Jaga Eksistensi, Tutie Kirana Pilih Pertahankan Kualitas ketimbang Kuantitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagian besar para pekerja seni ingin menjaga popularitas, nama besar, hingga eksistensinya di dunia hiburan. Ketiga hal itu tentunya sesuatu yang lumrah.
Para pekerja seni atau artis tampil, unjuk gigi, dan memperlihatkan bakat yang dimiliki untuk menghibur publik, tentu wajar jika popularitas, nama besar, hingga eksistensi menjadi ganjarannya.
Namun, yang seringkali menjadi masalah, hal-hal yang dilakukan demi meraih popularitas itu tak dibarengi dengan kebijaksanaan untuk tetap selektif. Karena orientasinya selalu soal popularitas dan mengejar materi.
Baca juga: Cukup Mengganggu, Ini 5 Tips Atasi Jerawat Punggung
Akhirnya, seringkali kualitas diri dinomorduakan dan ujung-ujungnya asal-asalan ketika memilih pekerjaan. Pokoknya, yang penting untung.
Fenomena itu diamini aktris legendaris, Tutie Kirana. Dalam konteks di dunia seni peran, menerima peran asal-asalan karena keserakahan dan haus akan popularitas umum terjadi. Itu hal yang berisiko tinggi. Popularitas mungkin akan cepat diraih. Tapi soal konsistensi? Jelas akan berbanding terbalik. Popularitas akan cepat pula menurunnya.
"Kalau menurut aku sih harus selektif ya, dalam arti positif. Enggak menerima asal peran, jangan maruk gitu loh. Aku juga prihatin, sedemikian hausnya mereka dengan popularitas, lifestyle yang hedon. Menurut analisaku enggak bakal bertahan lama. Banyak sekali kan yang cepet banget naiknya, cepet juga turunnya," jelas Tutie Kirana, beberapa waktu lalu.
Tutie mengungkapkan jika dirinya selalu berpegang teguh pada prinsip mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Hal ini yang ingin ditularkannya pada generasi masa kini agar terus eksis di dunia hiburan khususnya dunia seni peran.
Nama besar yang sudah susah payah diraih, lanjut dia, nantinya tak timbul-tenggelam begitu saja.
"Saya memang dalam banyak hal tidak terlalu suka kuantitas. Sejauh ini saya masih mempertahankan kualitas, karena ajaran bapak saya juga, martabat yang harus kita pegang, termasuk saat di industri film," beber aktris kelahiran 28 Oktober 1952 itu.
Bukan hanya di masa saat sedang populer saja, ibu dari Djenar Maesa Ayu itu selalu mewanti-wanti agar memperhatikan betul ketika tiba saatnya nanti harus meninggalkan dunia yang sedang digeluti.
Nama besar dan popularitas erat kaitannya dengan sebuah kehormatan. Ketika pada masanya nanti harus meninggalkan panggung hiburan Tanah Air, nama besar yang selama ini selalu diperjuangkan akan terus dikenang dan akhirnya berpulang dengan cara terhormat.
"Dalam hal ini saya sih cuma inginnya kalau saya harus berpulang pun, minta ke Tuhan agar pulang dalam keadaan terhormat. Kalau pun saya harus berhenti (dalam industri hiburan) masih dalam posisi yang baik," ujarnya.
Baca juga: Perjalanan Karier dan Prestasi Sheila on 7 selama 26 Tahun Berkarya
"Jangan sampai, maaf, misalnya kesandung kasus, apapun itu, tiba-tiba harus berhenti itu tidak terhormat. Atau, maaf, kita ambil segala peran, tabrak sana sini, orang nanti bosan melihat kita. Jadi kita berhenti karena orang bosan sama kita," tutupnya.
Para pekerja seni atau artis tampil, unjuk gigi, dan memperlihatkan bakat yang dimiliki untuk menghibur publik, tentu wajar jika popularitas, nama besar, hingga eksistensi menjadi ganjarannya.
Namun, yang seringkali menjadi masalah, hal-hal yang dilakukan demi meraih popularitas itu tak dibarengi dengan kebijaksanaan untuk tetap selektif. Karena orientasinya selalu soal popularitas dan mengejar materi.
Baca juga: Cukup Mengganggu, Ini 5 Tips Atasi Jerawat Punggung
Akhirnya, seringkali kualitas diri dinomorduakan dan ujung-ujungnya asal-asalan ketika memilih pekerjaan. Pokoknya, yang penting untung.
Fenomena itu diamini aktris legendaris, Tutie Kirana. Dalam konteks di dunia seni peran, menerima peran asal-asalan karena keserakahan dan haus akan popularitas umum terjadi. Itu hal yang berisiko tinggi. Popularitas mungkin akan cepat diraih. Tapi soal konsistensi? Jelas akan berbanding terbalik. Popularitas akan cepat pula menurunnya.
"Kalau menurut aku sih harus selektif ya, dalam arti positif. Enggak menerima asal peran, jangan maruk gitu loh. Aku juga prihatin, sedemikian hausnya mereka dengan popularitas, lifestyle yang hedon. Menurut analisaku enggak bakal bertahan lama. Banyak sekali kan yang cepet banget naiknya, cepet juga turunnya," jelas Tutie Kirana, beberapa waktu lalu.
Tutie mengungkapkan jika dirinya selalu berpegang teguh pada prinsip mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Hal ini yang ingin ditularkannya pada generasi masa kini agar terus eksis di dunia hiburan khususnya dunia seni peran.
Nama besar yang sudah susah payah diraih, lanjut dia, nantinya tak timbul-tenggelam begitu saja.
"Saya memang dalam banyak hal tidak terlalu suka kuantitas. Sejauh ini saya masih mempertahankan kualitas, karena ajaran bapak saya juga, martabat yang harus kita pegang, termasuk saat di industri film," beber aktris kelahiran 28 Oktober 1952 itu.
Bukan hanya di masa saat sedang populer saja, ibu dari Djenar Maesa Ayu itu selalu mewanti-wanti agar memperhatikan betul ketika tiba saatnya nanti harus meninggalkan dunia yang sedang digeluti.
Nama besar dan popularitas erat kaitannya dengan sebuah kehormatan. Ketika pada masanya nanti harus meninggalkan panggung hiburan Tanah Air, nama besar yang selama ini selalu diperjuangkan akan terus dikenang dan akhirnya berpulang dengan cara terhormat.
"Dalam hal ini saya sih cuma inginnya kalau saya harus berpulang pun, minta ke Tuhan agar pulang dalam keadaan terhormat. Kalau pun saya harus berhenti (dalam industri hiburan) masih dalam posisi yang baik," ujarnya.
Baca juga: Perjalanan Karier dan Prestasi Sheila on 7 selama 26 Tahun Berkarya
"Jangan sampai, maaf, misalnya kesandung kasus, apapun itu, tiba-tiba harus berhenti itu tidak terhormat. Atau, maaf, kita ambil segala peran, tabrak sana sini, orang nanti bosan melihat kita. Jadi kita berhenti karena orang bosan sama kita," tutupnya.
(nug)