Tingkatkan Akses Penanganan Diabetes di Daerah Terpencil, Novo Nordisk Indonesia Gandeng Pemprov Jabar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Novo Nordisk Indonesia dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk Affordability Project, sebuah upaya bersama untuk meningkatkan akses penanganan diabetes bagi kelompok rentan di daerah terpencil dan sangat terpencil melalui transformasi fasilitas layanan primer.
Hingga hari ini, diabetes masih merupakan salah satu isu kesehatan yang paling mendesak di Indonesia, yang mengakibatkan tingginya angka penderita dan juga kematian. Menurut data International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta jiwa pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021, membawa Indonesia ke peringkat kelima di dunia, naik dari peringkat tujuh pada 2019.1 Dari 19,5 juta penderita diabetes, diperkirakan bahwa 50 persen dari mereka belum terdiagnosa, hanya 13 persen pasien yang sudah terdiagnosa menjalani perawatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan hanya 1,2 persen kasus yang terkontrol dengan baik.
Orang dengan diabetes memerlukan pengobatan jangka panjang dan pendekatan komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun untuk menjawab kebutuhan ini, masih banyak tantangan yang terjadi di daerah terpencil dan sangat terpencil, seperti infrastruktur, sumber daya, dan kompetensi tenaga kesehatan yang terbatas.
Hal ini menyebabkan banyak kasus diabetes di daerah terpencil dan sangat terpencil yang harus dirujuk ke rumah sakit besar, tetapi isu geografis menyebabkan tidak semua pasien mau dan dapat pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Ditambah dengan pengetahuan tentang cara pencegahan dan penanganan diabetes yang terbatas, banyak kasus yang menjadi tidak dapat dikontrol dengan baik.
Untuk mengatasi permasalahan ini, transformasi layanan kesehatan primer dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk membantu penduduk di daerah terpencil dan sangat terpencil mencegah dan menangani diabetes.
Sebagai bagian dari strategi tanggung jawab sosial untuk mengatasi diabetes secara global, Novo Nordisk membawa Affordability Project ke Indonesia – sebuah upaya bersama untuk menghilangkan hambatan akses ke layanan diabetes di layanan kesehatan daerah terpencil dan sangat terpencil.
Di Indonesia, Affordability Project bertujuan untuk: (1) memperkuat program Posbindu untuk meningkatkan pemahaman mengenai diabetes dan skrining faktor risiko penyakit tidak menular; dan (2) memperkuat kapasitas dan kapabilitas layanan kesehatan primer dalam mengelola diabetes secara optimal. Semua tujuan ini akan dicapai dengan cara meningkatkan kapasitas dan kapabilitas tenaga Kesehatan dan menyediakan perlengkapan untuk memonitor dan mengelola gula darah, termasuk menyediakan insulin, yang saat ini hanya tersedia di rumah sakit.
Untuk pilot project, Affordability Project menargetkan 46 fasilitas kesehatan primer di empat kabupaten di Jawa Barat, yaitu Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Bandung Barat.
Program ini juga sejalan dengan Strategi Kesehatan Nasional 2021-2024, khususnya pilar Transformasi Layanan Primer, yaitu; 1) Edukasi masyarakat, 2) Pencegahan primer, 3) Pencegahan sekunder, dan 4) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan primer.
Affordability Project menetapkan target untuk melakukan skrining diabetes terhadap 40 persen populasi orang dewasa, yaitu sekitar 230.000 orang, dan akan memberikan penanganan yang komprehensif untuk 6.000 pasien.
Proyek ini juga akan menguatkan program manajemen diabetes berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Peningkatan kapasitas dokter umum, khususnya di pusat pelayanan primer, sejalan dengan Strategi Transformasi Kesehatan Nasional. Sebagai garda terdepan layanan kesehatan primer, meningkatkan kapasitas dokter umum menjadi sangat penting. Sesuai dengan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK), dokter umum diperbolehkan untuk menginisiasi insulin. Hal ini dapat memberikan akses penanganan diabetes yang lebih cepat untuk pasien.
Novo Nordisk berkomitmen untuk menyediakan akses bagi pasien diabetes rentan di berbagai negara, termasuk Indonesia, dan melakukan percepatan dalam proses pencegahan diabetes. Untuk mencapai tujuan ini, Novo Nordisk Indonesia selalu bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kedutaan Besar Denmark untuk Indonesia, PERKENI, dan juga pemerintah daerah untuk menjawab tantangan dalam pengobatan penyakit kronis.
Novo Nordisk Indonesia merasa sangat terhormat bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyambut dengan baik dan mendukung setiap langkah yang harus dilakukan dalam implementasi Affordability Project pertama di Jawa Barat, termasuk proses yang terintegrasi dan komprehensif untuk memastikan peningkatan perawatan diabetes, yang mencakup pengembangan kurikulum terakreditasi untuk pelatihan tenaga kesehatan profesional yang kami luncurkan Juni lalu, pelatihan tenaga kesehatan yang terstandarisasi hingga skrining dan penanganan diabetes.
Hingga hari ini, diabetes masih merupakan salah satu isu kesehatan yang paling mendesak di Indonesia, yang mengakibatkan tingginya angka penderita dan juga kematian. Menurut data International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta jiwa pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021, membawa Indonesia ke peringkat kelima di dunia, naik dari peringkat tujuh pada 2019.1 Dari 19,5 juta penderita diabetes, diperkirakan bahwa 50 persen dari mereka belum terdiagnosa, hanya 13 persen pasien yang sudah terdiagnosa menjalani perawatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan hanya 1,2 persen kasus yang terkontrol dengan baik.
Orang dengan diabetes memerlukan pengobatan jangka panjang dan pendekatan komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun untuk menjawab kebutuhan ini, masih banyak tantangan yang terjadi di daerah terpencil dan sangat terpencil, seperti infrastruktur, sumber daya, dan kompetensi tenaga kesehatan yang terbatas.
Hal ini menyebabkan banyak kasus diabetes di daerah terpencil dan sangat terpencil yang harus dirujuk ke rumah sakit besar, tetapi isu geografis menyebabkan tidak semua pasien mau dan dapat pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Ditambah dengan pengetahuan tentang cara pencegahan dan penanganan diabetes yang terbatas, banyak kasus yang menjadi tidak dapat dikontrol dengan baik.
Untuk mengatasi permasalahan ini, transformasi layanan kesehatan primer dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk membantu penduduk di daerah terpencil dan sangat terpencil mencegah dan menangani diabetes.
Sebagai bagian dari strategi tanggung jawab sosial untuk mengatasi diabetes secara global, Novo Nordisk membawa Affordability Project ke Indonesia – sebuah upaya bersama untuk menghilangkan hambatan akses ke layanan diabetes di layanan kesehatan daerah terpencil dan sangat terpencil.
Di Indonesia, Affordability Project bertujuan untuk: (1) memperkuat program Posbindu untuk meningkatkan pemahaman mengenai diabetes dan skrining faktor risiko penyakit tidak menular; dan (2) memperkuat kapasitas dan kapabilitas layanan kesehatan primer dalam mengelola diabetes secara optimal. Semua tujuan ini akan dicapai dengan cara meningkatkan kapasitas dan kapabilitas tenaga Kesehatan dan menyediakan perlengkapan untuk memonitor dan mengelola gula darah, termasuk menyediakan insulin, yang saat ini hanya tersedia di rumah sakit.
Untuk pilot project, Affordability Project menargetkan 46 fasilitas kesehatan primer di empat kabupaten di Jawa Barat, yaitu Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Bandung Barat.
Program ini juga sejalan dengan Strategi Kesehatan Nasional 2021-2024, khususnya pilar Transformasi Layanan Primer, yaitu; 1) Edukasi masyarakat, 2) Pencegahan primer, 3) Pencegahan sekunder, dan 4) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas layanan primer.
Affordability Project menetapkan target untuk melakukan skrining diabetes terhadap 40 persen populasi orang dewasa, yaitu sekitar 230.000 orang, dan akan memberikan penanganan yang komprehensif untuk 6.000 pasien.
Proyek ini juga akan menguatkan program manajemen diabetes berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Peningkatan kapasitas dokter umum, khususnya di pusat pelayanan primer, sejalan dengan Strategi Transformasi Kesehatan Nasional. Sebagai garda terdepan layanan kesehatan primer, meningkatkan kapasitas dokter umum menjadi sangat penting. Sesuai dengan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK), dokter umum diperbolehkan untuk menginisiasi insulin. Hal ini dapat memberikan akses penanganan diabetes yang lebih cepat untuk pasien.
Novo Nordisk berkomitmen untuk menyediakan akses bagi pasien diabetes rentan di berbagai negara, termasuk Indonesia, dan melakukan percepatan dalam proses pencegahan diabetes. Untuk mencapai tujuan ini, Novo Nordisk Indonesia selalu bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kedutaan Besar Denmark untuk Indonesia, PERKENI, dan juga pemerintah daerah untuk menjawab tantangan dalam pengobatan penyakit kronis.
Novo Nordisk Indonesia merasa sangat terhormat bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyambut dengan baik dan mendukung setiap langkah yang harus dilakukan dalam implementasi Affordability Project pertama di Jawa Barat, termasuk proses yang terintegrasi dan komprehensif untuk memastikan peningkatan perawatan diabetes, yang mencakup pengembangan kurikulum terakreditasi untuk pelatihan tenaga kesehatan profesional yang kami luncurkan Juni lalu, pelatihan tenaga kesehatan yang terstandarisasi hingga skrining dan penanganan diabetes.
(hri)