Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Menyerang Otak Ruben Onsu

Rabu, 27 Juli 2022 - 16:22 WIB
loading...
Mengenal Empty Sella...
Ruben Onsu tengah mengidap empty sella syndrome. Penyakit yang menyerang otak Ruben ini membuatnya menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisi. Foto/YouTube MOP Channel
A A A
JAKARTA - Ruben Onsu tengah mengidap empty sella syndrome. Penyakit yang menyerang otak Ruben ini membuatnya harus menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisinya.

Kondisi ini diungkap Ruben dalam kanal YouTube MOP Channel. Kepada Irfan Hakim, Ruben menceritakan masalah kesehatan yang tengah dialaminya.

"Kata dokter, penyakit lo Empty Sella Syndrome. Gue sempet browsing, itu tuh penyakit yang sangat langka? adalah penyakit yang menyerang?" tanya Irfan dikutip pada Rabu (27/7/2022).

"Kalau gue kena ke otak," jawab Ruben.



Ruben mengaku sampai saat ini belum mengetahui penyebab penyakit yang diidapnya ini. "Enggak ngerti. Gue enggak ada keturunan gitu. Enggak tahu (dokter tidak mengetahui penyebabnya)," kata Ruben.

Dilansir dari Mount Sinai, empty sella syndrome (ESS) merupakan suatu kondisi di mana kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata. Kondisi ini dapat terjadi jika seseorang memiliki sella tursika yang membesar.

Kelenjar pituitari merupakan kelenjar kecil yang terletak tepat di bawah otak. Ini melekat pada bagian bawah otak oleh tangkai hipofisis. Pituitari duduk terlindung di dalam kompartemen tulang seperti pelana di dasar tengkorak. Kompartemen ini disebut sella.

Ketika kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata, itu tidak dapat dilihat pada pemindaian MRI. Hal ini membuat area kelenjar pituitari tampak seperti sella kosong. Tapi sella sebenarnya tidak kosong. Itu sering diisi dengan cairan serebrospinal (CSF).


CSF adalah cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Dengan sindrom sella kosong, CSF telah bocor ke dalam sella tursika, memberi tekanan pada hipofisis. Hal ini menyebabkan kelenjar menyusut atau rata.

Sindrom sella kosong primer terjadi ketika salah satu lapisan (arachnoid) yang menutupi bagian luar otak menonjol ke dalam sella dan menekan hipofisis. Sindrom sella kosong sekunder terjadi ketika sella kosong karena kelenjar pituitari telah rusak oleh tumor, terapi radiasi, operasi dan trauma.

Masalah dengan kelenjar pituitari dapat menyebabkan masalah dengan salah satu kelenjar di atas dan kadar hormon abnormal dari kelenjar ini. Wanita lebih cenderung mengidap penyakit ini daripada pria. Kondisi ini juga lebih umum di antara orang-orang yang mengalami obesitas atau memiliki tekanan darah tinggi.

Kebanyakan orang yang mengidap penyakit ini tidak mengalami gejala. Beberapa dokter berpikir bahwa kurang dari 1 persen orang yang mengidap penyakit ini memiliki gejala atau masalah karenanya. Namun ada gejala umum yang biasa dialami oleh para pasien.


Di antaranya adalah masalah ereksi, sakit kepala, menstruasi tidak teratur atau tidak ada, penurunan atau tidak ada keinginan untuk berhubungan seks (libido rendah), kelelahan, energi rendah dan keluarnya puting susu.

Selain itu, beberapa pasien juga melaporkan mengalami perasaan tertekan di dalam tengkorak, cairan tulang belakang bocor dari hidung, pembengkakan di mata dan penglihatan kabur.
(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)