Penyakit Infeksi Emerging Jadi Bebani Negara di Era Globalisasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit infeksi emerging menjadi beban ekonomi negara karena tingginya biaya penanggulangan. Untuk itu, kemampuan rumah sakit dan tenaga kesehatan dalam menangani penyakit infeksi emerging perlu ditingkatkan.
Hal ini disampaikan Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Infeksi Nasional Prof. dr. Sulianti Saroso Mohammad Syahril dalam International Workshop on Managing Emerging Infectious Diseases among Front-Line Healthcare Workers. Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Infeksi Nasional, RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso dan terlaksana di bawah koordinasi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
Penyakit infeksi emerging atau emerging infectious diseases sendiri merupakan penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi ataupun penyebarannya ke daerah geografis yang baru. Contohnya Covid-19, Mers-CoV, Avian Influenza (H5N1), dan SARS.
Menurut Mohammad Syahril, sebanyak 40 penyakit infeksi emerging sudah terdeteksi sejak 1970-an. Terakhir, muncul hepatitis akut yang misterius. Penyakit-penyakit infeksi emerging ini menjadi penyebab kematian terbesar, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Melansir situs Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, Selasa (13/9/2022), penyakit infeksi emerging ini memang mendapat perhatian khusus dan menjadi masalah kesehatan masyarakat serius. Sebab, penyakit ini tidak hanya menimbulkan kematian, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam era globalisasi, saat seluruh dunia saling terhubung.
Begitu pula kata Syahril, penyakit ini menurutnya dapat menjadi beban ekonomi negara karena tingginya biaya penanggulangan. Oleh karena itu, lanjut Syahril, kemampuan rumah sakit dan tenaga kesehatan dalam menangani penyakit infeksi emerging perlu ditingkatkan lagi dengan segera.
Syahril menambahkan, penyakit infeksi emerging juga membuat pengeluaran negara membengkak. Biaya yang dikeluarkan negara-negara pada level regional dalam menanggulangi SARS bisa mencapai USD50 miliar atau Rp746 triliun.
Covid-19 pun menekan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara hingga mengalami resesi. Bahkan, efek domino dari Covid-19 masih terasa hingga saat ini, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok karena ketersediaannya terbatas akibat pembatasan sosial saat pandemi Covid-19.
"Selain masalah biaya yang besar, di negara-negara berkembang anggota APEC, ketersediaan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk menangani penyakit infeksi emerging masih terbatas. Padahal, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam menangani penyakit menular," kata Syahril.
Syahril pun berharap, tenaga kesehatan melalui workshop internasional ini bisa mendapat banyak pengetahuan. Sebab, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam penanggulangan penyakit-penyakit infeksi emerging. "Dengan demikian, bisa menanggulangi penyakit infeksi emerging dengan lebih baik," tandasnya.
Di sisi lain, rumah sakit juga bisa menangani penyakit infeksi emerging dengan lebih baik sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diredam. Dengan begitu, stabilitas perekonomian negara-negara APEC, baik negara maju maupun negara berkembang bisa terjaga.
Lihat Juga: Mengenal Penyakit Scabies yang Sering Dialami Santri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Hal ini disampaikan Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Infeksi Nasional Prof. dr. Sulianti Saroso Mohammad Syahril dalam International Workshop on Managing Emerging Infectious Diseases among Front-Line Healthcare Workers. Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Infeksi Nasional, RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso dan terlaksana di bawah koordinasi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
Penyakit infeksi emerging atau emerging infectious diseases sendiri merupakan penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi ataupun penyebarannya ke daerah geografis yang baru. Contohnya Covid-19, Mers-CoV, Avian Influenza (H5N1), dan SARS.
Menurut Mohammad Syahril, sebanyak 40 penyakit infeksi emerging sudah terdeteksi sejak 1970-an. Terakhir, muncul hepatitis akut yang misterius. Penyakit-penyakit infeksi emerging ini menjadi penyebab kematian terbesar, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Melansir situs Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan, Selasa (13/9/2022), penyakit infeksi emerging ini memang mendapat perhatian khusus dan menjadi masalah kesehatan masyarakat serius. Sebab, penyakit ini tidak hanya menimbulkan kematian, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam era globalisasi, saat seluruh dunia saling terhubung.
Begitu pula kata Syahril, penyakit ini menurutnya dapat menjadi beban ekonomi negara karena tingginya biaya penanggulangan. Oleh karena itu, lanjut Syahril, kemampuan rumah sakit dan tenaga kesehatan dalam menangani penyakit infeksi emerging perlu ditingkatkan lagi dengan segera.
Syahril menambahkan, penyakit infeksi emerging juga membuat pengeluaran negara membengkak. Biaya yang dikeluarkan negara-negara pada level regional dalam menanggulangi SARS bisa mencapai USD50 miliar atau Rp746 triliun.
Covid-19 pun menekan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara hingga mengalami resesi. Bahkan, efek domino dari Covid-19 masih terasa hingga saat ini, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok karena ketersediaannya terbatas akibat pembatasan sosial saat pandemi Covid-19.
"Selain masalah biaya yang besar, di negara-negara berkembang anggota APEC, ketersediaan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk menangani penyakit infeksi emerging masih terbatas. Padahal, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam menangani penyakit menular," kata Syahril.
Syahril pun berharap, tenaga kesehatan melalui workshop internasional ini bisa mendapat banyak pengetahuan. Sebab, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam penanggulangan penyakit-penyakit infeksi emerging. "Dengan demikian, bisa menanggulangi penyakit infeksi emerging dengan lebih baik," tandasnya.
Di sisi lain, rumah sakit juga bisa menangani penyakit infeksi emerging dengan lebih baik sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diredam. Dengan begitu, stabilitas perekonomian negara-negara APEC, baik negara maju maupun negara berkembang bisa terjaga.
Lihat Juga: Mengenal Penyakit Scabies yang Sering Dialami Santri: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
(dra)