Maudy Ayunda Kenakan Kebaya Terinspirasi dari Lukisan di KTT G20, Didiet Maulana Ungkap Proses Pembuatannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Maudy Ayunda kembali jadi sorotan akhir-akhir ini. Hal itu terkait dengan keterlibatannya dalam KTT G20 pada 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Dalam acara tersebut, Maudy didapuk menjadi juru bicara pemerintah.
Perasaan bangga dan bahagia tentu Maudy rasakan. Segala persiapan pun dilakukan oleh artis 28 tahun itu untuk memiliki penampilan terbaik di acara tersebut. Salah satunya mengenai pakaian.
Melalui unggahannya di Instagram, Maudy terlihat cantik dalam balutan kebaya Bali. Dia menunjuk desainer Didit Maulana untuk merancang busana miliknya.
Di kesempatan berbeda, Didiet Maulana menceritakan proses pembuatan kebaya yang digunakan Maudy di acara spesial tersebut. Melalui keterangan di Instagram, sang desainer menulis, mengusung tema Kebaya Puspa Romansa Maudy pada rancangannya.
“Suatu hari Maudy text aku, meminta agar membuatkan kebaya untuk dipakai pada acara G20 di Bali. Langsung aku beli tiket pesawat ke Bali untuk mencari songket padanan yang spesial untuknya dengan penuh semangat,” tulis Didiet Maulana seperti dikutip dari Instagram pribadinya, Kamis (17/11/2022).
Didiet menyampaikan, setelah berpikir untuk mencari model yang bagus, akhirnya dia membuat desain kebaya yang terinspirasi dari sebuah lukisan yang disukainya dari salah satu pelukis Belanda, Willem Gerard Hofker, yang dibuat di Denpasar, Bali, pada 1938 berjudul Ni Tjawan.
Foto/Instagram Maudy Ayunda
“Warna-warna songket dan motif bunga dalam lukisan tersebut sungguh menggugah hati,” kata Didiet.
Kemudian Didiet mencari kain wastra hingga ke Karangasem. “Dan setelah 2 jam pencarian akhirnya songket yang pas didapat sudah. Dengan motif bunga dan tambahan motif kotak-kotak khas Bali menjadi aksen,” bebernya.
“Akhirnya ku sketsa Kebaya Puspa Romansa. Tampilan yang menceritakan keindahan bunga-bunga penuh romansa, dengan aksen senteng berwarna marun dengan kebaya motif bunga berwarna kuning kunyit,” lanjut sang desainer.
Setelah kembali ke Jakarta, Didiet langsung mengirimkan semua ide rancangannya pada Maudy. Dia merasa senang karena Maudy langsung setuju.
Didiet pun melanjutkan dengan proses pembuatan kebaya yang memakan waktu hingga 2 minggu. “Hingga akhirnya fitting 3 hari sebelum beliau berangkat ke Bali. Semua pas dan Maudy suka. Happy banget,” ucap Didiet.
Tak sekadar menyiapkan buasana, Didiet juga membantu mencari ide mengenai tatanan rambut Maudy.
“Untuk cek mengenai bentuk tampilan akhir, aku cek model rambut dan tampilan akhir kepada sahabatku, seorang penggiat budaya dan penari @poetryreading. Model rambut Maudy terinspirasi dari model sanggul perempuan Bali yang sudah bersuami yaitu Pusung Tagel. Dan aku mendapat masukan untuk peletakan Senteng (kain di pinggang) juga. Terima kasih ya Mod. Semoga bisa jadi inspirasi dan menjaga budaya Indonesia,” pungkas Didiet.
Perasaan bangga dan bahagia tentu Maudy rasakan. Segala persiapan pun dilakukan oleh artis 28 tahun itu untuk memiliki penampilan terbaik di acara tersebut. Salah satunya mengenai pakaian.
Melalui unggahannya di Instagram, Maudy terlihat cantik dalam balutan kebaya Bali. Dia menunjuk desainer Didit Maulana untuk merancang busana miliknya.
Di kesempatan berbeda, Didiet Maulana menceritakan proses pembuatan kebaya yang digunakan Maudy di acara spesial tersebut. Melalui keterangan di Instagram, sang desainer menulis, mengusung tema Kebaya Puspa Romansa Maudy pada rancangannya.
“Suatu hari Maudy text aku, meminta agar membuatkan kebaya untuk dipakai pada acara G20 di Bali. Langsung aku beli tiket pesawat ke Bali untuk mencari songket padanan yang spesial untuknya dengan penuh semangat,” tulis Didiet Maulana seperti dikutip dari Instagram pribadinya, Kamis (17/11/2022).
Didiet menyampaikan, setelah berpikir untuk mencari model yang bagus, akhirnya dia membuat desain kebaya yang terinspirasi dari sebuah lukisan yang disukainya dari salah satu pelukis Belanda, Willem Gerard Hofker, yang dibuat di Denpasar, Bali, pada 1938 berjudul Ni Tjawan.
Foto/Instagram Maudy Ayunda
“Warna-warna songket dan motif bunga dalam lukisan tersebut sungguh menggugah hati,” kata Didiet.
Kemudian Didiet mencari kain wastra hingga ke Karangasem. “Dan setelah 2 jam pencarian akhirnya songket yang pas didapat sudah. Dengan motif bunga dan tambahan motif kotak-kotak khas Bali menjadi aksen,” bebernya.
“Akhirnya ku sketsa Kebaya Puspa Romansa. Tampilan yang menceritakan keindahan bunga-bunga penuh romansa, dengan aksen senteng berwarna marun dengan kebaya motif bunga berwarna kuning kunyit,” lanjut sang desainer.
Setelah kembali ke Jakarta, Didiet langsung mengirimkan semua ide rancangannya pada Maudy. Dia merasa senang karena Maudy langsung setuju.
Didiet pun melanjutkan dengan proses pembuatan kebaya yang memakan waktu hingga 2 minggu. “Hingga akhirnya fitting 3 hari sebelum beliau berangkat ke Bali. Semua pas dan Maudy suka. Happy banget,” ucap Didiet.
Tak sekadar menyiapkan buasana, Didiet juga membantu mencari ide mengenai tatanan rambut Maudy.
“Untuk cek mengenai bentuk tampilan akhir, aku cek model rambut dan tampilan akhir kepada sahabatku, seorang penggiat budaya dan penari @poetryreading. Model rambut Maudy terinspirasi dari model sanggul perempuan Bali yang sudah bersuami yaitu Pusung Tagel. Dan aku mendapat masukan untuk peletakan Senteng (kain di pinggang) juga. Terima kasih ya Mod. Semoga bisa jadi inspirasi dan menjaga budaya Indonesia,” pungkas Didiet.
(tsa)