GERD Bisa Disebabkan Kurang Tidur, Begini Cara Mengatasinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meski tampak sepele, kurang tidur tidak bisa dibiarkan. Pasalnya, kurang tidur dapat menjadi penyebab GERD atau gastroesophageal reflux disease.
Benarkah anggapan itu? Bagaimana mungkin kurang tidur bisa menyebabkan penyakit asam lambung tersebut? Yuk, cari tahu kebenarannya!
Kaitan tentang kurang tidur dengan penyakit GERD telah diteliti oleh ilmuwan dari Michigan Medicine. Spesialis esofagus di Michigan Medicine dan dosen klinis di University of Michigan, Joan Chen, M.D., M.S., bersama rekan-rekannya memantau pola tidur 101 pasien dengan gejala refluks asam lambung.
Para peneliti menggunakan perangkat seperti jam tangan untuk mengukur kualitas tidur berdasarkan frekuensi gerakan lengan.
Setiap pasien juga dipasangkan kateter khusus melalui hidung yang terkoneksi ke dalam saluran pencernaan. Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat keasaman (pH) di kerongkongan selama 24 jam. Para pasien yang mengikuti penelitian tersebut juga diminta untuk mengisi kuesioner terkait kondisi kesehatannya.
Temuan awal penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur yang buruk dan kemungkinan mengalami refluks. Riset tersebut menemukan, kurang tidur dapat memicu gejala GERD. Sebaliknya, gejala GERD bisa membuat penderita kesulitan tidur di malam hari.
Baca Juga: Penyebab Asam Lambung Sering Kambuh di Malam Hari
“Saat tidur, tubuh punya kesempatan untuk bekerja memperbaiki diri. Saat tidur pun, lambung tetap mengeluarkan atau memproduksi asam dalam jumlah tertentu,” kata dr. Devia Irine Putri, setuju dengan temuan pada penelitian.
“Apabila kurang tidur, hal ini dapat mengganggu ritme tubuh. Ditambah pula jika memiliki kebiasaan makan atau ngemil di malam hari, maka produksi asam lambung pun bisa bertambah,” sambungnya.
Selain itu, lanjut dr. Devia, langsung berbaring setelah makan juga dapat memicu naiknya asam lambung ke arah kerongkongan. Hal ini dapat mengakibatkan kurang tidur.
Gangguan tidur maupun GERD tidak boleh diabaikan. GERD dapat meningkatkan risiko cedera asam kronis pada kerongkongan. Keadaan tersebut dapat menyebabkan perubahan jaringan kerongkongan, yaitu kondisi yang dikenal sebagai Barrett Esophagus. Jika sudah demikian, Anda lebih berisiko mengalami kanker kerongkongan.
Benarkah anggapan itu? Bagaimana mungkin kurang tidur bisa menyebabkan penyakit asam lambung tersebut? Yuk, cari tahu kebenarannya!
Kaitan tentang kurang tidur dengan penyakit GERD telah diteliti oleh ilmuwan dari Michigan Medicine. Spesialis esofagus di Michigan Medicine dan dosen klinis di University of Michigan, Joan Chen, M.D., M.S., bersama rekan-rekannya memantau pola tidur 101 pasien dengan gejala refluks asam lambung.
Para peneliti menggunakan perangkat seperti jam tangan untuk mengukur kualitas tidur berdasarkan frekuensi gerakan lengan.
Setiap pasien juga dipasangkan kateter khusus melalui hidung yang terkoneksi ke dalam saluran pencernaan. Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat keasaman (pH) di kerongkongan selama 24 jam. Para pasien yang mengikuti penelitian tersebut juga diminta untuk mengisi kuesioner terkait kondisi kesehatannya.
Temuan awal penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur yang buruk dan kemungkinan mengalami refluks. Riset tersebut menemukan, kurang tidur dapat memicu gejala GERD. Sebaliknya, gejala GERD bisa membuat penderita kesulitan tidur di malam hari.
Baca Juga: Penyebab Asam Lambung Sering Kambuh di Malam Hari
“Saat tidur, tubuh punya kesempatan untuk bekerja memperbaiki diri. Saat tidur pun, lambung tetap mengeluarkan atau memproduksi asam dalam jumlah tertentu,” kata dr. Devia Irine Putri, setuju dengan temuan pada penelitian.
“Apabila kurang tidur, hal ini dapat mengganggu ritme tubuh. Ditambah pula jika memiliki kebiasaan makan atau ngemil di malam hari, maka produksi asam lambung pun bisa bertambah,” sambungnya.
Selain itu, lanjut dr. Devia, langsung berbaring setelah makan juga dapat memicu naiknya asam lambung ke arah kerongkongan. Hal ini dapat mengakibatkan kurang tidur.
Gangguan tidur maupun GERD tidak boleh diabaikan. GERD dapat meningkatkan risiko cedera asam kronis pada kerongkongan. Keadaan tersebut dapat menyebabkan perubahan jaringan kerongkongan, yaitu kondisi yang dikenal sebagai Barrett Esophagus. Jika sudah demikian, Anda lebih berisiko mengalami kanker kerongkongan.