'Saya Sudah Siap Diapa-apain, Tapi Kok Dia Cuekin Saya!'

Minggu, 04 Oktober 2015 - 06:25 WIB
Saya Sudah Siap Diapa-apain, Tapi Kok Dia Cuekin Saya!
'Saya Sudah Siap Diapa-apain, Tapi Kok Dia Cuekin Saya!'
A A A
NEW YORK - Pada 20 Februari 2016 mendatang, Cindy Crawford bakal merayakan ulang tahun ke-50 alias ulang tahun emas. Sebelum hari bahagianya itu datang, sang supermodel bicara blak-blakan dalam sebuah wawancara dengan majalah GQ.

Namun Cindy tidak membicarakan soal produk barunya, sebuah minuman tequila, yang baru diluncurkannya bersama sang suami Rande Gerber dan kolega selebriti Hollywood-nya, George Clooney.

Eks istri Richard Gere tersebut malah mengutarakan perihal perjalanan hidupnya sejak awal karir, maupun sebelum dirinya memutuskan jadi model. Selain itu, Cindy juga bicara banyak soal prinsip kehidupannya.

Perlu diketahui, Cindy lahir di DeKalb, Illinois, sebuah kota pertanian yang berjarak sekitar 30 mil dari Chicago. Aksennya masih kental Midwestern. Taraf hidupnya kelas menengah. Ayahnya seorang masinis dan ibunya bekerja di kantor sebuah dokter.

Orangtuanya nikah muda (ibunya hamil pertama pada usia 16 tahun). Ketika berusia 10 tahun, adik laki-lakinya meninggal dunia akibat leukimia. Tapi itu tidak membuatnya jatuh secara mental. Cindy malah senang menghabiskan musim panasnya dengan bekerja di ladang jagung.

Cindy beruntung bisa melanjutkan studi di Northwestern University dan terbilang otaknya moncer, karena dia masuk di jurusan teknik kimia. Namun dia kena ‘DO’ (drop out) seusai semester pertama. Penyebabnya bukan soal prestasi. Tapi pasca dia tampil dengan bikini di sampul surat kabar lokal, the DeKalb Nite Weekly.

cindy crawford

Namun selepas itu, karir modelnya diibaratkan mulai lepas landas. Cindy lantas pindah ke New York, dan setelahnya, ibu dari dua anak inilah yang mengerjakan semuanya hingga punya sentuhan midas alias, segala sesuatu bisa menjadi emas usai dipegangnya.

Itu karena Cindy tidak hanya berstatus supermodel. Tapi dia juga bintang iklan, pembawa acara televisi, aktris film. Dia membuat rekaman video kebugaran (fitness), bikin kalendar yang terjual jutaan kopi, dan sebagainya.

Nama Cindy diibaratkan orang sebagai sebuah ‘brand’ atau garansi kesuksesan sebuah produk atau hal. Lalu siapa panutannya? Dari siapa dia bisa meraih kesuksesan ini?

Dalam wawancara ini, Cindy pun bicara gaya model masa kini dan perbedaannya dengan masanya. Hingga obrolan banyak tentang dunia bisnis yang dia rintis dan geluti, hingga perkembangan anak gadisnya.

Yang terakhir, dia sempat membuka sekaligus mempromosikan buku teranyarnya yang berjudul Becoming. Buku yang baru saja dirilis ini, berisi retrospektif seorang gadis bernama asli Cynthia Ann Crawford tersebut. Plus perjalanan karir dan foto-foto ikoniknya selama 30 tahun belakangan.

cindy crawford

Lantas apa yang dia pelajari dari semua yang telah dijalaninya hingga sekarang? Simak ringkasan hasil wawancara dari Michael Hainey (GQ) yang bersua Cindy di Asiate, The Mandarin Oriental Hotel, New York, Amerika Serikat, berikut ini.

Tanya: Soal tampilan Anda dalam wawancara ini (menggunakan jins ketat dan jaket kulit biker dengan kancing gemerlap). Gaya rambut dan bibir Anda, seakan tak pernah bosan dilihat. Tapi Mengapa wajah Anda tampak ‘bad mood’? Apakah Anda sedang kecewa dengan seseorang?

Jawab: “Saya baru saja selesai menjalani wawancara dengan Howard Stern (pembawa acara radio dan televisi, produser, penulis, aktor dan fotografer ternama di AS). Saya baru saja dikecewakan olehnya.”

“Saya telah mempersiapkan diri segalanya buat wawancara tersebut, untuk jadi gadis ‘mesum’. Tapi saat kesana, saya seperti dicuekin. Dia membuang saya begitu saja. Namun dia pria yang menyenangkan.”

T: Oh, Anda bercanda toh. Apakah saya rasa, ini pertanda Anda sudah tidak lagi cantik dan menggoda di mata seorang laki-laki sepertinya?

J: “Saya tidak tahu. Saya senang dengan Howard. Padahal saya sudah siap buatnya...” (sambil tertawa).

T: Saat makan bersama saya, Anda menampik tawaran roti yang dilontarkan waiter. Mengapa Anda tidak memakan roti?

J: “Roti, tidak untuk pekan ini. Pekan ini, roti adalah iblis buat saya. Karena saya harus menjalani tur ini (promosi buku terbarunya: Becoming).”

cindy crawford

T: Apa saja yang dapat Anda buka sedikit di dalam isi Becoming?

J: “Ada cara pandang pintar dalam melihat sebuah bisnis. Saya selalu melihat bisnis dari perspektif itu. Dan saya tidak menyukai seseorang gagal dalam bisnis. Jadi Anda butuh pengetahuan saat ingin memulainya. Apakah dasar itu kunci dari sebuah kesuksesan?”

“Untuk setiap keputusan yang saya buat. Semuanya berasal dari faktor ini: ‘Berapa banyak waktu yang harus saya habiskan untuk menjalani ini. Dan apa yang mesti saya lakukan agar mendapatkan pekerjaan ini lagi.’

T: Apa yang akan Anda katakan kepada mahasiswa MBA (S2 Magister Bisnis Administrasi) yang sedang melakukan studi kasus soal Anda dan merk Anda? Bagaimana cara Anda membangunnya dan mempertahankan kualitasnya?

J: “Saya merasa seperti dinaungi keberuntungan. Karena saya membuat beberapa keputusan tepat. Dan melakukan beberapa proyek sendiri yang dapat menolong diri saya. Jika saya harus mendeskripsikan merk saya. Namanya ‘American, gadis seksi sebelah rumah’. Tapi mungkin sekarang itu berubah. Saya kini adalah ‘M*** sebelah rumah.”

“Tapi yang terpenting adalah merk saya atau produk yang saya iklannya saya bintang dapat dijangkau. Produk ini bukan untuk kaum elit. Contohnya Pepsi atau Revlon. Mereka semua dapat dibeli dengan harga terjangkau bukan?”

“Keputusan terbesar saya adalah akses itu, keterjangkauan. Bahkan buku saya ini, bisa saja saya jual lebih mahal dan lebih tebal. Namun itu (kaum elit) bukanlah audience saya. Karena itu bukan saya. Saya seorang Midwestern. Saya selalu berpikir apakah saudara wanita saya dapat membeli ini juga atau tidak.”

cindy crawford

T: Masa Anda, belum ada yang namanya dunia digital atau sosial media. Kalau Anda boleh memberi saran buat supermodel sekarang. Seperti Karlie Kloss atau model-model yang mengisi video klip ‘Bad Blood’ Taylor Swift. Cara bagaimana membangun sebuah merk, apakah Anda bakal memberi tahu mereka?

J: “Saya merasa iri dengan model-model muda yang ada saat ini. Fakta bahwa mereka sekarang memiliki media sosial sebagai alat lain sebagai senjata mempromosikan diri. Sedang generasi saya, adalah bagaimana dunia melihat kami, ditentukan dari perbedaan cara fotografer saat memotret kami.”

“Kami tidak bertanggungjawab atas hasil produk yang keluar di pasaran. Fotografer dan tim produksi, menentukan dunia apa yang dilihat konsumen dari kami. Media sosial merupakan sebuah keuntungan.”

“Cara Delevingne misalnya, dia sukses memanfaatkan itu, agar publik melihat apa yang dia tampilkan. Tidak hanya melalui fotografer dan tim produksi. Tapi media sosial juga memiliki tanggung jawab besar. Dan tidak semuanya (model) dapat mengatasi dan memanfaatkan itu dengan teknik sempurna.”

T: Saran apa yang mau Anda berikan buat model-model sekarang?

J: “Pertama, ini soal bisnis. Pahami itu. Semua orang ini ingin memakai (jasa) Anda, dan jika Anda pintar, Anda (dapat) belajar bagaimana cara ganti memanfaatkan mereka. Ini soal komersil.”

“Saat saya melihat pekerjaan ini. Maka Anda harus punya dua rekening bank. Satu rekening itu adalah kredibilitas. Dan satunya lagi baru uang. Sepanjang waktu, saya menyadari setiap orang punya tujuan masing-masing. Saya juga menyadari, jika saya adalah orang nomor satu yang mengerti soal Cindy Crawford (diri sendiri). Tapi kepercayaan diri itu belum saya miliki ketika usia saya belum mencapai 30an tahun. Di kesimpulan akhirnya, Anda adalah ahli merk Anda sendiri.”

T: Adakah pengalaman lain yang Anda mau semua orang tahu soal dunia model?

J: “Generasi saya. Agensi tidak memandang Anda (model) sebagai investasi jangka panjang. Tapi mereka melihat Anda sebagai seorang gadis yang punya karir singkat. Makanya saya hengkang dari agensi dan mencoba theatrical agensi, karena mereka hanya mengambil komisi 10 persen. Sedang agensi model mengambil komisi 20 persen. Mereka juga meminta komisi 20 persen kepada klien. Jadi untuk siapakah Anda bekerja?”

“Di usia akhir 20-an, saya melakukan perubahan. Agen memang hebat untuk urusan membuat kesepakatan kontrak. Tapi mereka tidak membangun Anda secara keseluruhan. Saya sendiri menginginkan ada seorang ayah dalam bisnis ini. Namun pada akhirnya, saya harus menjalani bisnis (gaya) ayah itu sendiri.”

cindy crawford

T: Bagaimana dengan anak gadis Anda (Kaia)? Apa yang Anda sarankan buatnya?

J: “Dia bercita-cita jadi model. Di usia muda (14 tahun) ada perbedaan dalam generasi saya dengan sekarang. Saya membangun keahlian. Saya ikut model untuk dua tahun di Chicago sebelum datang ke New York. Saya membekukan hati untuk itu dan melakukannya sepenuh hati. Lalu saya datang ke sini dan masih dibayar untuk pemotretan katalog sebelum terkenal.”

“Dan saat itu Anda belajar, saat momen Anda datang, Anda sudah siap. Saya akan mengatakan kepada anak gadis saya untuk perlahan, menikmatinya, menjalin hubungan dan persahabatan, melakukan pekerjaan ini dan hal yang baik pasti akan datang."

"Saya tidak ikut modelling untuk menjadi orang tenar. Tapi itu tidak lagi sama seperti sekarang. Arti popularitas sudah berbeda maknanya saat ini. Kemahsyuran biasanya diasosiasikan dengan berbagai hal sukses. Kini, terkenal adalah terkenal, namun tidak ada bobot lagi dibelakangnya."
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.4173 seconds (0.1#10.140)