Masuk ke Ekosistem Borobudur, Sandiaga Uno Pacu Pola Perjalanan Wisata Candi Plaosan
loading...
A
A
A
Candi Plaosan yang memadukan corak Hindu dan Buddha menjadi daya tarik utama wisatawan nusantara hingga mancanegara.
Selain Candi Plaosan yang menjadi objek wisata utama, Desa Wisata Bugisan juga memiliki daya tarik di bidang kesenian yang masih melekat kuat di masyarakat lokal hingga sekarang. Berupa kesenian musik tradisional karawitan (gamelan), Pring Sedapur (alat musik asli Bugisan yang terbuat dari rumpun pohon bambu), Gejlog lesung (lesung sendiri merupakan alat yang digunakan masyarakat zaman dahulu untuk menumbuk padi), hingga aksara jawa yang dikenal juga dengan Hanacaraka.
Desa Bugisan ini memiliki beragam kuliner yang terbuat dari olahan pepaya yang dihasilkan ibu-ibu PKK desa. Seperti permen, nuget, manisan, keripik, dan puding. Selain kuliner, ada pula produk kriya pahatan kayu hingga miniatur Candi Plaosan yang dapat dijadikan sebagai suvenir. Tentunya hal ini akan mendorong peningkatan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja.
Desa Bugisan juga dikenal sebagai desa mandiri dalam pengolahan sampah. Dimana proses pembuatannya berasal dari sampah rumah tangga yang tidak dapat diurai. Sehingga menghasilkan produk seperti pupuk, kerajinan, bahkan fesyen daur ulang.
Dengan potensi alam, budaya, serta kesenian yang dimiliki desa, kian lengkap akan hadirnya
beberapa homestay yang dikelola langsung oleh warga. Dengan gaya arsitektur Jawa yang masih kental, wisatawan dapat ikut merasakan kebiasaan dan berinteraksi langsung dengan warga desa.
Selain homestay, amenitas lainnya yang dihadirkan adalah toilet umum, tempat cuci tangan, hingga Paseban Candi Kembar (rumah makan yang dilengkapi dengan panggung untuk ruang pertunjukan kesenian tradisional).
Kelembagaan desa yang menjadi salah satu poin penilaian ADWI 2022 juga sudah diterapkan oleh masyarakat Desa Bugisan.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga menyaksikan atraksi Jatilan Desa Bugisan. Jatilan adalah sebuah kesenian yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Kesenian ini juga sering disebut dengan nama jaran kepang.
Selain Jatilan, Menparekraf turut menyaksikan penampilan 'Gunungan' hasil bumi yang diiringi bregodo (pasukan prajurit). Atraksi ini sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas hasil panen desa.
"Saya melihat Desa Wisata Bugisan ini bisa menjadi kluster percontohan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru berbasis komunitas yang ada di pedesaan. Sehingga akhirnya kekuatan masyarakat untuk bangkit kembali pascapandemi bisa kita wujudkan. Dan target 2024 penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru bisa kita realisasikan," kata Menparekraf.