7 Dampak Selingkuh bagi Kesehatan, Nyeri Kepala Kronis hingga Gangguan Jantung

Rabu, 04 Januari 2023 - 16:17 WIB
loading...
7 Dampak Selingkuh bagi Kesehatan, Nyeri Kepala Kronis hingga Gangguan Jantung
Dampak selingkuh bagi kesehatan tidak bisa dipandang sebelah mata. / Foto: ilustrasi/Freepik
A A A
JAKARTA - Dampak selingkuh bagi kesehatan tidak bisa dipandang sebelah mata. Akhir-akhir ini, perselingkuhan menjadi salah satu fenomena di tengah masyarakat.

Terlebih, di era media sosial, akses komunikasi yang makin luas membuat perselingkuhan kian marak dengan bentuk yang beragam.

Bahkan, survei yang dilakukan American Association for Marriage and Family Therapy mencatat, sebanyak 15 persen wanita dan 25 persen pria yang telah menikah dilaporkan pernah berselingkuh.

Baca juga: 4 Daftar Keju Rendah Kolesterol, Nomor Terakhir Pilihan Terbaik Soft Cheese

Dari temuan tersebut menunjukkan bahwa perselingkuhan tidak hanya terjadi pada pasangan yang belum menikah. Namun, bagaimanapun perselingkuhan tidak bisa dibenarkan.

Perselingkuhan tak hanya menimbulkan dampak bagi kesehatan mental atau secara psikologis, namun juga bisa berdampak pada berbagai gangguan kesehatan lain yang dapat merugikan korban maupun pelaku. Berikut beberapa dampak selingkuh bagi kesehatan.

1. Gangguan Tidur

Berdasarkan survei dari American Psychological Association menemukan bahwa sebanyak 40 persen orang merasakan stres dan sakit hati akibat diselingkuhi. Hal inilah yang dapat membuat mereka bisa cenderung mengalami gangguan tidur.

Berbagai gangguan tidur tersebut yakni bisa berupa sulit merasa rileks di malam hari hingga kerap bermimpi buruk. Dan pada akhirnya, gangguan tidur bisa mengganggu aktivitas harian.

2. Berdampak pada Otak

Jika jatuh cinta memiliki keterkaitan dengan pelepasan hormon dopamin yang dapat memicu perasaan euforia, sehingga dapat menimbulkan adiksi, hal ini berbanding terbalik dengan orang yang mengalami perselingkuhan.

Saat seseorang merasakan sakit hati akibat perselingkuhan, hal ini dapat memicu perubahan pada jalur pelepasan bahan kimia pada otak yang mirip dengan gejala sakau pada pengguna narkoba.

3. Nyeri Kepala Kronis

Perselingkuhan juga bisa memicu sakit kepala berkepanjangan. Hal ini didukung riset yang dimuat Annual Review of Psychology, yang menemukan bahwa hampir 50 persen responden yang stres dan sakit hati akibat perselingkuhan sering mengalami nyeri kepala kronis. Bahkan, stres berkepanjangan juga bisa memicu depresi dan memengaruhi fungsi jantung.

4. Gangguan Jantung

Perselingkuhan juga akan memicu terjadinya tekanan psikologis yang berat yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung, aritmia (gangguan irama jantung), kardiomiopati (lemah jantung), hingga kematian mendadak. Lansia maupun orang dengan riwayat penyakit jantung yang mengalami perselingkuhan juga memiliki risiko semakin besar.

5. Infeksi Menular Seksual

Tak bisa dimungkiri, perselingkuhan menjadikan pelaku atau korbannya sangat rentan terkena risiko penularan penyakit kelamin. Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan orang yang memiliki hubungan monogami (hanya memiliki satu pasangan) dan punya banyak pasangan seksual memiliki risiko yang sama terkena infeksi menular seksual. Pasalnya, perselingkuhan yang dilakukan penganut monogami sering kali tidak diketahui oleh pasangannya.

6. Gangguan Psikis

Orang yang mengalami perselingkuhan umumnya juga akan mengalami gejala yang mirip dengan stres pasca-trauma atau PTSD.

Beberapa gejala umum mungkin termasuk kilas balik, mimpi buruk, dan obsesi tentang peristiwa menyenangkan yang dilalui dengan pasangan yang selingkuh.

Seseorang yang diselingkuhi juga mungkin mengalami hyperarousal dan menjadi reaktif pada setiap ancaman yang dirasakan terhadap diri sendiri atau hubungan. Akibatnya, orang tersebut bisa mengalami gangguan pola tidur dan makan.

Baca juga: Mengapa Gula Berdampak Buruk bagi Kesehatan? Yuk Simak 4 Alasannya Berikut Ini

7. Gangguan Emosional

Perselingkungan juga sangat berdampak bagi kesehatan mental. Misalnya, pelakunya cenderung merasa tidak tenang dan lebih emosional ketika dihadapkan dengan masalah. Karena mereka akan kerap dihantui perasaan takut kebohongannya akan terbongkar. Jika berlanjut, kondisi ini dapat menyebabkan permasalahan psikologis, seperti gelisah berkepanjangan hingga stres.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2065 seconds (0.1#10.140)