Covid-19 Perlahan Menghilang, Ilmuwan Khawatir Umat Manusia Akan Terusik Virus Zika
loading...
A
A
A
Virus Zika dapat menyebar melalui kontak seksual, tapi kebanyakan kasus virus ditularkan paling umum dari nyamuk.
Kembali ke pembahasan bahwa virus Zika bisa jadi pandemi baru, para peneliti menemukan fakta yaitu virus ini bermutasi sangat cepat dan karakter virus tersebut pun menjadi lebih mudah menular antarmanusia.
"Karena mutasi, virus Zika kini mudah menular, lebih ganas dari versi sebelumnya, dan tahan terhadap kekebalan yang terbentuk dari infeksi sebelumnya," ungkap peneliti.
Lantas, seperti apa penelitian ilmuwan sampai akhirnya mengatakan bahwa virus Zika berpotensi besar jadi pandemi berikutnya?
Peneliti melakukan pengamatan virus Zika secara mendalam melalui mutasi gennya. Diketahui bahwa virus ini bermutasi cepat saat berpindah dari sel nyamuk ke sel tikus dan beradaptasi di tubuh tikus. Bahkan, paparan virus tetap terjadi ketika tubuh tikus pernah terinfeksi demam berdarah.
"Tikus yang kami paparkan demam berdarah ternyata tak mampu melawan mutasi virus Zika. Jika virus ini menyebar luas di masyarakat, risiko menjadi masalah besar amat mungkin terjadi," terang Prof Sujan Shresta, peneliti utama, kepada BBC.
Meski berisiko tinggi menyebar luas antarmanusia, Prof Shresta meyakini bahwa virus Zika tidak akan semasif Covid-19 efeknya pada manusia.
"Ini karena virus Zika lebih mudah menyebar karena gigitan nyamuk, bukan melalui udara seperti yang terjadi pada infeksi Covid-19," tambahnya.
Ahli Biologi William Haseltine pun sepaham dengan Prof Shresta bahwa virus Zika memang berbahaya jika sudah menginfeksi manusia, tapi penularannya tidak akan semudah Covid-19.
"Itu karena virus ini ditularkan paling umum lewat nyamuk, bukan manusia ke manusia," ujarnya.
Kembali ke pembahasan bahwa virus Zika bisa jadi pandemi baru, para peneliti menemukan fakta yaitu virus ini bermutasi sangat cepat dan karakter virus tersebut pun menjadi lebih mudah menular antarmanusia.
"Karena mutasi, virus Zika kini mudah menular, lebih ganas dari versi sebelumnya, dan tahan terhadap kekebalan yang terbentuk dari infeksi sebelumnya," ungkap peneliti.
Lantas, seperti apa penelitian ilmuwan sampai akhirnya mengatakan bahwa virus Zika berpotensi besar jadi pandemi berikutnya?
Peneliti melakukan pengamatan virus Zika secara mendalam melalui mutasi gennya. Diketahui bahwa virus ini bermutasi cepat saat berpindah dari sel nyamuk ke sel tikus dan beradaptasi di tubuh tikus. Bahkan, paparan virus tetap terjadi ketika tubuh tikus pernah terinfeksi demam berdarah.
"Tikus yang kami paparkan demam berdarah ternyata tak mampu melawan mutasi virus Zika. Jika virus ini menyebar luas di masyarakat, risiko menjadi masalah besar amat mungkin terjadi," terang Prof Sujan Shresta, peneliti utama, kepada BBC.
Meski berisiko tinggi menyebar luas antarmanusia, Prof Shresta meyakini bahwa virus Zika tidak akan semasif Covid-19 efeknya pada manusia.
"Ini karena virus Zika lebih mudah menyebar karena gigitan nyamuk, bukan melalui udara seperti yang terjadi pada infeksi Covid-19," tambahnya.
Ahli Biologi William Haseltine pun sepaham dengan Prof Shresta bahwa virus Zika memang berbahaya jika sudah menginfeksi manusia, tapi penularannya tidak akan semudah Covid-19.
"Itu karena virus ini ditularkan paling umum lewat nyamuk, bukan manusia ke manusia," ujarnya.