Angklung Goyang Cowra Festival di New South Wales, Australia

Senin, 04 April 2022 - 22:02 WIB
loading...
Angklung Goyang Cowra...
Penari Indonesia tampil dalam Cowra Internasional Festival of Understanding pada 1-2 April 2022. Foto/Istimewa
A A A
CANBERRA - Deputy Chief of Mission (DCM) Mohammad Syarif Alatas mewakili KBRI Canberra didampingi Ghofar Ismail, Minister Counsellor Pensosbud, berpartisipasi dalam Cowra International Festival of Understanding pada 1-2 April 2022.

Walikota Cowra Bill West yang didampingi Wakil Walikota, para anggota Councillors, dan tokoh pemuda (Youth Ambassadors) hadir menyambut hangat kontribusi Indonesia yang akan menjadi Guest Nation pada Cowra Festival 2023. Dalam sambutannya, Walikota Cowra menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas keaktifan KBRI Indonesia untuk menjadi Guest Nation tahun depan.

"Saya berharap kerja sama dan people to people contact antara kedua negara makin erat melalui event ini," kata Bill West.

Pada sesi penampilan angklung interaktif, para hadirin yang berjumlah lebih dari 100 orang dengan antusias berpartisipasi dalam orkestra angklung memainkan lagu terkenal di Australia yaitu Waltzing Mathilda dan Can’t Help Falling in Love.

"Saya tidak sabar lagi menantikan Indonesia sebagai Guest Nation tahun 2023 nanti,” ungkap Burton, salah satu panitia festival yang antusias menyambut Indonesia.

Sebelumnya Indonesia pernah menjadi Guest Nation pada penyelenggaraan festival tahun 1972.

Selain angklung interaktif, Indonesia juga mempersembahkan Tari Lancang Kuning (Riau) dan Tari Kuda Lumping (Jateng) yang ditampilkan Borobudur Dance dari komunitas masyarakat Indonesia di Canberra. Penampilan Indonesia disambut meriah audience Cowra Festival yang mencapai 4.000 orang.

Pada rangkaian acara, DCM juga menghadiri penanaman pohon dan pemukulan Lonceng Perdamaian sebagai simbol persahabatan bersama Walikota dan Duta Besar Jepang untuk Australia yang menjadi Guest Nation Cowra Festival 2022. Di sela kegiatan, DCM juga berkesempatan berziarah ke Indonesian Graves di Cowra War Cemetery, dan Cowra Prison of War (POW) Camp pada masa PD II yang sekarang sudah dipugar menjadi tempat wisata sejarah.

Secara historis, tahanan perang asal Indonesia yang kemudian berubah status menjadi tahanan politik ditahan oleh tentara sekutu di Australia setelah dipindahkan dari Boven Digul pada masa perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan, 17 Agustus 1945. Jumlah tahanan Indonesia beserta keluarganya mencapai 1.200 orang.

Terdapat 13 makam orang Indonesia di sektor Indonesian Grave, Cowra. Makam ini kemudian direnovasi dan diresmikan oleh Duta Besar RI saat itu, Wiryono Sastrohandoyo, pada 18 November 1997.

Kehadiran Indonesia sebagai Guest Nation pada Cowra Festival tahun 2023 merupakan panggung yang sangat baik untuk mempromosikan Indonesia baik secara utuh meliputi perdagangan, investasi dan pariwisata. Selain itu, festival ini juga dapat dimanfaatkan untuk menggairahkan kembali pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing di Australia.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1756 seconds (0.1#10.140)