Pengobatan Personalized Treatment Bantu Tegakkan Diagnosis Kanker Usus Besar Lebih Akurat

Rabu, 30 November 2022 - 18:40 WIB
loading...
Pengobatan Personalized Treatment Bantu Tegakkan Diagnosis Kanker Usus Besar Lebih Akurat
Kanker usus besar merupakan tumor ganas yang berada di usus besar yang juga disebabkan oleh perubahan atau mutasi gen pada jaringan usus besar. / Foto: ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Kanker usus besar merupakan tumor ganas yang berada di usus besar, dan juga bisa disebabkan perubahan atau mutasi gen pada jaringan usus besar. Namun, penyebab mutasi gen tersebut masih belum diketahui dengan pasti.

Kanker usus besar sering kali tidak menimbulkan gejala di awal. Akan tetapi, apabila Anda sering mengalami gejala gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit, dan memiliki keluarga yang menderita kanker usus besar, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Semakin awal terdeteksi, kemungkinan kanker usus besar untuk sembuh juga akan semakin besar.

Baca juga: Cakupan Vaksinasi Polio Sangat Rendah, 2 Provinsi Ini Jadi Perhatian Khusus Kemenkes

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo memaparkan tentang beberapa opsi pengobatan kanker usus besar atau dalam istilah medis dikenal dengan kanker kolorektal.

Pengobatan tersebut, di antaranya operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, dan imunoterapi kanker kolorektal, disesuaikan dengan kondisi dan lokasi kanker kolorektal.

"Jadi seiring dengan adanya kemajuan penanganan kanker kolorektal di Indonesia, khususnya dengan tersedianya terapi target dan pemeriksaan status penanda tumor RAS, diharapkan angka kematian karena kanker kolorektal dapat terus berkurang," tutur Prof. Aru Sudoyo dalam webinar daring, Rabu (30/11/2022).

Menurut Prof. Aru Sudoyo, pilihan metode pengobatan personalized treatment membantu menegakkan diagnosis yang lebih akurat. Serta memungkinkan pemberian obat yang tepat, sehingga akan meminimalkan efek samping dan meningkatkan keberhasilan pengobatan dan kesembuhan.

Apabila kanker kolorektal telah memasuki stadium IV dan berkembang ke banyak organ dan jaringan yang jauh, Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa pembedahan mungkin tidak membantu memperpanjang umur seseorang.

Pasalnya, pilihan pengobatan lain dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat menghasilkan gejala tambahan yang membuat kualitas hidup seseorang menjadi lebih buruk.



"Dalam kasus ini, orang mungkin memutuskan untuk tidak melakukan perawatan medis yang berupaya menyembuhkan kanker dan sebagai gantinya memilih perawatan paliatif untuk mencoba membuat hidup lebih nyaman," terangnya.

"Perawatan paliatif biasanya akan melibatkan menemukan cara untuk mengelola rasa sakit dan mengurangi gejala seseorang sehingga mereka dapat hidup dengan nyaman selama mungkin," jelas Prof. Aru Sudoyo.

Menimbang panjangnya proses penyembuhan kanker kolorektal, Prof. Aru Sudoyo mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan kanker kolorektal sedini mungkin dengan berhenti merokok dan hindari alkohol.

Baca juga: Lewati Skrining, Wamenparekraf Angela Pastikan Seluruh Peserta Donor Darah Kemenparekraf Sehat

"Selain itu, lakukan skrining untuk kanker kolorektal, makan banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, berolahraga secara teratur dan kendalikan berat badan. Karena pada dasarnya, kanker dapat disembuhkan jika dideteksi dan dirawat pada stadium awal," tuntasnya.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5371 seconds (0.1#10.140)