun masa observasi.
Setelah menyesuaikan gaya hidup dan faktor diet lain, responden studi yang makan alpukat dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko 16% lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang tidak makan alpukat.
"Tidak ada hubungan signifikan yang ditemukan untuk stroke," terang hasil studi dilaporkan New York Post, dikutip Minggu (3/4/2022).
Diterangkan juga dalam hasil studi bahwa mengganti setengah porsi margarin, mentega, telur, yogurt, keju atau daging olahan per hari dengan jumlah alpukat yang setara dikaitkan dengan rendahnya risiko penyakit kardiovaskular 16% hingga 22%.
Dalam memperkirakan risiko penyakit kardiovaskular total ketika mengganti setengah porsi alpukat, para peneliti menulis bahwa alpukat tidak terkait dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner sama sekali.
"Meskipun kami mengamati risiko stroke jauh lebih tinggi ketika mengganti semua minyak nabati dengan alpukat, hasil ini mungkin disebabkan oleh faktor kebetulan karena beberapa makanan pengganti yang berbeda dan hasil yang telah kami periksa," catat peneliti.
Temuan itu, kata peneliti, penting untuk rekomendasi kesehatan masyarakat, terutama mengingat konsumsi alpukat telah meningkat tajam di Amerika Serikat selama 20 tahun terakhir.
"Studi kami memberikan bukti lebih lanjut bahwa asupan lemak tak jenuh yang bersumber dari tumbuhan dapat meningkatkan kualitas diet dan merupakan komponen penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular pada populasi umum," kata peneliti.
"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai dampak dan efektivitas asupan alpukat dalam mengurangi insiden penyakit kardiovaskular dan faktor risiko penyakit kardiovaskular," tambah peneliti.
Alpukat memiliki lemak sehat, tetapi mereka bukan makanan rendah kalori. Per satu buah alpukat secara umum memiliki antara 200 dan 300 kalori, tergantung ukurannya.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association itu menjelaskan secara umum bahwa makan dua alpukat atau lebih per minggu bisa menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan jantung koroner.
Studi dilakukan dengan menganalisis data yang terkumpul dari Nurses' Health Study (68.000 wanita) dan dari Health Professionals Follow-up Study (41.000 pria). Semua data menjelaskan bahwa subjek penelitian tidak memiliki penyakit kanker, jantung koroner, dan stroke.
Diet dinilai menggunakan kuesioner pada awal studi. Setelahnya, kuesioner diberikan secara berkala setiap empat tahun sekali.
Sebanyak 14.274 kasus insiden penyakit kardiovaskular, termasuk 9.185 kejadian penyakit jantung koroner dan 5.290 stroke, didokumentasikan selama 30 tahun masa observasi.
Setelah menyesuaikan gaya hidup dan faktor diet lain, responden studi yang makan alpukat dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko 16% lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21% lebih rendah terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang tidak makan alpukat.
"Tidak ada hubungan signifikan yang ditemukan untuk stroke," terang hasil studi dilaporkan New York Post, dikutip Minggu (3/4/2022).
Diterangkan juga dalam hasil studi bahwa mengganti setengah porsi margarin, mentega, telur, yogurt, keju atau daging olahan per hari dengan jumlah alpukat yang setara dikaitkan dengan rendahnya risiko penyakit kardiovaskular 16% hingga 22%.
Dalam memperkirakan risiko penyakit kardiovaskular total ketika mengganti setengah porsi alpukat, para peneliti menulis bahwa alpukat tidak terkait dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner sama sekali.
"Meskipun kami mengamati risiko stroke jauh lebih tinggi ketika mengganti semua minyak nabati dengan alpukat, hasil ini mungkin disebabkan oleh faktor kebetulan karena beberapa makanan pengganti yang berbeda dan hasil yang telah kami periksa," catat peneliti.
Temuan itu, kata peneliti, penting untuk rekomendasi kesehatan masyarakat, terutama mengingat konsumsi alpukat telah meningkat tajam di Amerika Serikat selama 20 tahun terakhir.
"Studi kami memberikan bukti lebih lanjut bahwa asupan lemak tak jenuh yang bersumber dari tumbuhan dapat meningkatkan kualitas diet dan merupakan komponen penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular pada populasi umum," kata peneliti.
"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai dampak dan efektivitas asupan alpukat dalam mengurangi insiden penyakit kardiovaskular dan faktor risiko penyakit kardiovaskular," tambah peneliti.
Alpukat memiliki lemak sehat, tetapi mereka bukan makanan rendah kalori. Per satu buah alpukat secara umum memiliki antara 200 dan 300 kalori, tergantung ukurannya.
(tsa)