Aksinya Dinilai Anggota MUI Tak Menghibur, Pesulap Merah Disarankan Belajar dari Master Limbad
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Munawwir Alqosimi, menyarankan agar Marcel Radhival alias Pesulap Merah belajar dari perilaku Master Limbad .
Buya Munawwir menilai, kegiatan Pesulap Merah berpotensi memecah belah umat. Bahkan, kata dia, aksi Pesulap Merah jauh dari tujuan menghibur.
"Secara pribadi kalau menurut saya memang enggak menghibur. Kita lihat ada dari realita kenyataan bahwa umat terbelah. Ada yang mencaci Marcel ada yang mencaci Gus Udin," kata Buya Munawwir, dikutip dari kanal YouTube Cumi-Cumi, Minggu (21/8/2022).
Dinilai membuat kegaduhan, Buya Munawwir juga menyarankan Pesulap Merah untuk belajar dari karakter Master Limbad. "Lihat para pesulap yang lain, tidak akan membuat kegaduhan sebagaimana Limbad, maka dia tidak bicara," tutur Buya Munawwir.
Bicara sejarah, Buya Munawwir juga menjelaskan dunia sihir di zaman Nabi Musa. Dia menyebut, sihir kala itu tidak menggunakan bantuan jin, melainkan memanfaatkan sulap untuk melancarkan aksi.
"Tukang sihir pas zaman Nabi Musa itu menggunakan ilmu sulap, bukan pakai jin. Karena itu ulama tidak memperbolehkan sulap. Sulap itu memang menggunakan alat-alat rekayasa," kata Buya Munawwir.
Lebih lanjut Buya Munawwir juga menjadikan Yordania sebagai negara yang telah mengeluarkan fatwa khusus terkait kegiatan sulap. "Ada yang sudah mengeluarkan fatwa yaitu Yordania, bahwa sulap itu boleh digunakan hanya untuk permainan, hanya untuk hiburan," sambungnya.
Buya Munawwir menilai, kegiatan Pesulap Merah berpotensi memecah belah umat. Bahkan, kata dia, aksi Pesulap Merah jauh dari tujuan menghibur.
"Secara pribadi kalau menurut saya memang enggak menghibur. Kita lihat ada dari realita kenyataan bahwa umat terbelah. Ada yang mencaci Marcel ada yang mencaci Gus Udin," kata Buya Munawwir, dikutip dari kanal YouTube Cumi-Cumi, Minggu (21/8/2022).
Dinilai membuat kegaduhan, Buya Munawwir juga menyarankan Pesulap Merah untuk belajar dari karakter Master Limbad. "Lihat para pesulap yang lain, tidak akan membuat kegaduhan sebagaimana Limbad, maka dia tidak bicara," tutur Buya Munawwir.
Bicara sejarah, Buya Munawwir juga menjelaskan dunia sihir di zaman Nabi Musa. Dia menyebut, sihir kala itu tidak menggunakan bantuan jin, melainkan memanfaatkan sulap untuk melancarkan aksi.
"Tukang sihir pas zaman Nabi Musa itu menggunakan ilmu sulap, bukan pakai jin. Karena itu ulama tidak memperbolehkan sulap. Sulap itu memang menggunakan alat-alat rekayasa," kata Buya Munawwir.
Lebih lanjut Buya Munawwir juga menjadikan Yordania sebagai negara yang telah mengeluarkan fatwa khusus terkait kegiatan sulap. "Ada yang sudah mengeluarkan fatwa yaitu Yordania, bahwa sulap itu boleh digunakan hanya untuk permainan, hanya untuk hiburan," sambungnya.
(tsa)