6 Cara Mengatasi Depresi Akibat Perselingkuhan, Nomor Terakhir Paling Penting
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belakangan ini ramai pemberitaan soal perselingkuhan di berbagai media. Perselingkuhan merupakan salah satu masalah kehidupan yang cukup menguras emosional. Selain mempengaruhi kualitas hubungan, perselingkuhan juga menimbulkan trauma.
Ya, trauma perselingkuhan bisa membuat korban mengalami kesulitan untuk menjalani hidup. Pengalaman menjadi korban perselingkuhan bisa mirip dengan post traumatic stress disorder (PTSD).
Istilah trauma perselingkuhan lebih dikenal dengan post infidelity stress disorder (PISD) atau gangguan stres pasca perselingkuhan. Lantas, bagaimana cara menghilangkan stres pasca perselingkuhan?
Stres yang dialami pasca perselingkuhan merupakan jenis gangguan kecemasan yang dialami setelah mengetahui orang yang dicintai tidak setia.
Meskipun dampak emosional akibat perselingkuhan terasa berat, Anda tak perlu cemas dan berlarut-larut dalam kesedihan, pasalnya ada beberapa cara untuk mengatasi hal ini.
Berikut ini upaya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan stres pasca perselingkuhan, dikutip dari berbagai sumber, Jumat, (23/9/2022).
1. Me time dengan perawatan diri
Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu melakukan perawatan diri. Misalnya dengan makan makanan sehat, membatasi waktu penggunaan media sosial, dan tidur nyenyak dan berkualitas. Selain itu, Anda juga bisa mengikuti kelas olahraga kelompok, berjalan-jalan, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
2. Berbagi cerita
Anda bisa meluapkan kesedihan Anda dengan mengunjungi profesional kesehatan mental, atau berbicara dengan teman atau keluarga. Hal tersebut bermanfaat untuk mengidentifikasi, merasakan, dan mengatasi emosi dan reaksi terhadap pengkhianatan. Mengalami sepenuhnya reaksi Anda terhadap situasi adalah langkah pertama dan penting untuk menerimanya dan move on.
3. Sediakan waktu untuk khawatir
Mungkin akan bermanfaat untuk menyediakan waktu untuk khawatir, sehingga memikirkan perselingkuhan pasangan tidak menyita seluruh harimu. Anda dapat menjadwalkan durasi waktu tertentu, di mana agar fokus pada emosi.
Selain itu, gunakan waktu secara terstruktur untuk merenungkan atau memproses situasi dan mengkalibrasi ulang. Ketika waktunya selesai, Anda akan menghormati dan menghargai batas tersebut untuk mengurus hal-hal lain yang juga membutuhkan waktu, fokus, dan perhatian. Misalnya, menyelesaikan pekerjaan dan mengurus diri sendiri.
4. Jangan salahkan diri sendiri
Jangan pernah menyalahkan perselingkungan. Sebab Anda tidak dapat mengendalikan orang lain, dan tidak bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka.
Anda mungkin merasa terbebani untuk memikul tanggung jawab atas perselingkungan, tapi pada akhirnya setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Cobalah untuk tidak mempermalukan atau menyalahkan diri sendiri.
5. Cari dukungan sosial
Hubungi teman, keluarga, dan psikolog untuk memberi stabilitas dan keamanan emosional. Jika ada, cari teman atau yang keluarga yang mungkin mengalami pengalaman serupa untuk mendapatkan dukungan.
Bangun keseimbangan hidup yang sehat, Penting bagi Anda untuk menjadwalkan keseimbangan sosial (bertemu teman dan keluarga), fisik (berolahraga), dan waktu pribadi (cukup tidur, meditasi, melakukan hobi, atau melakukan kegiatan santai lainnya).
6. Mulailah membangun kepercayaan
Saat Anda sudah siap, mulailah berlatih membangun kembali kepercayaan dengan diri sendiri dan orang lain. Anda dapat memulai secara internal, berlatih mendengar, serta mempercayai perasaan dan intuisi tentang orang lain dan situasinya.
Kemudian alihkan fokus untuk membuka, memperbaiki, mengembangkan, atau memperdalam kepercayaan pada orang lain. Ingat pula bahwa penilaian buruk pasangan Anda sama sekali tidak mencerminkan dirimu.*
Ya, trauma perselingkuhan bisa membuat korban mengalami kesulitan untuk menjalani hidup. Pengalaman menjadi korban perselingkuhan bisa mirip dengan post traumatic stress disorder (PTSD).
Istilah trauma perselingkuhan lebih dikenal dengan post infidelity stress disorder (PISD) atau gangguan stres pasca perselingkuhan. Lantas, bagaimana cara menghilangkan stres pasca perselingkuhan?
Stres yang dialami pasca perselingkuhan merupakan jenis gangguan kecemasan yang dialami setelah mengetahui orang yang dicintai tidak setia.
Meskipun dampak emosional akibat perselingkuhan terasa berat, Anda tak perlu cemas dan berlarut-larut dalam kesedihan, pasalnya ada beberapa cara untuk mengatasi hal ini.
Berikut ini upaya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan stres pasca perselingkuhan, dikutip dari berbagai sumber, Jumat, (23/9/2022).
1. Me time dengan perawatan diri
Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu melakukan perawatan diri. Misalnya dengan makan makanan sehat, membatasi waktu penggunaan media sosial, dan tidur nyenyak dan berkualitas. Selain itu, Anda juga bisa mengikuti kelas olahraga kelompok, berjalan-jalan, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
2. Berbagi cerita
Anda bisa meluapkan kesedihan Anda dengan mengunjungi profesional kesehatan mental, atau berbicara dengan teman atau keluarga. Hal tersebut bermanfaat untuk mengidentifikasi, merasakan, dan mengatasi emosi dan reaksi terhadap pengkhianatan. Mengalami sepenuhnya reaksi Anda terhadap situasi adalah langkah pertama dan penting untuk menerimanya dan move on.
3. Sediakan waktu untuk khawatir
Mungkin akan bermanfaat untuk menyediakan waktu untuk khawatir, sehingga memikirkan perselingkuhan pasangan tidak menyita seluruh harimu. Anda dapat menjadwalkan durasi waktu tertentu, di mana agar fokus pada emosi.
Selain itu, gunakan waktu secara terstruktur untuk merenungkan atau memproses situasi dan mengkalibrasi ulang. Ketika waktunya selesai, Anda akan menghormati dan menghargai batas tersebut untuk mengurus hal-hal lain yang juga membutuhkan waktu, fokus, dan perhatian. Misalnya, menyelesaikan pekerjaan dan mengurus diri sendiri.
4. Jangan salahkan diri sendiri
Jangan pernah menyalahkan perselingkungan. Sebab Anda tidak dapat mengendalikan orang lain, dan tidak bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka.
Anda mungkin merasa terbebani untuk memikul tanggung jawab atas perselingkungan, tapi pada akhirnya setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Cobalah untuk tidak mempermalukan atau menyalahkan diri sendiri.
5. Cari dukungan sosial
Hubungi teman, keluarga, dan psikolog untuk memberi stabilitas dan keamanan emosional. Jika ada, cari teman atau yang keluarga yang mungkin mengalami pengalaman serupa untuk mendapatkan dukungan.
Bangun keseimbangan hidup yang sehat, Penting bagi Anda untuk menjadwalkan keseimbangan sosial (bertemu teman dan keluarga), fisik (berolahraga), dan waktu pribadi (cukup tidur, meditasi, melakukan hobi, atau melakukan kegiatan santai lainnya).
6. Mulailah membangun kepercayaan
Saat Anda sudah siap, mulailah berlatih membangun kembali kepercayaan dengan diri sendiri dan orang lain. Anda dapat memulai secara internal, berlatih mendengar, serta mempercayai perasaan dan intuisi tentang orang lain dan situasinya.
Kemudian alihkan fokus untuk membuka, memperbaiki, mengembangkan, atau memperdalam kepercayaan pada orang lain. Ingat pula bahwa penilaian buruk pasangan Anda sama sekali tidak mencerminkan dirimu.*
(hri)