Jeli Mendeteksi Bakat Anak

Selasa, 12 Mei 2015 - 09:46 WIB
Jeli Mendeteksi Bakat Anak
Jeli Mendeteksi Bakat Anak
A A A
MENGETAHUI bakat anak sejak dini memang tak mudah. Butuh kejelian dan kecermatan. Hal yang terpenting, orang tua harus selalu mendukung langkah positif anakanak mereka.

Sudah bukan zamannya orang tua mengatur atau melarang setiap langkah yang diambil anak-anak mereka. Setiap anak berhak menentukan cita-cita mereka di masa mendatang.

Namun, pada situasi ini kadang orang tua sulit, bahkan tidak tahu bakat dan minat anak-anak mereka. Kebanyakan dari mereka juga tidak tahu cara mendeteksi bakat anak-anak mereka. Sebetulnya minat bakat pada anak itu sudah ada saat mereka masih sangat kecil, hanya masih tersembunyi. Butuh kejelian dari orang tua untuk tetap mengawasinya.

Vera Itabiliana Psi, seorang psikolog anak dan remaja sekaligus tergabung dalam Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, memberikan pengetahuan umum terkait pendeteksian minat dan bakat anak. Menurut dia, yang terpenting adalah bagaimana orang tua mendukung serta mengarahkan setiap langkah yang akan diambil anak-anak mereka. “Mendeteksi minat dan bakat pada anak bisa dilakukan sejak dini. Orang tua tidak perlu menunggu hingga akhirnya masuk ke dalam lingkungan sekolah,” ungkap Vera Itabiliana beberapa waktu lalu.

Sejak usia dini, orang tua harus sudah mulai memberikan stimulasi yang variatif. Anak tak hanya dirangsang dengan satu jenis stimulasi, misalnya stimulasi musik atau olahraga saja. Cara ini dinilai efektif dalam mengamati pola bermain anak yang akhirnya dapat disimpulkan bakat dan minat si anak. Lagi pula, anak cenderung bosan pada hal-hal yang mereka lakukan berulang-ulang dan setiap hari.

Setelah diberikan stimulasi pada anak, orang tua dianjurkan mengamati pola bermain anak. Anak yang berbakat di bidang tertentu cenderung cepat menguasai keterampilan yang menjadi bakat mereka. Selain itu, mereka akan rela melakukan aktivitas yang mereka suka hingga berjamjam tanpa rasa lelah. ”Secara tidak langsung, melihat anak hanya fokus pada suatu kegiatan, orang tua sudah dapat mulai mengira apa yang sebetulnya diinginkan oleh sang anak,” imbuh Vera.

Orang tua dianjurkan untuk tidak cepat mengambil kesimpulan yang terkait dengan minat dan bakat anak. Inilah yang menjadi tujuan dari memberikan stimulasi yang variatif. Hal ini dilakukan karena bisa jadi anak tersebut ternyata juga memiliki potensi lain atau yang lebih besar lagi. “Misalnya saja, jika orang tua melihat anaknya senang sekali menggambar hingga berjam-jam, jangan sekali-kali menilai faktor tersebut sebagai fakta tunggal potensi anak. Masih banyak yang perlu dieksplor,” kata Vera.

Jika anak menunjukkan hasil yang menonjol dalam suatu hal dibanding orang lain, bisa jadi hal tersebut merupakan minat dan bakat sang anak yang mulai ditunjukkan. Orang tua bisa memfokuskan terkait masa depan yang tepat untuk si anak. Selain itu, orang tua juga bisa menanyakan hal tersebut secara langsung kepada anak-anak perihal yang menjadi minat dan bakatnya.

Cara lain untuk mengenali bakat dan minat sang anak, yaitu ketika mereka melakukan dan menyukai hal serupa hingga aktivitas tersebut melewati masa pubertas. Jika pada usia tertentu anak sudah menunjukkan hasil menonjol pada suatu hal, tentu anakanak telah menguasai suatu bidang yang menjadi minat dan bakatnya. Setelah menemukan bakat dan potensi anak, maka langkah selanjutnya adalah mendukung seluruh langkah anak-anak untuk mengeksplorasi potensi yang akan diraihnya.

Selain mendukung, tentu orang tua harus tetap mengarahkannya agar tetap dalam koridor yang baik dan benar. Yang terpenting, komunikasi antara anak dan orang tua tetap terjaga. “Orang tua perlu memberi tahu tentang manfaat dan konsekuensi yang pasti diterima dari setiap langkah yang diambil anak-anak mereka. Untuk itu, orang tua juga harus aktif,” tutur Vera. ? larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9192 seconds (0.1#10.140)