Berburu Lokasi Selfie di Cadas Kedung Djayub Banyumas
loading...
A
A
A
"Kami sudah mengajukan anggaran tahun 2020 ini untuk alokasi akses jalan dan jembatan tani di atas air terjun Kedung Djayub. Jembatan yang kami butuhkan adalah jembatan gantung sepanjang 40 meter dengan lebar satu setengah meter,” jelas Sisworo. (
)
Sebutan Kedung Djayub diambil dari nama tokoh masyarakat yang menjadi cerita turun-temurun warga setempat. Djayub saat itu adalah seorang panembahan atau junjungan yang dihormati warga sekitar. Untuk mengenangnya, maka warga sekitar menamakan lokasi terdalam di bawah air terjun dari Sungai Logawa di desa ini dengan Kedung Djayub.
Pada hari-hari biasa ada sekitar 20 orang pengunjung bersepeda hadir di lokasi ini. Sementara tiap Sabtu dan Minggu pengunjung bisa mencapai 50 orang lebih. Untuk masuk ke lokasi ini tidak dikenai biaya karena belum dikelola oleh pihak desa.
"Di sini saya hampir setiap hari melihat orang bawa sepeda turun melewati samping rumah saya menuju Kedung Djayub,” ujar Bu Nardjo (65), warga sekitar yang rumahnya berada tepat di samping Jalan Djayub.
“Saya sejak kecil tinggal di sini” pungkasnya.
Sebutan Kedung Djayub diambil dari nama tokoh masyarakat yang menjadi cerita turun-temurun warga setempat. Djayub saat itu adalah seorang panembahan atau junjungan yang dihormati warga sekitar. Untuk mengenangnya, maka warga sekitar menamakan lokasi terdalam di bawah air terjun dari Sungai Logawa di desa ini dengan Kedung Djayub.
Pada hari-hari biasa ada sekitar 20 orang pengunjung bersepeda hadir di lokasi ini. Sementara tiap Sabtu dan Minggu pengunjung bisa mencapai 50 orang lebih. Untuk masuk ke lokasi ini tidak dikenai biaya karena belum dikelola oleh pihak desa.
"Di sini saya hampir setiap hari melihat orang bawa sepeda turun melewati samping rumah saya menuju Kedung Djayub,” ujar Bu Nardjo (65), warga sekitar yang rumahnya berada tepat di samping Jalan Djayub.
“Saya sejak kecil tinggal di sini” pungkasnya.
(tsa)