Ingin Laris Jualan Online? Yuk Coba Ikuti Tips Berikut Ini!

Jum'at, 29 Juli 2022 - 15:18 WIB
loading...
Ingin Laris Jualan Online? Yuk Coba Ikuti Tips Berikut Ini!
Fotografer senior MPI Suratman sedang memeragakan cara memotret produk di acara Workshop photography Photo Penambah Cuan di Asimetri Kopi, Cibinong, Bogor, Selasa (27/7/2022). Foto/Dok MPI
A A A
BOGOR - Jualan online saat ini sudah menjamur di berbagai daerah, bahkan kota kecil. Gambaran produk yang ditawarkan, mutlak dibutuhkan untuk menarik minat dari para calon pembeli.

Foto, salah satu media yang memiliki peran penting dalam menjalankan bisnis tersebut. Ketika foto produk memiliki 'nilai, maka peluang dagangan yang dijajakan laku semakin besar.

Fotografer senior MPI (MNC Portal Indonesia) R. Suratman, mencoba berbagi tips, foto seperti apa yang bisa menggoda calon pembeli. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pelaku bisnis online, agar produknya bisa dilirik masyarakat luas, para warganet.

Untuk menghasilkan foto yang layak 'jual,' tidak melulu harus dengan modal besar, misalnya saja menyewa studio. Dengan memanfaatkan perlengkapan yang ada di rumah, bisa menghasilkan karya foto yang mumpuni.

"Kalau mau memfoto produk, pikirannya tidak usah terlalu njlimet, pake studio gede terus peralatannya mahal," kata Suratman saat menjadi pemateri dalam Workshop photography 'Photo Penambah Cuan' di Asimetri Kopi, Cibinong, Bogor, Selasa (27/7/2022).


"Kita bisa manfaatin alat-alat yang ada di rumah. Ada senter, semprotan debu, meja, kursi. Pokoknya peralatan yang ada di rumah, Insya Allah bisa dimanfaatkan membuat foto produk kita, produk apapun, yang layak untuk dilihat, layak dinilai, dan layak dibeli," lanjut dia.

Warna produk, jelas dia, juga harus menjadi perhatian saat akan memfoto sebuah produk. Warna tersebut harus memiliki harmonisasi dengan tempat dari produk tersebut.

"Perhatikan betul dominasi warna kue. Misalnya warna cokelat. Lalu kita pikirkan warna apa yang akan kita gunakan untuk background. Bisa putih, bisa hitam. Kalau produk kita Putri Salju, background-nya warna putih, gambarnya akan hilang," papar dia.

"Terus pencahayaan. Kenapa bikin studio, karena untuk cukup cahaya. Studio bisa kita buat sendiri, studio mini," tambah dia.

Tema produk, adalah hal selanjutnya yang harus jadi perhatian. Dengan memperhatikan tema, karya foto akan benar-benar bisa 'berbicara' banyak terkait produk yang dipromosikan itu.

"Misalnya produk kita pisang goreng. Apa sih keistimewaannya? Crispy? Manis? Atau yang lain. Tema harus kita tentukan dulu. Pisang goreng, ketika manis, tanpa harus merasakan, dijilat fotonya, itu udah terasa manis. Itu ada tekniknya," jelas dia.

Tidak kalah penting, pengambilan angle foto pun perlu dilakukan dari beberapa sudut. Dengan demikian, produk tersebut akan lebih lengkap.

"angan hanya terfokus pada satu angle. Kita mix, bolak-balik, yang bagus itu dari mana sih. Butuh dua sampai lima, atau sama toples-toplesnya, nah ini penting," papar dia.

"(Misalnya) Lebih bagus mana Nastar itu ketika setoples-toplesnya, atau ketika kita tempatkan di daun pisang. Nggak apa-apa dicoba aja. Jangan takut mengambil angle yang banyak," jelas Suratman.

Untuk mendapatkan hasil yang bagus, Suratman juga mengingatkan terkait jarak untuk memfoto dan objek. Zoom, menjadi sesuatu yang perlu diminimalisir saat memotret sebuah produk, baik makanan ataupun yang lainnya.

"Jangan melakukan zooming. Kalau zoom itu. Kayaknya, handphone itu, kecuali beberapa merek tertentu, itu sudah dilengkapi dengan namanya stabilizer. Jadi semakin didekatkan dari jauh, itu kemungkinan semakin bergoyang gambar itu besar," ungkap dia.



"Pegang handphone itu tidak harus kenceng, tapi tetap stabil. Jadi santai, tahan napas, stabil," tambah dia.

Untuk keamanan karya, dan tidak dicomot oleh orang lain, hasil foto produk perlu diberi identitas, atau watermark. Identitas itu, tidak melulu harus nama produk milik kita.

"Watermark. Biar foto kita safety, aman. Tidak dipakai oleh orang lain. Kadang-kadang tokonya beda, barang jualannya sama. Untuk menghindari itu, watermark. Bisa kecil, bisa gede. Atau watermark-nya berupa harga, atau spesifikasi produk," pungkasnya.
(wur)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2385 seconds (0.1#10.140)