Tiga Aspek Ini Kunci Bangkitkan Pariwisata di Tengah Pandemi Covid-19

Kamis, 25 Juni 2020 - 02:42 WIB
loading...
Tiga Aspek Ini Kunci Bangkitkan Pariwisata di Tengah Pandemi Covid-19
Kunci keberhasilan dalam membangkitkan kembali gairah pariwisata pada situasi pandemi Covid-19, harus memperhatikan tiga aspek utama. / Foto: ilustrasi/SINDOnews/Isra Triansyah
A A A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, mengemukakan bahwa kunci keberhasilan dalam membangkitkan kembali gairah pariwisata pada situasi pandemi harus memperhatikan tiga aspek utama, yakni rasa aman, sehat dan nyaman.

(Baca juga: Sah! Ini Acuan Protokol Kesehatan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif )

Bagi Menteri Parekraf RI, Wishnutama Kusubandio, tiga aspek tersebut yang kemudian menjadi tolak ukur kepercayaan para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara terhadap sebuah destinasi wisata di tengah pandemi.

"Pariwisata ini adalah sektor yang sangat bergantung pada kepercayaan wisatawan domestik maupun internasional, dalam memberikan rasa aman, sehat dan nyaman," kata Wishnutama dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, baru-baru ini.

Oleh sebab itu, dia meminta agar semua pemangku kepentingan di daerah, pelaku usaha wisata maupun komunitas pariwisata dapat menerapkan protokol kesehatan menjadi kebiasaan baru dan sebagai prasyarat dalam menyongsong dibukanya kembali sektor pariwisata di Indonesia. "Kita harus dapat membangun kepercayaan ini, agar pariwisata dapat bangkit kembali," ujar Wishnutama.

(Baca juga: Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan Akan Bangun Citra Positif Wisata )

Dalam hal ini, Wishnutama juga menegaskan bahwa protokol kesehatan menjadi mutlak. Sehingga tujuan utama dibukanya kembali sektor pariwisata aman Covid-19 dapat tercapai dan kepercayaan yang telah dibangun tidak menjadi sia-sia. Sebab, membangun kepercayaan dinilai butuh waktu yang lama dan usaha yang keras.

"Jangan sampai dalam pelaksanaanya nanti, malah terjadi peningkatan kasus baru. Karena memperbaiki protokol bisa sehari dua hari saja. Tetapi mengembalikan rasa percaya itu butuh waktu yang cukup lama," kata Wishnutama.

Lebih lanjut, Wishnutama mengingatkan bahwa apabila pelaksanaan protokol kesehatan tidak dapat diterapkan secara maksimal dan muncul kasus Covid-19 baru, maka hal itu tentunya akan sangat mengancam eksistensi perekonomian di bidang pariwisata itu sendiri.

"Jika kita tidak hati-hati dan disiplin pada pelaksanaannya, dampak ekonominya bisa lebih buruk nantinya bagi sektor pariwisata," ungkapnya.

(Baca juga: 6 Bidang Usaha Pariwisata Akan Jadi Uji Coba Protokol Tatanan Hidup Baru )

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo telah merestui pembukaan beberapa kawasan pariwisata secara bertahap. Hal ini sebagai bagian dari dimulainya aktivitas berbasis ekosistem dan konservasi dengan tingkat risiko Covid-19 paling ringan.

Pembukaan kawasan wisata tersebut didasari dengan pertimbangan keinginan masyarakat, yang diiringi dengan persiapan-persiapan secara terukur dan terus menerus oleh pemerintah pusat bersama-sama pemerintah daerah.

Menurut Doni, salah satu syarat kawasan pariwisata alam yang diizinkan untuk dibuka adalah berada di Kabupaten atau Kota dalam zona hijau dan atau zona kuning. Untuk zona lain akan diatur sesuai dengan kesiapan daerah dan pengelola kawasan. Dalam hal ini, pengunjung dalam kawasan tersebut dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas normal.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)