Fomepizole Jadi Obat Antidotum Gagal Ginjal Akut pada Anak, Begini Cara Kerjanya

Sabtu, 22 Oktober 2022 - 19:40 WIB
loading...
Fomepizole Jadi Obat...
Kemenkes menyatakan bahwa sudah ada obat penawar racun (antidotum) etilen glikol yang mengakibatkan gagal ginjal akut pada anak, yakni Fomepizole. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kasus gagal ginjal akut pada anak belakangan ini menjadi sorotan dan kian mengkhawatirkan. Kabar baiknya, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa sudah ada obat penawar racun (antidotum) gagal ginjal akut, yakni Fomepizole.

Fomepizole sendiri merupakan salah satu jenis obat yang digunakan untuk mencegah kontaminasi racun di dalam tubuh. Obat ini bekerja sebagai antidotum untuk seseorang dengan keracunan etilen glikol, dan kerap digunakan bersamaan dengan hemodialisa atau cuci dara melalui injeksi intravena.

Lantas, seperti apa cara kerja obat Fomepizole terhadap penderita keracunan etilen glikol? Berikut ulasannya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber.

Obat fomepizole adalah salah satu penghambat kompetitif alkohol dehydrogenase. Enzim dehidrogenase merupakan jenis enzim yang mengkatalisasi metabolisme etilene glikol dan metanol sehingga dapat menimbulkan toksik atau racun di dalam tubuh.



Dalam tahap awal, fomepizole dimetabolisme ke glucoaldehyde yang memicu oksidasi menjadi glycolate dan oxalate yang bertanggung jawab dalam respon asidosis metabolik dan gangguan ginjal pada keracunan etilene glikol.

Metanol pertama-tama di metabolisme menjadi formaldehyde dan beroksidasi menjadi asam formik. Asam formik merupakan zat asam yang memicu asidosis metabolik dan gangguan penglihatan pada keracunan metanol.

Fomepizole akan diberikan secara injeksi melalui akses intravena. Prosedur ini akan dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.

Selama menjalani prosedur, pasien akan diberikan obat-obatan lain atau cairan intravena sebagai bagian dari terapi. Selain itu, pemantauan ketat akan dilakukan terhadap pernapasan, tekanan darah, kadar oksigen, fungsi ginjal, dan tanda-tanda vital lainnya.

Pasien juga akan melakukan pemeriksaan urine dan darah secara rutin ketika mendapatkan terapi ini. Sebuah alat bernama elektrokardiografi (EKG) dipasangkan untuk memantau fungsi jantung.

Pengawasan lainnya yang akan dilakukan adalah efek dari keracunan, seperti gangguan pada penglihatan, masalah pernapasan, atau perubahan dalam berkemih.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1833 seconds (0.1#10.140)