Festival Lembah Baliem Digelar 6-8 Agustus
A
A
A
JAKARTA - Festival Lembah Baliem kembali hadir. Festival ini akan digelar pada 6—8 Agustus 2015. Tahun ini, fesival tahunan unik tersebut akan dipusatkan di Usilimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Dikutip dari Indonesia Travel, ini merupakan kesempatan bagi para wisawatan untuk melihat semua ragam suku di Dataran Tinggi Wamena dan Lembah Baliem berkumpul untuk merayakan festival tahunan bersama. Menariknya, suku-suku akan melakukan atraksi perang dengan tujuan menjaga kelincahan dan kesiapan mereka untuk mempertahankan desa.
Simulasi perang suku ini dijadwalkan selama dua hari dengan menampilkan 26 kelompok yang terdiri dari 30—50 prajurit per kelompok, serta diiringi musik tradisional Papua yang disebut pikon. Pikon merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kulit kayu dan mampu menghasilkan suara keras namun tetap menenangkan.
Lagu yang dimainkan merupakan ungkapan isi hati sang pemain musik yang dibunyikan lalu diperdengarkan untuk menghibur hatinya maupun para pendengar. Uniknya, tidak semua orang Lembah Baliem dapat memainkan alat musik ini karena membutuhkan keahlian khusus. Butuh keahlian khusus untuk memainkan alat musik pikon.
Festival ini diselenggarakan oleh Kabupaten Jayawijaya untuk memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai serta budaya suku tradisional Lembah Baliem. Demi memeriahkannya akan diselenggarakan juga berbagai pertunjukkan seni budaya yang menarik termasuk tarian tradisional Papua, balapan babi, lempar tombak (sege), lontar rotan, panahan, sikoko dan masih banyak lagi lainnya.
Khusus atraksi lomba lempar sege dan panahan diperuntukkan kepada wisatawan mancanegara sebagai penghormatan atas kunjungannya. Wisatawan mancanegara juga dapat mencoba untuk menghayati budaya Lembah Baliem dengan memakai koteka dan menghitamkan tubuhnya sebagaimana penduduk asli zaman dulu sehingga turut menyemarakkan suasana festival.
Untuk dapat sampai ke Lembah Baliem, pengunjung harus melewati bandara utama Provinsi Papua, yakni Bandara Sentani. Bandara Sentani dapat diakses menggunakan maspakai penerbangan dari Jakarta, Surabaya, maupun Manado. Setibanya di Bandara Sentani diteruskan dengan pesawat jenis Hercules maupun Twin Otter menuju Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya.
Dikutip dari Indonesia Travel, ini merupakan kesempatan bagi para wisawatan untuk melihat semua ragam suku di Dataran Tinggi Wamena dan Lembah Baliem berkumpul untuk merayakan festival tahunan bersama. Menariknya, suku-suku akan melakukan atraksi perang dengan tujuan menjaga kelincahan dan kesiapan mereka untuk mempertahankan desa.
Simulasi perang suku ini dijadwalkan selama dua hari dengan menampilkan 26 kelompok yang terdiri dari 30—50 prajurit per kelompok, serta diiringi musik tradisional Papua yang disebut pikon. Pikon merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kulit kayu dan mampu menghasilkan suara keras namun tetap menenangkan.
Lagu yang dimainkan merupakan ungkapan isi hati sang pemain musik yang dibunyikan lalu diperdengarkan untuk menghibur hatinya maupun para pendengar. Uniknya, tidak semua orang Lembah Baliem dapat memainkan alat musik ini karena membutuhkan keahlian khusus. Butuh keahlian khusus untuk memainkan alat musik pikon.
Festival ini diselenggarakan oleh Kabupaten Jayawijaya untuk memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai serta budaya suku tradisional Lembah Baliem. Demi memeriahkannya akan diselenggarakan juga berbagai pertunjukkan seni budaya yang menarik termasuk tarian tradisional Papua, balapan babi, lempar tombak (sege), lontar rotan, panahan, sikoko dan masih banyak lagi lainnya.
Khusus atraksi lomba lempar sege dan panahan diperuntukkan kepada wisatawan mancanegara sebagai penghormatan atas kunjungannya. Wisatawan mancanegara juga dapat mencoba untuk menghayati budaya Lembah Baliem dengan memakai koteka dan menghitamkan tubuhnya sebagaimana penduduk asli zaman dulu sehingga turut menyemarakkan suasana festival.
Untuk dapat sampai ke Lembah Baliem, pengunjung harus melewati bandara utama Provinsi Papua, yakni Bandara Sentani. Bandara Sentani dapat diakses menggunakan maspakai penerbangan dari Jakarta, Surabaya, maupun Manado. Setibanya di Bandara Sentani diteruskan dengan pesawat jenis Hercules maupun Twin Otter menuju Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya.
(alv)