Penggunaan Garam Dapur dengan MSG Bisa Turunkan Kadar Natrium 37 Persen
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam sebuah studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disebutkan bahwa konsumsi garam harian yang ideal adalah 5 gram setiap hari. Namun, 5 dari 10 masyarakat Indonesia mengonsumsi garam lebih dari 5 gram.
Medical Doctor dan Content Creator, Kevin Mak menyebutkan jika kelebihan garam di dalam tubuh bisa menimbulkan sejumlah penyakit seperti hipertensi, diabetes dan stroke.
"Tubuh kita tetap memerlukan garam setiap harinya. Namun, apabila dikonsumsi secara berlebihan maka bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah, meningkatkan kadar gula darah dan juga membuat stroke," ungkap Kevin saat webinar Peran Umami dalam Mewaspadai Asupan Garam Berlebih untuk Hidup Lebih Sehat, Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Buah yang Bagus untuk Positif Covid-19 BA.4 dan BA.5, Ini Penjelasan Dokter
Menurutnya, konsumsi garam di dalam tubuh bisa dikurangi dengan penambahan monosodium glutamate (MSG). MSG, lanjutnya, dapat menjaga kadar sodium atau garam rendah dan tidak membahayakan tubuh.
Kevin menyitir penelitian Maluly pada 2020 yang menyebutkan, penggunaan garam dapur dengan MSG bisa menurunkan kadar natrium sebanyak 37 persen.
"Penelitian yang dilakukan Jeremiah et all pada 2022 juga menyimpulkan, makanan sodium rendah sekitar 25 persen lebih rendah kadar garamnya, tapi dengan MSG bisa turunkan kadar garam lebih dari 30 persen pada resep yang sama," terangnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, mengonsumsi MSG dalam batas wajar tidak ada efek jangka panjang. Kevin juga membantah sejumlah mitos tentang MSG yang disebut bisa menimbulkan kanker, hipertensi hingga kebodohan.
Dia pun sangat yakin jika belum ada satupun penelitian yang menyebut kanker disebabkan MSG. Selama ini, faktor penyebab kanker antara lain genetik, infeksi, merokok dan konsumsi alkohol. Menurutnya, penambahan MSG secara wajar tidak akan menyebabkan kanker.
Pada kesempatan yang sama, Food Content Creator, Maya Melivyanti menuturkan, penggunaan MSG aman bagi tubuh dengan pemakaian secukupnya, serta menggunakan produk yang berkualitas.
Maya menyebutkan, Kementerian Kesehatan telah mengatur batas konsumsi gula, garam dan lemak per-orang dalam sehari. Yang mana pembatasan gula dalam sehari adalah 4 sendok makan. Kemudian, anjuran konsumsi garam adalah 1 sendok teh. Serta, anjuran konsumsi lemak adalah 5 sendok makan.
"Misalnya bikin sayur sop untuk satu rumah. Bisa gunakan satu sendok teh garam, tapi juga menambahkan setengah sendok teh dari MSG. Jadi kita combine ya. Sehingga tidak terlalu asin tapi tetap gurih dan enak," jelasnya.
Meskipun begitu, Maya mengatakan, tak melulu menggunakan tambahan MSG untuk mendapatkan rasa umami. Menurutnya, beberapa bahan alami yang biasa dikonsumsi sebenarnya juga mengandung MSG, seperti sayuran, daging hingga seafood.
Baca juga: Cara Menurunkan Kolesterol dengan Serai, Ampuh Diminum Setiap Pagi
"Kalau di sayuran itu paling banyak di tomat, di wortel dan kentang. Lalu juga bawang bombay bisa kita tingkatkan ya pemakaiannya ke dalam masakan," bebernya.
Medical Doctor dan Content Creator, Kevin Mak menyebutkan jika kelebihan garam di dalam tubuh bisa menimbulkan sejumlah penyakit seperti hipertensi, diabetes dan stroke.
"Tubuh kita tetap memerlukan garam setiap harinya. Namun, apabila dikonsumsi secara berlebihan maka bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah, meningkatkan kadar gula darah dan juga membuat stroke," ungkap Kevin saat webinar Peran Umami dalam Mewaspadai Asupan Garam Berlebih untuk Hidup Lebih Sehat, Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Buah yang Bagus untuk Positif Covid-19 BA.4 dan BA.5, Ini Penjelasan Dokter
Menurutnya, konsumsi garam di dalam tubuh bisa dikurangi dengan penambahan monosodium glutamate (MSG). MSG, lanjutnya, dapat menjaga kadar sodium atau garam rendah dan tidak membahayakan tubuh.
Kevin menyitir penelitian Maluly pada 2020 yang menyebutkan, penggunaan garam dapur dengan MSG bisa menurunkan kadar natrium sebanyak 37 persen.
"Penelitian yang dilakukan Jeremiah et all pada 2022 juga menyimpulkan, makanan sodium rendah sekitar 25 persen lebih rendah kadar garamnya, tapi dengan MSG bisa turunkan kadar garam lebih dari 30 persen pada resep yang sama," terangnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, mengonsumsi MSG dalam batas wajar tidak ada efek jangka panjang. Kevin juga membantah sejumlah mitos tentang MSG yang disebut bisa menimbulkan kanker, hipertensi hingga kebodohan.
Dia pun sangat yakin jika belum ada satupun penelitian yang menyebut kanker disebabkan MSG. Selama ini, faktor penyebab kanker antara lain genetik, infeksi, merokok dan konsumsi alkohol. Menurutnya, penambahan MSG secara wajar tidak akan menyebabkan kanker.
Pada kesempatan yang sama, Food Content Creator, Maya Melivyanti menuturkan, penggunaan MSG aman bagi tubuh dengan pemakaian secukupnya, serta menggunakan produk yang berkualitas.
Maya menyebutkan, Kementerian Kesehatan telah mengatur batas konsumsi gula, garam dan lemak per-orang dalam sehari. Yang mana pembatasan gula dalam sehari adalah 4 sendok makan. Kemudian, anjuran konsumsi garam adalah 1 sendok teh. Serta, anjuran konsumsi lemak adalah 5 sendok makan.
"Misalnya bikin sayur sop untuk satu rumah. Bisa gunakan satu sendok teh garam, tapi juga menambahkan setengah sendok teh dari MSG. Jadi kita combine ya. Sehingga tidak terlalu asin tapi tetap gurih dan enak," jelasnya.
Meskipun begitu, Maya mengatakan, tak melulu menggunakan tambahan MSG untuk mendapatkan rasa umami. Menurutnya, beberapa bahan alami yang biasa dikonsumsi sebenarnya juga mengandung MSG, seperti sayuran, daging hingga seafood.
Baca juga: Cara Menurunkan Kolesterol dengan Serai, Ampuh Diminum Setiap Pagi
"Kalau di sayuran itu paling banyak di tomat, di wortel dan kentang. Lalu juga bawang bombay bisa kita tingkatkan ya pemakaiannya ke dalam masakan," bebernya.
(nug)