Singapura Catat 9 Kasus Cacar Monyet, IDI Sarankan Segera Tes PCR Jika Bergejala
loading...
A
A
A
JAKARTA - Singapura telah mencatat sembilan kasus cacar monyet . Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun menyarankan masyarakat untuk segera melakukan tes PCR jika menemukan gejala mengarah ke cacar monyet mengingat Singapura dan Indonesia berdekatan.
Selain Singapura, negara tetangga Indonesia lainnya yang sudah melaporkan kasus cacar monyet adalah Thailand. Negara itu telah mendeteksi satu kasus cacar monyet.
"Dengan ditemukannya kasus cacar monyet di Singapura, maka masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan masuknya virus ini ke Indonesia," kata dr. Adityo Susilo, SpPD dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) melalui siaran resminya, Rabu (27/7/2022).
Kewaspadaan ini, dijelaskan dr. Adityo menjadi lebih penting terutama pada populasi khusus yang punya risiko tinggi fatalitas akibat cacar monyet. Seperti halnya kelompok anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan imunitas rendah (imunosupresi).
"Namun demikian, berkaca dari pandemi Covid-19 yang telah melanda, kita semua harus selalu optimis bahwa dengan bekerja sama, dunia akan mampu bergerak secara cepat menyikapi situasi ini," jelas dr. Adityo.
Sementara Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengungkapkan bahwa pemahaman yang baik terhadap infeksi cacar monyet dan kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa atau outbreak menjadi modal utama dalam aspek pencegahan.
"Upaya untuk menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi merupakan kunci pencegahan yang dinilai paling efektif pada saat outbreak, diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif guna melakukan karantina untuk mencegah penyebaran yang lebih luas," ungkap dr. Agus.
Tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet pada pasien juga diharapkan agar segera melakukan tindak lanjut dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) yakni metode pemeriksaan virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus tersebut.
Kementerian Kesehatan sendiri menegaskan bahwa Indonesia sudah kompeten melakukan pemeriksaan cacar monyet. Bukan hanya alat PCR yang sudah tersedia, tapi juga reagen cacar monyet sebanyak 500 sudah dibeli Indonesia dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Selain itu, nakes juga diharapkan bisa segera melaporkan segala temuan yang mengarah ke cacar monyet ke Dinas Kesehatan setempat agar bisa segera dilakukan surveilans dan tindakan lanjut lainnya," tandasnya.
Selain Singapura, negara tetangga Indonesia lainnya yang sudah melaporkan kasus cacar monyet adalah Thailand. Negara itu telah mendeteksi satu kasus cacar monyet.
"Dengan ditemukannya kasus cacar monyet di Singapura, maka masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan masuknya virus ini ke Indonesia," kata dr. Adityo Susilo, SpPD dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) melalui siaran resminya, Rabu (27/7/2022).
Kewaspadaan ini, dijelaskan dr. Adityo menjadi lebih penting terutama pada populasi khusus yang punya risiko tinggi fatalitas akibat cacar monyet. Seperti halnya kelompok anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan imunitas rendah (imunosupresi).
"Namun demikian, berkaca dari pandemi Covid-19 yang telah melanda, kita semua harus selalu optimis bahwa dengan bekerja sama, dunia akan mampu bergerak secara cepat menyikapi situasi ini," jelas dr. Adityo.
Sementara Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengungkapkan bahwa pemahaman yang baik terhadap infeksi cacar monyet dan kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa atau outbreak menjadi modal utama dalam aspek pencegahan.
"Upaya untuk menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi merupakan kunci pencegahan yang dinilai paling efektif pada saat outbreak, diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif guna melakukan karantina untuk mencegah penyebaran yang lebih luas," ungkap dr. Agus.
Tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet pada pasien juga diharapkan agar segera melakukan tindak lanjut dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) yakni metode pemeriksaan virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus tersebut.
Kementerian Kesehatan sendiri menegaskan bahwa Indonesia sudah kompeten melakukan pemeriksaan cacar monyet. Bukan hanya alat PCR yang sudah tersedia, tapi juga reagen cacar monyet sebanyak 500 sudah dibeli Indonesia dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Selain itu, nakes juga diharapkan bisa segera melaporkan segala temuan yang mengarah ke cacar monyet ke Dinas Kesehatan setempat agar bisa segera dilakukan surveilans dan tindakan lanjut lainnya," tandasnya.
(dra)