Kasusnya Terus Meningkat, Campak pada Anak-Anak Jadi Perhatian WHO dan UNICEF

Sabtu, 30 April 2022 - 19:27 WIB
loading...
Kasusnya Terus Meningkat, Campak pada Anak-Anak Jadi Perhatian WHO dan UNICEF
Kasus campak pada anak-anak yang mengalami lonjakan menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga kesejahteraan anak-anak UNICEF.. / Foto: ilustrasi/everydayhealth
A A A
JAKARTA - Kasus campak pada anak-anak yang mengalami lonjakan menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga kesejahteraan anak-anak UNICEF .

Perhatian tersebut tidak terlepas dari meningkatnya kasus campak pada anak hingga 79 persen dalam 2 bulan pertama di 2022 dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sepanjang Januari-Februari 2022, tercatat sekitar 17.338 kasus campak yang dilaporkan di seluruh dunia. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang 2 bulan pertama 2021 dengan 9.665 kasus.

Baca juga: Bukan Jadi Musisi, Ini Harapan Glenn Fredly Terkait Masa Depan sang Anak

Diketahui, sejumlah negara dengan wabah terbesar antara lain Somalia, Yaman, Nigeria, Afghanistan, dan Ethiopia.

Ada 21 wabah besar dalam 12 bulan terakhir, dari April 2021 hingga April 2022, dengan sebagian besar dilaporkan di Afrika dan kawasan Mediterania Timur. Jumlah tersebut kemungkinan akan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.

"Afrika mencatat peningkatan campak 400 persen menjadi lebih dari 17.000 kasus antara Januari dan Maret 2022," terang laporan Fox News, dikutip MNC Portal, Sabtu (30/4/2022).

Menurut WHO , peningkatan kasus ini adalah tanda yang mengkhawatirkan dari peningkatan risiko penyebaran penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan dapat memicu wabah yang lebih besar yang berdampak pada jutaan anak-anak.

WHO mencatat bahwa gangguan terkait pandemi Covid-19, ketidakadilan vaksin, dan pengalihan sumber daya dari imunisasi rutin membuat anak-anak tanpa perlindungan dari campak dan penyakit lain yang dapat dicegah dengan vaksin.

"Risiko semakin meningkat karena fokus pada mitigasi Covid-19 ataupun perpindahan karena konflik dan krisis," sebut laporan Fox News.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4802 seconds (0.1#10.140)