6 Tempat Bersejarah Terbengkalai di Dunia, Nomor 3 Bisa Bikin Nyawa Melayang
loading...
A
A
A
Benteng ini masih berdiri tegak di muara Sungai Thames Inggris, melindungi pulau itu dari ancaman masa lalu. Selama Perang Dunia II, benteng laut anti-pesawat menjaga negara itu, menembak jatuh pesawat Nazi dan menenggelamkan kapal selam.
Setelah dinonaktifkan pada 1950-an, mereka berfungsi sebagai pangkalan stasiun radio bajak laut pada era 60-an. Sekarang ditinggalkan, benteng itu mungkin akan menjadi hotel spa, tetapi rencana itu sekarang masih belum jelas.
6. Pulau Hashima, Jepang
Tidak mengherankan mengapa pulau beton dan baja ini dijuluki Pulau Hantu lantaran tidak ada yang tinggal di sini lagi. Juga disebut Pulau Kapal Perang karena bentuknya, tempat ini berdiri sebagai monumen industrialisasi Jepang yang pesat. Dengan lebih dari 5.000 orang memadati gedung apartemen bertingkat tinggi pada pertengahan abad ke-20, Hashima adalah salah satu tempat terpadat di dunia.
Sebagian besar dari mereka yang tinggal di sini adalah penambang batu bara dan keluarga mereka, meskipun tempat pulau itu dalam sejarah kontroversial karena juga merupakan tempat kerja paksa. Pada 1974, tambang ditutup, dan semua orang pergi.
Setelah dinonaktifkan pada 1950-an, mereka berfungsi sebagai pangkalan stasiun radio bajak laut pada era 60-an. Sekarang ditinggalkan, benteng itu mungkin akan menjadi hotel spa, tetapi rencana itu sekarang masih belum jelas.
6. Pulau Hashima, Jepang
Tidak mengherankan mengapa pulau beton dan baja ini dijuluki Pulau Hantu lantaran tidak ada yang tinggal di sini lagi. Juga disebut Pulau Kapal Perang karena bentuknya, tempat ini berdiri sebagai monumen industrialisasi Jepang yang pesat. Dengan lebih dari 5.000 orang memadati gedung apartemen bertingkat tinggi pada pertengahan abad ke-20, Hashima adalah salah satu tempat terpadat di dunia.
Sebagian besar dari mereka yang tinggal di sini adalah penambang batu bara dan keluarga mereka, meskipun tempat pulau itu dalam sejarah kontroversial karena juga merupakan tempat kerja paksa. Pada 1974, tambang ditutup, dan semua orang pergi.
(dra)