Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo Dorong Desa Wisata di Bali Terapkan Prinsip Berkelanjutan
loading...
A
A
A
Dia menegaskan dan yang paling penting, pada akhirnya yang diinginkan agar desa-desa wisata itu menjadi desa wisata mandiri, khususnya mandiri secara ekonomi, bisa menjadi nilai tambah bagi masyarakat setempat. Selain itu, dapat membiayai pelestarian yang dibutuhkan.
Di sisi lain, Angela mengapresiasi tiga desa wisata di kawasan aliran sungai OOS Bali yang sudah masuk platform Jadesta yaitu Desa Batuan, Desa Sayan, dan Desa Taro. Dari salah satu desa wisata tersebut sudah ada yang mendapatkan sertifikasi di 2021 yaitu Desa Taro.
Melalui Kemenparekraf, Angela mengungkapkan bahwa Indonesia telah menjadi negara ASEAN pertama yang memiliki komitmen net zero emission dalam sektor pariwisata.
"Minggu lalu kami re-launching dari program carbon footprint calculator dan off setting, dimana platform ini menawarkan wisatawan untuk bisa menghitung jejak karbon mereka, dan pada akhirnya turut aktif menyumbang dan menanam pohon mangrove," ungkap Angela.
Kemenparekraf dikatakannya juga sudah memiliki peraturan menteri (Permen) dan SOP untuk pengelolaan sampah plastik di destinasi wisata bahari dan telah menyertifikasi lebih dari 12 ribu usaha pariwisata dengan sertifikasi nasional CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability).
"Selain itu kita juga terus mendorong investasi-investasi yang berkaitan dengan investasi hijau seperti transportasi listrik di berbagai destinasi pariwisata dan membuat travel pattern-nya," pungkasnya.
Lihat Juga: Sandiaga Angkat Potensi Desa Wisata Indonesia Lewat Buku Introducing Indonesia to The World
Di sisi lain, Angela mengapresiasi tiga desa wisata di kawasan aliran sungai OOS Bali yang sudah masuk platform Jadesta yaitu Desa Batuan, Desa Sayan, dan Desa Taro. Dari salah satu desa wisata tersebut sudah ada yang mendapatkan sertifikasi di 2021 yaitu Desa Taro.
Baca Juga
Melalui Kemenparekraf, Angela mengungkapkan bahwa Indonesia telah menjadi negara ASEAN pertama yang memiliki komitmen net zero emission dalam sektor pariwisata.
"Minggu lalu kami re-launching dari program carbon footprint calculator dan off setting, dimana platform ini menawarkan wisatawan untuk bisa menghitung jejak karbon mereka, dan pada akhirnya turut aktif menyumbang dan menanam pohon mangrove," ungkap Angela.
Kemenparekraf dikatakannya juga sudah memiliki peraturan menteri (Permen) dan SOP untuk pengelolaan sampah plastik di destinasi wisata bahari dan telah menyertifikasi lebih dari 12 ribu usaha pariwisata dengan sertifikasi nasional CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability).
"Selain itu kita juga terus mendorong investasi-investasi yang berkaitan dengan investasi hijau seperti transportasi listrik di berbagai destinasi pariwisata dan membuat travel pattern-nya," pungkasnya.
Lihat Juga: Sandiaga Angkat Potensi Desa Wisata Indonesia Lewat Buku Introducing Indonesia to The World
(dra)