Apa Itu People Pleaser yang Dapat Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental?

Minggu, 11 September 2022 - 08:20 WIB
loading...
Apa Itu People Pleaser yang Dapat Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental?
Menjadi people pleaser bisa merusak mental dan membuat orang yang melakoninya kehilangan jati diri. Foto Ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Pernahkah Anda merasa tidak enak pada seseorang? Entah itu karena takut orang itu tersinggung atau ingin menjaga perasaannya.

Namun, tahukah Anda bahwa terlalu sering tidak enakan dan serin bilang “iya” bisa jadi merupakan ciri-ciri people pleaser? Tak hanya membuat Anda kehilangan pendirian, orang yang people pleaser ternyata bisa berdampak pada kesehatan mental .

Ya, menjadi orang seperti ini nyatanya dapat melelahkan fisik dan mental. Anda bisa mengalami gejala kecemasan, karena takut orang tidak menyukai Anda. Bahkan Anda juga bisa merasa tertekan karena tidak bisa mengekspresikan diri. Karena itu, penting untuk mengetahui dampak menjadi people pleaser untuk kesehatan mental, sehingga Anda bisa berhenti menyenangkan orang lain.



Dampak Jadi People Pleaser


Sebenarnya, kerap membantu orang lain dapat memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan mental. Namun, tidak meluangkan waktu untuk diri sendiri juga bisa berdampak pada kesehatan mental.

People pleaser berbeda dengan membantu orang lain. Latar belakang seseorang menjadi people pleaser biasanya adalah menyenangkan orang karena takut salah, agar disukai, atau mengikuti arus karena takut sendiri. Padahal, menyenangkan orang lain sebaiknya didasarkan karena keinginan sendiri yang didorong empati dan keinginan untuk berbagi. Jadi, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya.

Menjadi orang seperti ini nyatanya bisa merusak mental dan membuat orang yang melakoninya kehilangan jati diri. Bahkan, bukan tak mungkin seseorang nantinya akan dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk mendapatkan keinginannya sendiri.

Nah, berikut beberapa dampak menjadi people pleaser untuk kesehatan mental, dikutip dari Medical News Today, Minggu (11/9/2022).

1. Kehilangan Kemauan untuk Maju

Seseorang yang kerap mencurahkan semua energi dan sumber daya mental untuk memastikan bahwa orang lain bahagia, ini bukanlah hal yang bermanfaat. Ini pun yang membuat seseorang kehilangan waktu untuk menentukan apa yang sebenarnya dia senangi.

Setiap manusia pasti butuh aktualisasi diri. Jadi, ketika orang tersebut tidak punya waktu untuk mengaktualisasikan diri, dia akan merasa kosong dan hampa, serta kehilangan semangat untuk maju dan berkembang.

2. Kehilangan Jati Diri

Seorang people pleaser cenderung menyembunyikan kebutuhan dan preferensinya sendiri, karena dia lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Ini bisa membuat seseorang kehilangan kekhasan diri dan tidak menjalani hidupnya.

Hidupnya hanya untuk menyenangkan orang lain. Jadi, meskipun terkesan seseorang ini senang-senang saja membantu orang dan direpotkan, sebenarnya dia merasa tertekan dan tidak bahagia.



3. Gangguan Kecemasan dan Stres

Menyenangkan orang lain menjadi tugas dan tanggung jawab yang menjadi beban untuk orang dengan kondisi ini. Apalagi yang harus dia senangi tidak hanya satu orang, melainkan banyak orang.

Belum lagi jika orang-orang tersebut menuntut kesenangan berbeda yang bisa jadi kontradiksi dengan yang lain. Sebagai orang dengan kondisi ini, pasti akan kebingungan. Dia harus memilih kemauan siapa yang hendak dituruti. Nah, ini yang bisa banget bikin seseorang cenderung mengalami kecemasan dan stres.

4. Memendam Amarah

Seseorang dengan kondisi ini akan membuatnya kerap memendam amarah. Sebab, sebenarnya dia tahu kalau sedang dimanfaatkan oleh orang-orang sekitar. Sikap pasif-agresif ini bisa memicu frustrasi dan berisiko membuatnya depresi.

Nah, karena itu, penting bagi Anda untuk menyadari dampak kesehatan mental akibat menjadi people pleaser. Bagi Anda yang merasa memiliki gejala tersebut, sebaiknya coba untuk belajar menghentikan sikap seperti ini. Ingat, Anda tidak harus selalu disukai orang, terlebih jika itu mengorbankan kebahagiaan dan kedamaian diri.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1419 seconds (0.1#10.140)