Cerita Mistis Noni Belanda Penunggu Toko Merah Kota Tua Viral, Netizen: Coming Soon in Cinema
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belanda mendadak jadi trending topic di Twitter. Pasalnya, ada salah satu netizen yang mengaku bertemu sosok Noni Belanda di Toko Merah, Kota Tua Jakarta. Toko Merah sendiri merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda yang didirikan pada 1730.
Nama Toko Merah berdasarkan salah satu fungsinya yakni sebagai sebuah toko milik warga Tionghoa, Oey Liauw Kong sejak pertengahan abad ke-19 untuk jangka waktu yang cukup lama. Nama tersebut juga didasarkan pada warna tembok depan bangunan yang bercat merah hati.
Namun, ada juga yang mengatakan bahwa nama Toko Merah diambil setelah peristiwa Geger Pecinan yang pada saat itu banyak mayat orang Tionghoa bertebaran di Kali Besar sehingga permukaan air menjadi warna merah. Seperti thread yang ditulis oleh akun Twitter @araskyy18.
Ara mengaku kerap bersentuhan dan berbicara dengan sosok yang tak kasat masa sejak kecil. Diceritakan, mulanya Ara sedang berjalan-jalan di Kota Tua Jakarta. Kemudian, langkahnya terhenti di bangunan tua Toko Merah tersebut. Di sana, Ara melihat sosok Noni Belanda yang cantik, namun di sisi lain sosok tersebut juga tampak menyeramkan.
Sosok Noni Belanda itu memaksa Ara untuk mendengarkan kisahnya. Bahkan, sempat berteriak kencang seperti sedang mencaci maki, namun dalam bahasa Belanda yang tidak dimengerti Ara. Tak lama kemudian, sosok itu mengajak Ara untuk melihat kejadian di masa lampau lewat retrokognisi.
"Dalam retrokognisi, ada seorang pria memanggil dia dengan sebutan Maria Van (nah belakangnya ini aku gak terlalu tahu cara penulisannya). Dia wanita yang keras. Pro keadilan. Menurutnya, orang2 etnis Tionghoa tidak bersalah," cuit Ara dalam thread, dikutip Rabu (8/6/2022).
Sosok Noni Belanda bernama Maria itu dikatakan cukup terkenal pada abad ke-17. Terlebih, kata Ara, sosok itu berasal dari kalangan 'berada'. Namun, VOC mendadak mengalami penurunan kas pada masa tersebut. Karena kaum Belanda khawatir keberadaannya tergeser, mereka pun mulai memonopoli kaum Tionghoa.
Lebih lanjut, Ara mengatakan jika kaum etnis Tionghoa yang bekerja sebagai buruh dan tak memiliki uang merasa sangat takut. Hingga akhirnya mereka berkumpul di suatu tempat untuk melakukan diskusi. Pada saat itulah, kaum etnis Tionghoa memutuskan untuk berontak dengan membunuh beberapa serdadu belanda.
Ternyata, kata Ara, penguasa Belanda marah besar hingga menyeruakan serdadunya untuk menghabisi orang Tionghoa, tanpa melihat Latar belakangnya. Melihat kejadian itu, Maria pun berteriak-teriak kepada serdadu Belanda untuk menghentikan peperangan itu. Tentu saja teriakannya itu dihiraukan. Parahnya lagi, kata Ara, Maria justru diseret paksa dengan kekerasan bangsanya sendiri.
"Wajah Maria diinjak-injak, tubuhnya habis ikut terseret dalam penyiksaan. Maria teriak teriak pun gak ada yg hiraukan. Sedangkan, orangtua Maria ini gak tahu anaknya dateng ke tempat ini," lanjut cuitan Ara.
Tragedi inilah, kata Ara, yang membuat bangunan itu bergelimangan darah hingga akhirnya disebut sebagai Taka Merah atau Toko Merah. Tak hanya di depan bangunan, darah-darah itu terus bercucuran di sekitar kali bak lautan darah.
Setelah selesai berkunjung ke Toko Merah, Ara mengambil potret di depan sebuah jendela besar. Dikatakan, sosok Noni Belanda itu juga ikut berfoto di belakangnya. Potret itu lantas diunggah Ara dalam thread sebagai bukti sekaligus memperkuat kisah pengalamannya bertemu Noni Belanda.
Belum berhenti di sana, Ara menjanjikan para pengikutnya akan melanjutkan thread Maria beberapa hari ke depan. Saat ini, dia mengaku sedang mendekatkan diri pada Maria.
Thread Ara lantas viral hingga dibanjiri beragam reaksi netizen. Banyak yang penasaran dengan kisah selanjutnya, tetapi tak sedikit pula yang mengaku tak percaya dengan kisahnya. Bahkan, salah satu netizen menunjukkan bukti jika potret sosok Noni Belanda yang dikatakan Ara hanyalah pantulan awan dari jendela.
"Alasan utama mengapa saya tidak percaya cerita seram seram adalah..... ngawur. Segitu awannya awannya mba," tulis sam****.
"Sama. Kadang klo diceritain begini begtu ya dengerin aja, ngehormatin yg cerita. Padahal di dalem hati mah nyeletuk, 'Orang udah mati ya mati, ogah gw dikibulin jin,'" sahut lpb****.
Terlebih, Ara sendiri mengaku tak bisa berbahasa Belanda. Banyak pula netizen menyebut thread kisah Maria ini akan segera dijadikan film, seperti thread KKN di Desa Penari yang kini sukses menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia.
"Ga ngerti ngomong apaan bahasa belanda, tapi ceritanya bagus bgt, gimana dah??" tulis anak****.
"Kalo dia bisa bahasa Belanda baru orang percaya sihhh kaya yaudah lah semangat," cuit neo****.
"Hebat kak gabisa bahasa Belanda tapi ngerti ceritanya sampe dijadiin thread," kata moe****.
"'NONI BELANDA DI TOKO MERAH' coming soon in cinema," tulis oreo****.
Nama Toko Merah berdasarkan salah satu fungsinya yakni sebagai sebuah toko milik warga Tionghoa, Oey Liauw Kong sejak pertengahan abad ke-19 untuk jangka waktu yang cukup lama. Nama tersebut juga didasarkan pada warna tembok depan bangunan yang bercat merah hati.
Namun, ada juga yang mengatakan bahwa nama Toko Merah diambil setelah peristiwa Geger Pecinan yang pada saat itu banyak mayat orang Tionghoa bertebaran di Kali Besar sehingga permukaan air menjadi warna merah. Seperti thread yang ditulis oleh akun Twitter @araskyy18.
Ara mengaku kerap bersentuhan dan berbicara dengan sosok yang tak kasat masa sejak kecil. Diceritakan, mulanya Ara sedang berjalan-jalan di Kota Tua Jakarta. Kemudian, langkahnya terhenti di bangunan tua Toko Merah tersebut. Di sana, Ara melihat sosok Noni Belanda yang cantik, namun di sisi lain sosok tersebut juga tampak menyeramkan.
Sosok Noni Belanda itu memaksa Ara untuk mendengarkan kisahnya. Bahkan, sempat berteriak kencang seperti sedang mencaci maki, namun dalam bahasa Belanda yang tidak dimengerti Ara. Tak lama kemudian, sosok itu mengajak Ara untuk melihat kejadian di masa lampau lewat retrokognisi.
"Dalam retrokognisi, ada seorang pria memanggil dia dengan sebutan Maria Van (nah belakangnya ini aku gak terlalu tahu cara penulisannya). Dia wanita yang keras. Pro keadilan. Menurutnya, orang2 etnis Tionghoa tidak bersalah," cuit Ara dalam thread, dikutip Rabu (8/6/2022).
Sosok Noni Belanda bernama Maria itu dikatakan cukup terkenal pada abad ke-17. Terlebih, kata Ara, sosok itu berasal dari kalangan 'berada'. Namun, VOC mendadak mengalami penurunan kas pada masa tersebut. Karena kaum Belanda khawatir keberadaannya tergeser, mereka pun mulai memonopoli kaum Tionghoa.
Lebih lanjut, Ara mengatakan jika kaum etnis Tionghoa yang bekerja sebagai buruh dan tak memiliki uang merasa sangat takut. Hingga akhirnya mereka berkumpul di suatu tempat untuk melakukan diskusi. Pada saat itulah, kaum etnis Tionghoa memutuskan untuk berontak dengan membunuh beberapa serdadu belanda.
Ternyata, kata Ara, penguasa Belanda marah besar hingga menyeruakan serdadunya untuk menghabisi orang Tionghoa, tanpa melihat Latar belakangnya. Melihat kejadian itu, Maria pun berteriak-teriak kepada serdadu Belanda untuk menghentikan peperangan itu. Tentu saja teriakannya itu dihiraukan. Parahnya lagi, kata Ara, Maria justru diseret paksa dengan kekerasan bangsanya sendiri.
"Wajah Maria diinjak-injak, tubuhnya habis ikut terseret dalam penyiksaan. Maria teriak teriak pun gak ada yg hiraukan. Sedangkan, orangtua Maria ini gak tahu anaknya dateng ke tempat ini," lanjut cuitan Ara.
Tragedi inilah, kata Ara, yang membuat bangunan itu bergelimangan darah hingga akhirnya disebut sebagai Taka Merah atau Toko Merah. Tak hanya di depan bangunan, darah-darah itu terus bercucuran di sekitar kali bak lautan darah.
Setelah selesai berkunjung ke Toko Merah, Ara mengambil potret di depan sebuah jendela besar. Dikatakan, sosok Noni Belanda itu juga ikut berfoto di belakangnya. Potret itu lantas diunggah Ara dalam thread sebagai bukti sekaligus memperkuat kisah pengalamannya bertemu Noni Belanda.
Belum berhenti di sana, Ara menjanjikan para pengikutnya akan melanjutkan thread Maria beberapa hari ke depan. Saat ini, dia mengaku sedang mendekatkan diri pada Maria.
Thread Ara lantas viral hingga dibanjiri beragam reaksi netizen. Banyak yang penasaran dengan kisah selanjutnya, tetapi tak sedikit pula yang mengaku tak percaya dengan kisahnya. Bahkan, salah satu netizen menunjukkan bukti jika potret sosok Noni Belanda yang dikatakan Ara hanyalah pantulan awan dari jendela.
"Alasan utama mengapa saya tidak percaya cerita seram seram adalah..... ngawur. Segitu awannya awannya mba," tulis sam****.
"Sama. Kadang klo diceritain begini begtu ya dengerin aja, ngehormatin yg cerita. Padahal di dalem hati mah nyeletuk, 'Orang udah mati ya mati, ogah gw dikibulin jin,'" sahut lpb****.
Terlebih, Ara sendiri mengaku tak bisa berbahasa Belanda. Banyak pula netizen menyebut thread kisah Maria ini akan segera dijadikan film, seperti thread KKN di Desa Penari yang kini sukses menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia.
"Ga ngerti ngomong apaan bahasa belanda, tapi ceritanya bagus bgt, gimana dah??" tulis anak****.
"Kalo dia bisa bahasa Belanda baru orang percaya sihhh kaya yaudah lah semangat," cuit neo****.
"Hebat kak gabisa bahasa Belanda tapi ngerti ceritanya sampe dijadiin thread," kata moe****.
"'NONI BELANDA DI TOKO MERAH' coming soon in cinema," tulis oreo****.
(tsa)