Sandiaga Uno & Kisah Opung Senteria, Perempuan Penjual Ombus-ombus, Setia Merawat Budaya Kuliner Khas Batak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pagi itu cuaca di kawasan Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara sangat cerah dan sejuk mengiringi masyarakat Silangit yang memulai aktivitasnya masing-masing.
Termasuk Senteria Br Siahaan. Pemilik toko Ombus-Ombus No 2 ini baru saja selesai mengukus penganan khas Batak yang dijajakan di tokonya, Ombus-ombus namanya.
Ombus-ombus merupakan kue tradisional khas Batak yang terbuat dari tepung beras, kelapa parut, gula merah ataupun gula putih.
Kelapa parut ini kemudian dicampurkan dengan gula merah ataupun gula putih dan kemudian menjadi isian kue yang kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus.
Pagi itu, Opung Senteria, panggilan akrabnya, sedang melayani sejumlah pelanggan yang ingin membeli Ombus-ombus buatannya. Kue ini dijual dengan harga yang relatif murah, hanya Rp3.000 saja perbuah.
"Kenapa namanya Ombus-ombus No 2? Karena di Siborong-borong itu sudah banyak orang yang kasih nama Ombus-ombus nomor 1. Jadi supaya beda saya kasihlah nama Ombus-ombus No 2," kata Senteria menjelaskan filosofi dari nama usahanya.
Foto/MNC Media
Foto/MNC Media
Setiap hari, dia bersama anak bungsu dan keluarganya bangun pagi untuk memasak Ombus-ombus di dapur yang berada di belakang tokonya. Mulai dari menumbuk beras hingga jadi tepung, mengaduk adonan sampai mengukus.
Termasuk Senteria Br Siahaan. Pemilik toko Ombus-Ombus No 2 ini baru saja selesai mengukus penganan khas Batak yang dijajakan di tokonya, Ombus-ombus namanya.
Ombus-ombus merupakan kue tradisional khas Batak yang terbuat dari tepung beras, kelapa parut, gula merah ataupun gula putih.
Kelapa parut ini kemudian dicampurkan dengan gula merah ataupun gula putih dan kemudian menjadi isian kue yang kemudian dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus.
Pagi itu, Opung Senteria, panggilan akrabnya, sedang melayani sejumlah pelanggan yang ingin membeli Ombus-ombus buatannya. Kue ini dijual dengan harga yang relatif murah, hanya Rp3.000 saja perbuah.
"Kenapa namanya Ombus-ombus No 2? Karena di Siborong-borong itu sudah banyak orang yang kasih nama Ombus-ombus nomor 1. Jadi supaya beda saya kasihlah nama Ombus-ombus No 2," kata Senteria menjelaskan filosofi dari nama usahanya.
Foto/MNC Media
Foto/MNC Media
Setiap hari, dia bersama anak bungsu dan keluarganya bangun pagi untuk memasak Ombus-ombus di dapur yang berada di belakang tokonya. Mulai dari menumbuk beras hingga jadi tepung, mengaduk adonan sampai mengukus.