Butuh Penyesuaian, Begini Belanja Fashion saat New Normal
loading...
A
A
A
BERBELANJA pakaian pada masa new normal menjadi suatu hal yang membutuhkan banyak penyesuaian. Mekanisme kesehatan dan jaga jarak ditetapkan agar para pelanggan tetap aman dan nyaman saat berbelanja.
Menurut Head - Retail & Training Blackberrys Sorav Arora, secara global, dalam waktu dekat ini ritel fashion akan kembali membuka tokonya. Hal ini untuk menekan penurunan pendapatan industi fashion yang semakin memprihatinkan. “Tetapi tidak ada seorang pun di industri fashion dan barang mewah mengharapkan kembali ke bisnis seperti biasa karena situasi yang tidak memungkinkan,” ujar Arora, seperti dilansir dari indianretailer.com.
Arora menambahkan, ritel fashion di Barat dengan hati-hati dibuka kembali. Pengecer fashion di seluruh Amerika Utara dan Eropa bergabung dengan pembukaan global namun dengan mengikuti kontrol ketat kebersihan dan jaga jarak. (Baca: 5 Tips Merencanakan Liburan di Era Kenormalan Baru)
Satu minggu sebelum dibuka kembali di Prancis, Claudia D'Arpizio, mitra Bain & Company, mengatakan hal ini menjadi umpan balik yang cukup positif. "Terdapat pola yang mirip dengan China, yakni lalu lintas lebih rendah tetapi tingkat konversi lebih tinggi," ujar Arora.
Menurut Arora, secara global, mekanisme kontrol ketat kebersihan dan jaga jarak di ritel fashion hampir sama. “Masyarakat akan mulai kembali melakukan aktivitas mereka namun dengan mekanisme kesehatan dan tetap mengutamakan keselamatan agar tidak terpapar virus corona,” ujar Arora.
Arora menuturkan, pengunjung toko yang akan masuk wajib dicek suhunya terlebih dahulu oleh staf security menggunakan thermo gun. Menurut Arora, jika suhu tubuh melebihi suhu 37,5 derajat Celsius, maka disarankan untuk pulang atau tidak memasuki area gerai terlebih dahulu.
Beberapa staf toko juga akan meminta pelanggan untuk mengenakan masker dan menggunakan pembersih tangan saat masuk. Staf mungkin akan mengenakan masker dan sarung tangan, dan akan menggunakan pembersih tangan sebelum membantu setiap pelanggan. “Akan sering terlihat hand sanitizer ditempatkan di setiap toko untuk staf dan pelanggan,” ujar Arora.
Untuk kamar pas juga akan diberlakukan mekanisme baru. Jika kamar pas biasanya terbuka semua, kini hanya beberapa bilik yang akan terbuka untuk menjaga jarak sosial. Tak hanya itu, toko hanya menampung kapasitas 50 persen pelanggan. (Baca juga: Acar Bombai Merah Penambah Rasa Makanan)
Menurut Arora, jika melebihi kapasitas, maka pelanggan berikutnya akan menunggu di luar toko dengan jarak antrean sekitar 1 hingga 1,5 meter. “Akan ada pengaturan jumlah pelanggan yang keluar masuk gerai dengan cukup ketat,” ujar Arora.
Terdapat pula mekanisme pakaian dan sepatu yang dikarantina. Menurut Arora, pakaian dan sepatu yang telah dicoba pelanggan akan dikarantina hingga 72 jam sebelum dikembalikan ke etalase toko. “Proses yang sama akan berlaku untuk pengembalian online,” ujar Arora.
Menurut Head - Retail & Training Blackberrys Sorav Arora, secara global, dalam waktu dekat ini ritel fashion akan kembali membuka tokonya. Hal ini untuk menekan penurunan pendapatan industi fashion yang semakin memprihatinkan. “Tetapi tidak ada seorang pun di industri fashion dan barang mewah mengharapkan kembali ke bisnis seperti biasa karena situasi yang tidak memungkinkan,” ujar Arora, seperti dilansir dari indianretailer.com.
Arora menambahkan, ritel fashion di Barat dengan hati-hati dibuka kembali. Pengecer fashion di seluruh Amerika Utara dan Eropa bergabung dengan pembukaan global namun dengan mengikuti kontrol ketat kebersihan dan jaga jarak. (Baca: 5 Tips Merencanakan Liburan di Era Kenormalan Baru)
Satu minggu sebelum dibuka kembali di Prancis, Claudia D'Arpizio, mitra Bain & Company, mengatakan hal ini menjadi umpan balik yang cukup positif. "Terdapat pola yang mirip dengan China, yakni lalu lintas lebih rendah tetapi tingkat konversi lebih tinggi," ujar Arora.
Menurut Arora, secara global, mekanisme kontrol ketat kebersihan dan jaga jarak di ritel fashion hampir sama. “Masyarakat akan mulai kembali melakukan aktivitas mereka namun dengan mekanisme kesehatan dan tetap mengutamakan keselamatan agar tidak terpapar virus corona,” ujar Arora.
Arora menuturkan, pengunjung toko yang akan masuk wajib dicek suhunya terlebih dahulu oleh staf security menggunakan thermo gun. Menurut Arora, jika suhu tubuh melebihi suhu 37,5 derajat Celsius, maka disarankan untuk pulang atau tidak memasuki area gerai terlebih dahulu.
Beberapa staf toko juga akan meminta pelanggan untuk mengenakan masker dan menggunakan pembersih tangan saat masuk. Staf mungkin akan mengenakan masker dan sarung tangan, dan akan menggunakan pembersih tangan sebelum membantu setiap pelanggan. “Akan sering terlihat hand sanitizer ditempatkan di setiap toko untuk staf dan pelanggan,” ujar Arora.
Untuk kamar pas juga akan diberlakukan mekanisme baru. Jika kamar pas biasanya terbuka semua, kini hanya beberapa bilik yang akan terbuka untuk menjaga jarak sosial. Tak hanya itu, toko hanya menampung kapasitas 50 persen pelanggan. (Baca juga: Acar Bombai Merah Penambah Rasa Makanan)
Menurut Arora, jika melebihi kapasitas, maka pelanggan berikutnya akan menunggu di luar toko dengan jarak antrean sekitar 1 hingga 1,5 meter. “Akan ada pengaturan jumlah pelanggan yang keluar masuk gerai dengan cukup ketat,” ujar Arora.
Terdapat pula mekanisme pakaian dan sepatu yang dikarantina. Menurut Arora, pakaian dan sepatu yang telah dicoba pelanggan akan dikarantina hingga 72 jam sebelum dikembalikan ke etalase toko. “Proses yang sama akan berlaku untuk pengembalian online,” ujar Arora.