Semakin Menjanjikan, Profesi Makeup Artist Bisa Jadi Ladang Penghasilan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Makeup artist (MUA) kini telah menjadi profesi bergengsi yang sangat menjanjikan. Profesi yang dulunya sangat identik dengan perias salon ini sudah banyak berkembang di masyarakat.
Apalagi belakangan, industri MUA juga mulai beragam, dari makeup wedding dengan berbagai adat dan budaya Indonesia hingga dalam setiap acara, seperti wisuda. Dengan pangsa pasar yang demikian besar, profesi ini bisa menjadi andalan penghasilan bagi siapapun, termasuk generasi milenial.
Tidak mengherankan jika banyak karyawan atau lulusan akademisi yang akhirnya lebih memilih berkarier sebagai MUA. Bahkan, tak jarang dari mereka yang menjadikan profesi ini sebagai penghasilan tambahan, salah satunya Rani Ana.
Baca juga: Raline Shah Kenakan Baju dan Aksesori Senilai Rp2,5 Miliar di Festival Film Cannes 2022
Wanita yang menjadi MUA sejak 2014 ini mengatakan, jasa penata rias sudah banyak beredar di Indonesia, dan begitu menjanjikan. Saking menjanjikannya, makin hari peluangnya semakin bertambah.
"Sangat sangat sangat menjanjikan. Yang penting, pertama jangan money oriented dulu," kata Rani Ana dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Make Up Artist: Pilihan Profesi Milenial yang Menjanjikan di kanal YouTube Partai Perindo, Sabtu (28/5/2022).
Rani sendiri mulanya hanya melayani pelajar SMA yang membutuhkan jasanya di sebuah acara. Dari situ, dia justru ketagihan merias wajah seseorang. Di sisi lain, Rani juga merasa jasanya ini memiliki peluang besar untuk dijadikan bisnis.
Akhirnya, Rani pun mengambil kelas makeup untuk mengasah bakatnya. Selain itu, dia juga mengambil kursus khusus untuk mendapat sertifikasi sebagai MUA profesional. Tak main-main, kini Rani telah dipercaya mendandani artis hingga keluarga pejabat secara turun-temurun.
Lebih lanjut, Rani mengatakan, bagi milenial yang ingin menjalani profesi ini harus rajin belajar dan mengasah kemampuan setiap saat. Jika tidak, pasti akan tertinggal jauh dengan MUA lainnya.
"Sering-sering latihan. Terus, ikut kursus, ambil sertifikat, dan ikut kelas-kelas lain," kata dia.
Selain dibutuhkan niat dan tekad yang kuat, diperlukan juga ketekunan untuk melahirkan karya seni yang indah. Tak melulu belajar soal makeup, cara mengambil gambar, menata pencahayaan, hingga mengedit video pun perlu dipelajari.
Itu karena industri kreatif sekarang mulai merambah ke dunia digital lewat media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok hingga YouTube. Oleh karenanya, keterampilan dalam mengedit pun harus dimiliki untuk mendapat kepercayaan khalayak luas.
"Build connection. Paling penting, banyak mau belajar. Belajar enggak cuma makeup doang ya. Belajar foto, lighting, edit transisi, belajar handle client, branding, networking, itu juga perlu," ungkap Rani.
Tapi yang paling penting bagi pemula, lanjut Rani, jangan memikirkan keuntungan terlebih dahulu jika ingin menjadi MUA. Fokus untuk memperdalam dan memperbanyak ilmu. Dengan begitu, klien pun pasti akan datang dengan sendirinya.
Baca juga: Ini 5 Rekomendasi Jajanan Bali, Sandiaga Uno: Bisa Jadi Pengalaman Kuliner Delegasi GPDRR 2022
"Banyakin belajar, sharing apa yang kamu punya, personal brandingnya dikencengin, nanti uangnya akan datang sendiri," pungkasnya.
Apalagi belakangan, industri MUA juga mulai beragam, dari makeup wedding dengan berbagai adat dan budaya Indonesia hingga dalam setiap acara, seperti wisuda. Dengan pangsa pasar yang demikian besar, profesi ini bisa menjadi andalan penghasilan bagi siapapun, termasuk generasi milenial.
Tidak mengherankan jika banyak karyawan atau lulusan akademisi yang akhirnya lebih memilih berkarier sebagai MUA. Bahkan, tak jarang dari mereka yang menjadikan profesi ini sebagai penghasilan tambahan, salah satunya Rani Ana.
Baca juga: Raline Shah Kenakan Baju dan Aksesori Senilai Rp2,5 Miliar di Festival Film Cannes 2022
Wanita yang menjadi MUA sejak 2014 ini mengatakan, jasa penata rias sudah banyak beredar di Indonesia, dan begitu menjanjikan. Saking menjanjikannya, makin hari peluangnya semakin bertambah.
"Sangat sangat sangat menjanjikan. Yang penting, pertama jangan money oriented dulu," kata Rani Ana dalam Podcast Aksi Nyata bertajuk Make Up Artist: Pilihan Profesi Milenial yang Menjanjikan di kanal YouTube Partai Perindo, Sabtu (28/5/2022).
Rani sendiri mulanya hanya melayani pelajar SMA yang membutuhkan jasanya di sebuah acara. Dari situ, dia justru ketagihan merias wajah seseorang. Di sisi lain, Rani juga merasa jasanya ini memiliki peluang besar untuk dijadikan bisnis.
Akhirnya, Rani pun mengambil kelas makeup untuk mengasah bakatnya. Selain itu, dia juga mengambil kursus khusus untuk mendapat sertifikasi sebagai MUA profesional. Tak main-main, kini Rani telah dipercaya mendandani artis hingga keluarga pejabat secara turun-temurun.
Lebih lanjut, Rani mengatakan, bagi milenial yang ingin menjalani profesi ini harus rajin belajar dan mengasah kemampuan setiap saat. Jika tidak, pasti akan tertinggal jauh dengan MUA lainnya.
"Sering-sering latihan. Terus, ikut kursus, ambil sertifikat, dan ikut kelas-kelas lain," kata dia.
Selain dibutuhkan niat dan tekad yang kuat, diperlukan juga ketekunan untuk melahirkan karya seni yang indah. Tak melulu belajar soal makeup, cara mengambil gambar, menata pencahayaan, hingga mengedit video pun perlu dipelajari.
Itu karena industri kreatif sekarang mulai merambah ke dunia digital lewat media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok hingga YouTube. Oleh karenanya, keterampilan dalam mengedit pun harus dimiliki untuk mendapat kepercayaan khalayak luas.
"Build connection. Paling penting, banyak mau belajar. Belajar enggak cuma makeup doang ya. Belajar foto, lighting, edit transisi, belajar handle client, branding, networking, itu juga perlu," ungkap Rani.
Tapi yang paling penting bagi pemula, lanjut Rani, jangan memikirkan keuntungan terlebih dahulu jika ingin menjadi MUA. Fokus untuk memperdalam dan memperbanyak ilmu. Dengan begitu, klien pun pasti akan datang dengan sendirinya.
Baca juga: Ini 5 Rekomendasi Jajanan Bali, Sandiaga Uno: Bisa Jadi Pengalaman Kuliner Delegasi GPDRR 2022
"Banyakin belajar, sharing apa yang kamu punya, personal brandingnya dikencengin, nanti uangnya akan datang sendiri," pungkasnya.
(nug)