7 Jenis Kebaya Tradisional Indonesia, Asal-usul dan Ciri Khasnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebaya merupakan baju tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia. Di zaman dulu, kebaya menjadi pakaian sehari-hari masyarakat suku Jawa di Yogyakarta, Surakarta, dan wilayah lain di Jawa Tengah.
Kebaya kemudian menyebar ke daerah di Jawa lainnya, juga ke Malaka, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Namun, kini kebaya hanya dipakai saat acara-acara formal seperti peringatan hari nasional, peragaan busana, dan pernikahan.
Istilah kebaya sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni abaya, yang berarti pakaian. Berikut 7 jenis kebaya tradisional Indonesia.
1. Kebaya Keraton
Foto/Instagram Dian Sastrowardoyo
Kebaya jenis ini berbahan kain beludru hitam dengan hiasan motif bunga serta daun berwarna emas di sisi tengah, tangan, dan beberapa bagian lain. Kini, kebaya keraton identik dengan busana pengantin wanita adat Jawa, dengan kain yang terurai sampai panggul atau lutut.
2. Kebaya Jawa
Foto/Instagram Dian Sastrowardoyo
Kebaya jenis ini berbahan brokat, beludru, nilon, dan sutera dengan hiasan bordiran pita emas di bagian leher, dada, lengan, hingga ke bawah baju. Pada bagian leher dibentuk V dengan bagian depan yang rapat dan meruncing ke bawah.
Kebaya Jawa sering kali disebut kebaya Jogja karena bahannya yang sangat tipis, sehingga perlu bantuan kemben. Kemudian dipadukan dengan stagen atau kain jarik bermotif batik.
3. Kebaya Kartini
Foto/Instagram Dian Sastrowardoyo
Kebaya jenis ini memiliki ciri khas berupa lipatan vertikal pada kerahnya yang menjulang ke bagian dada. Memiliki bentuk potongan yang panjang sampai bagian panggul atau bokong, sehingga perempuan yang mengenakannya akan tampak lebih ramping.
4. Kebaya Encim
Foto/Instagram Dea Annisa
Kebaya jenis ini berbahan organza atau katun dan berwarna cerah seperti merah muda, kuning, biru, dan lain-lain, lalu dihiasi dengan bordiran flora dan fauna pada bagian kerah, lengan, serta depan. Kebaya Encim merupakan hasil akulturasi budaya Betawi dan Tionghoa.
5. Kebaya Kutu Baru
Foto/Instagram Maudy Ayunda
Kebaya jenis ini memiliki ciri khas pada bef atau kain penutup bagian tengah yang menghubungkan antara lipatan kain di sisi kanan dan kiri. Umumnya, pemakaian kebaya ini dipercantik dengan penambahan bros di bagian dada. Kebaya Kutu Baru juga diyakini berasal dari daerah Jawa Tengah.
6. Kebaya Jumputan
Foto/Instagram Zaskia Adya Mecca
Kebaya jenis ini berbahan kain batik jumputan, yakni kain yang dibuat dengan teknik celup ikat atau tie dye. Model Kebaya Jumputan mirip dengan Kebaya Kutu Baru, yang membedakannya hanya warna yang cenderung cerah. Kebaya Jumputan diyakini berasal dari Tiongkok dan berkembang di wilayah-wilayah Indonesia.
7. Kebaya Bali
Foto/Instagram Anya Geraldine
Kebaya jenis ini memiliki ciri khas pada sabuk prada atau selendang yang melilit di bagian perut. Umumnya, Kebaya Bali mengusung warna-warna cerah dan putih, sebab sering digunakan untuk upacara keagamaan. Lalu, dipadupadankan dengan rok kain atau kamen bercorak. MG/Afridha Khalila
Kebaya kemudian menyebar ke daerah di Jawa lainnya, juga ke Malaka, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Namun, kini kebaya hanya dipakai saat acara-acara formal seperti peringatan hari nasional, peragaan busana, dan pernikahan.
Istilah kebaya sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni abaya, yang berarti pakaian. Berikut 7 jenis kebaya tradisional Indonesia.
1. Kebaya Keraton
Foto/Instagram Dian Sastrowardoyo
Kebaya jenis ini berbahan kain beludru hitam dengan hiasan motif bunga serta daun berwarna emas di sisi tengah, tangan, dan beberapa bagian lain. Kini, kebaya keraton identik dengan busana pengantin wanita adat Jawa, dengan kain yang terurai sampai panggul atau lutut.
2. Kebaya Jawa
Foto/Instagram Dian Sastrowardoyo
Kebaya jenis ini berbahan brokat, beludru, nilon, dan sutera dengan hiasan bordiran pita emas di bagian leher, dada, lengan, hingga ke bawah baju. Pada bagian leher dibentuk V dengan bagian depan yang rapat dan meruncing ke bawah.
Kebaya Jawa sering kali disebut kebaya Jogja karena bahannya yang sangat tipis, sehingga perlu bantuan kemben. Kemudian dipadukan dengan stagen atau kain jarik bermotif batik.
3. Kebaya Kartini
Foto/Instagram Dian Sastrowardoyo
Kebaya jenis ini memiliki ciri khas berupa lipatan vertikal pada kerahnya yang menjulang ke bagian dada. Memiliki bentuk potongan yang panjang sampai bagian panggul atau bokong, sehingga perempuan yang mengenakannya akan tampak lebih ramping.
4. Kebaya Encim
Foto/Instagram Dea Annisa
Kebaya jenis ini berbahan organza atau katun dan berwarna cerah seperti merah muda, kuning, biru, dan lain-lain, lalu dihiasi dengan bordiran flora dan fauna pada bagian kerah, lengan, serta depan. Kebaya Encim merupakan hasil akulturasi budaya Betawi dan Tionghoa.
5. Kebaya Kutu Baru
Foto/Instagram Maudy Ayunda
Kebaya jenis ini memiliki ciri khas pada bef atau kain penutup bagian tengah yang menghubungkan antara lipatan kain di sisi kanan dan kiri. Umumnya, pemakaian kebaya ini dipercantik dengan penambahan bros di bagian dada. Kebaya Kutu Baru juga diyakini berasal dari daerah Jawa Tengah.
6. Kebaya Jumputan
Foto/Instagram Zaskia Adya Mecca
Kebaya jenis ini berbahan kain batik jumputan, yakni kain yang dibuat dengan teknik celup ikat atau tie dye. Model Kebaya Jumputan mirip dengan Kebaya Kutu Baru, yang membedakannya hanya warna yang cenderung cerah. Kebaya Jumputan diyakini berasal dari Tiongkok dan berkembang di wilayah-wilayah Indonesia.
7. Kebaya Bali
Foto/Instagram Anya Geraldine
Kebaya jenis ini memiliki ciri khas pada sabuk prada atau selendang yang melilit di bagian perut. Umumnya, Kebaya Bali mengusung warna-warna cerah dan putih, sebab sering digunakan untuk upacara keagamaan. Lalu, dipadupadankan dengan rok kain atau kamen bercorak. MG/Afridha Khalila
(tsa)