Ini Alasan Industri Farmasi di Indonesia Tidak Memproduksi Obat Gangguan Ginjal Akut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fomepizole menjadi pilihan sebagai penawar cemaran etilen glikol dan dietilen glikol pada pasien gangguan ginjal akut .
Namun sayangnya, hingga saat ini industri farmasi Tanah Air belum ada yang memproduksi obat tersebut. Sehingga, Kementerian Kesehatan harus mendatangkannya dari luar negeri.
Menurut data Kemenkes, Fomepizole yang sudah ada di Indonesia berasal dari Singapura, Australia, dan Jepang. Terbaru, 70 vial Fomepizole dari Amerika Serikat akan tiba dalam waktu dekat.
Baca juga: Berbagai Kebaikan dan Tebarkan Senyuman Lewat Donasi Sukarela MNC Fun Charity Run
Menurut Ahli Farmasi, Prof. Raymond Tjandrawinata tidak ada industri farmasi di Indonesia yang memproduksi obat tersebut. "Di Indonesia memang tidak ada industri farmasi yang memproduksi Fomepizole," terangnya saat ditemui di acara Pameran Teknologi Farmasi dan Alkes Indonesia di ICE BSD, Tangerang, Jumat (4/11/2022).
Menurutnya, tidak mudah untuk membuat obat seperti Fomepizole. Apabila obat ini dinilai sangat dibutuhkan untuk kasus gangguan ginjal akut dan diharapkan bisa diproduksi di dalam negeri, itu tidak mudah dilakukan.
"Proses pembuatan obat seperti Fomepizole itu panjang dan lama. Jadi, tidak bisa diminta untuk segera produksi, karena membutuhkan penelitian yang mumpuni sampai bisa masuk ke proses produksi obat," terangnya.
Baca juga: Heboh Kabar Sub Varian XBB Tak Terdeteksi Antigen, Begini Faktanya
Dari data Kemenkes, diketahu iIndonesia sudah memiliki 246 Fomepizole. Sebanyak 30 vial dibeli dari Singapura, sisanya adalah hibah Australia (16) dan Jepang (200). Kemenkes sendiri sudah dalam proses membeli 70 vial Fomepizole dari AS, yang saat ini masih dalam proses impor ke Indonesia.
Namun sayangnya, hingga saat ini industri farmasi Tanah Air belum ada yang memproduksi obat tersebut. Sehingga, Kementerian Kesehatan harus mendatangkannya dari luar negeri.
Menurut data Kemenkes, Fomepizole yang sudah ada di Indonesia berasal dari Singapura, Australia, dan Jepang. Terbaru, 70 vial Fomepizole dari Amerika Serikat akan tiba dalam waktu dekat.
Baca juga: Berbagai Kebaikan dan Tebarkan Senyuman Lewat Donasi Sukarela MNC Fun Charity Run
Menurut Ahli Farmasi, Prof. Raymond Tjandrawinata tidak ada industri farmasi di Indonesia yang memproduksi obat tersebut. "Di Indonesia memang tidak ada industri farmasi yang memproduksi Fomepizole," terangnya saat ditemui di acara Pameran Teknologi Farmasi dan Alkes Indonesia di ICE BSD, Tangerang, Jumat (4/11/2022).
Menurutnya, tidak mudah untuk membuat obat seperti Fomepizole. Apabila obat ini dinilai sangat dibutuhkan untuk kasus gangguan ginjal akut dan diharapkan bisa diproduksi di dalam negeri, itu tidak mudah dilakukan.
"Proses pembuatan obat seperti Fomepizole itu panjang dan lama. Jadi, tidak bisa diminta untuk segera produksi, karena membutuhkan penelitian yang mumpuni sampai bisa masuk ke proses produksi obat," terangnya.
Baca juga: Heboh Kabar Sub Varian XBB Tak Terdeteksi Antigen, Begini Faktanya
Dari data Kemenkes, diketahu iIndonesia sudah memiliki 246 Fomepizole. Sebanyak 30 vial dibeli dari Singapura, sisanya adalah hibah Australia (16) dan Jepang (200). Kemenkes sendiri sudah dalam proses membeli 70 vial Fomepizole dari AS, yang saat ini masih dalam proses impor ke Indonesia.
(nug)