10 Film Jepang yang Dilarang Tayang di Indonesia, Nomor 9 Banyak Adegan Erotis
loading...
A
A
A
Pasalnya, film berwarna hitam putih ini mengisahkan negara Jepang yang dikuasai anak-anak. Tak cuma banyak adegan telanjang, film Emperor Tomato Ketchup juga tak lulus sensor karena banyaknya adegan sadis yang mengerikan.
3. Grotesque
Selanjutnya ada film Grotesque. Film Jepang satu ini dianggap sangat sadis dan dilarang tayang di Indonesia.
Film ini menceritakan dokter psikopat yang menculik sepasang kekasih dan menyiksa mereka. Tapi, ia juga mengobati pasangan itu agar mereka tetap hidup. Film ini dilarang tayang di Indonesia karena hanya menampilan kekejian dan siksaan.
4. Battle Royale
Selanjutnya ada film Battle Royale. Film ini juga menjadi film Jepang yang dilarang tayang di Indonesia.
Battle Royale mengisahkan tentang kekerasan di bangku sekolah. Dalam suatu acara, para siswa dipaksa untuk melakukan kekerasan dan saling membunuh. Dianggap terlalu sadis, film Battle Royale pun dilarang tayang di bioskop.
5. Auditon
Satu lagi film Jepang yang dilarang tayang di Indonesia ialah Audition. Film ini mengisahkan seorang pengusaha paruhbaya bernama Shigeharu Aoyam yang tengah berduka akibat kehilangan istrinya.
3. Grotesque
Selanjutnya ada film Grotesque. Film Jepang satu ini dianggap sangat sadis dan dilarang tayang di Indonesia.
Film ini menceritakan dokter psikopat yang menculik sepasang kekasih dan menyiksa mereka. Tapi, ia juga mengobati pasangan itu agar mereka tetap hidup. Film ini dilarang tayang di Indonesia karena hanya menampilan kekejian dan siksaan.
4. Battle Royale
Selanjutnya ada film Battle Royale. Film ini juga menjadi film Jepang yang dilarang tayang di Indonesia.
Battle Royale mengisahkan tentang kekerasan di bangku sekolah. Dalam suatu acara, para siswa dipaksa untuk melakukan kekerasan dan saling membunuh. Dianggap terlalu sadis, film Battle Royale pun dilarang tayang di bioskop.
5. Auditon
Satu lagi film Jepang yang dilarang tayang di Indonesia ialah Audition. Film ini mengisahkan seorang pengusaha paruhbaya bernama Shigeharu Aoyam yang tengah berduka akibat kehilangan istrinya.