Masyarakat Diajak Rayakan Keberagaman Melalui Konser Jazz Goes To Immanuel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Gereja Immanuel didukung Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan menggelar festival musik jazz perdana Jazz Goes To Immanuel (JGTI) di Halaman Gereja Immanuel Jakarta pada 12-14 Agustus 2022.
Festival musik jazz ini ingin menyampaikan pesan damai dalam keberagaman lewat musik dan Immanuel, yang bukan hanya gereja tapi juga cagar budaya yang inklusif.
Musisi yang juga Ketua Panitia JGTI, Rayen Pono mengatakan, gelaran festival jazz ini terinspirasi gelaran Ramadhan Jazz Festival yang akan menjadi agenda rutin tiap tahun.
Baca juga: Rayakan Kekayaan Budaya, Menlu Retno Angkat Jempol pada Heritage Diplomacy Jagantara
Akan tetapi, ajang ini menghadirkan konsep unik dan berbeda dibanding festival musik jazz lain. Pasalnya, mengandung narasi kuat tentang keberagaman dalam musik, dan penonton pun bisa mendapat experience baru dalam menikmati konser jazz.
"Kalau bicara keberagaman dan value serta toleransi enggak cukup hanya di narasi, tapi semua harus kita pertanggungjawabkan dengan hal yang konkret," ujar Rayen Pono saat ditemui usai jumpa pers JGTI di Gereja Immanuel, kawasan Taman Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2022).
"Saya rasa lewat budaya musik merupakan jalur efektif penyampaian untuk memberikan pemahaman mengenai ini, dan saya rasa dengan bobot ringan kita bisa berkontribusi," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Barry Likumahuwa mengungkapkan alasannya tertarik mendukung acara ini. Menurutnya, narasinya menarik bahwa ini untuk kali pertama festival musik jazz di halaman gereja.
"Kita diundang secara inklusif musisi, jadi bukan acara rohani, itu poin, dan ada unsur edukasi, orang datang bisa merasakan atmosfer festival jazz dari berbagai genre dan subgenre mulai blues hingga jazz modern," tuturnya.
Barry sendiri pernah dua kali tampil di Ramadhan Jazz Festival. Dia pun bersyukur, sebagai orang kristiani bisa tampil di sebuah acara yang digelar komunitas muslim dengan musik jazz.
Festival musik jazz ini ingin menyampaikan pesan damai dalam keberagaman lewat musik dan Immanuel, yang bukan hanya gereja tapi juga cagar budaya yang inklusif.
Musisi yang juga Ketua Panitia JGTI, Rayen Pono mengatakan, gelaran festival jazz ini terinspirasi gelaran Ramadhan Jazz Festival yang akan menjadi agenda rutin tiap tahun.
Baca juga: Rayakan Kekayaan Budaya, Menlu Retno Angkat Jempol pada Heritage Diplomacy Jagantara
Akan tetapi, ajang ini menghadirkan konsep unik dan berbeda dibanding festival musik jazz lain. Pasalnya, mengandung narasi kuat tentang keberagaman dalam musik, dan penonton pun bisa mendapat experience baru dalam menikmati konser jazz.
"Kalau bicara keberagaman dan value serta toleransi enggak cukup hanya di narasi, tapi semua harus kita pertanggungjawabkan dengan hal yang konkret," ujar Rayen Pono saat ditemui usai jumpa pers JGTI di Gereja Immanuel, kawasan Taman Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2022).
"Saya rasa lewat budaya musik merupakan jalur efektif penyampaian untuk memberikan pemahaman mengenai ini, dan saya rasa dengan bobot ringan kita bisa berkontribusi," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Barry Likumahuwa mengungkapkan alasannya tertarik mendukung acara ini. Menurutnya, narasinya menarik bahwa ini untuk kali pertama festival musik jazz di halaman gereja.
"Kita diundang secara inklusif musisi, jadi bukan acara rohani, itu poin, dan ada unsur edukasi, orang datang bisa merasakan atmosfer festival jazz dari berbagai genre dan subgenre mulai blues hingga jazz modern," tuturnya.
Barry sendiri pernah dua kali tampil di Ramadhan Jazz Festival. Dia pun bersyukur, sebagai orang kristiani bisa tampil di sebuah acara yang digelar komunitas muslim dengan musik jazz.