Nita Thalia Idap Kerusakan Saraf Otak, 6 Bulan Jalani Terapi

Senin, 10 Oktober 2022 - 16:17 WIB
loading...
Nita Thalia Idap Kerusakan Saraf Otak, 6 Bulan Jalani Terapi
Nita Thalia mengaku mengidap kerusakan otak. Kondisi ini membuatnya harus menjalani terapi selama 6 bulan hingga 1 tahun jarang muncul di televisi. Foto/Instagram Nita Thalia
A A A
JAKARTA - Nita Thalia mengaku mengidap kerusakan otak. Kondisi ini membuatnya harus menjalani terapi selama 6 bulan hingga 1 tahun jarang muncul di televisi lantaran harus fokus pada kesehatannya.

Nita mengatakan dokter pertama kali mendiagnosis mengalami kerusakan saraf otak sejak 5 tahun lalu. Namun, saat itu dia tidak menghiraukan saran dokter yang memintanya untuk menjalani terapi.

"Aku terapi dulu. Jadi aku tuh didiagnosa sama dokter mengidap kerusakan saraf otak," kata Nita dikutip dari salah satu tayangan di televisi, Senin (10/10/2022).

"Sebetulnya sih dari 5 tahun yang lalu itu udah ketahuan, cuma diantepin aja, dibiarin karena waktu itu masih level dua," sambungnya.



Kerusakan saraf otak membuat Nita terus merasakan sakit kepala hebat. Dokter kemudian memberikan obat yang mengandung penenang, yang mana setelah mengonsumsinya, dia harus tidur sehingga membuatnya tidak bisa bekerja.

"Sering sakit kepala. Obatnya itu kan mengandung kayak obat penenang. Jadi, setiap habis minum obat itu harus tidur. Jadi, aku enggak bisa kerja, aku enggak bisa ngapa-ngapain," jelas Nita.

"Kemarin-kemarin puncaknya setiap pulang kerja kok sakit banget ya. Ada dua macam yang dirasakan kayak ditusuk-tusuk karena kan aku yang kena saraf sensorik, otak kecil. Kalau kumat itu sampai ke seluruh punggung," lanjutnya.

Selain rasa sakit yang hebat, penyakit ini juga membuat sang pedangdut sampai pingsan beberapa kali. Beruntung, dia pingsan di atas kasur.



"Pernah sampai pingsan juga, tapi untungnya pingsan di atas kasur. Pas ade aku bangunin kok aku teteh diem aja. Jadi aku dipikirnya udah enggak ada karena napasnya emang tenang," ujar Nita.

Nita akhirnya memutuskan untuk kembali memeriksakan kesehatannya. Menurut dokter, kerusakan saraf otak yang diidapnya sudah mencapai level terakhir yaitu level empat. Atas saran dokter, dia kemudian memutuskan untuk istirahat dan menjalani terapi di Singapura.

"Kalau enggak istirahat takutnya pingsan pada saat kerja. Si kepala membentur ke lantai itu fatal akibatnya bisa kematian. Terus abis itu emang dokter sudah menyuruh ya udah terapi aja," papar Nita.

"Dokter udah bilang kalau sesi pertama tidak ada kemajuan, harus bedah otak. Saya udah parno duluan, saya udah putus saja aja. Karier aku udah sampai di sini. Aku mikirin anak, ya udah aku harus kuat," tandasnya.

(dra)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1761 seconds (0.1#10.140)
pixels