Mengedukasi Anak Lewat Cerita
A
A
A
SAMBUT liburan anak pada pertengahan Juni, Galeri Indonesia Kaya mempersembahkan pertunjukan dongeng dan operet mini. Melalui pertunjukan tersebut, diharapkan anak-anak bisa mengembangkan imajinasi mereka.
Beberapa anak-anak yang sedang duduk terlihat tidak sabar dengan pertunjukan yang akan ditampilkan. Terlihat dari wajah mereka raut antusias dan penasaran akan cerita dari Dongeng Nusantara yang dibawakan oleh Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA) di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Minggu (7/6), yang juga diramaikan oleh Pak Raden. “Pak Raden adalah legenda yang pastinya sudah kita kenal.
Beliau menciptakan karakter Pak Raden di film boneka Si Unyil . Melalui program tersebut Pak Raden akhirnya menjadi salah satu ikon pendongeng anak-anak. Bersama KPBA, mereka menampilkan sebuah pertunjukan yang mengedukasi, tapi tetap menghibur, khususnya bagi anak-anak,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. Pada pertunjukan kali ini ada bermacam-macam dongeng Nusantara dibawakan, salah satunya cerita tentang Si Kancil .
Pada cerita ini, si kancil dan kura-kura adalah dua sahabat yang berencana pergi menuba ikan. Di tengah jalan, berbagai binatang lain ikut serta, sampai akhirnya kelompok si Kancil menjadi sepuluh orang. Ketika mereka menuba ikan, salah satu binatang selalu menjaga perolehannya, tetapi harimau datang mengambil dan memakan ikan-ikan tangkapan mereka. Akhirnya hanya kancil yang dapat mengalahkan harimau dan mereka semua kembali ke tempat masingmasing dengan membagi perolehan ikan-ikan.
“Misi kami adalah untuk membangkitkan minat baca anak Indonesia dan mengembalikan budaya mendongeng. Bersama dengan Pak Raden, tokoh yang telah dikenal anakanak Indonesia, kami sangat berharap anak-anak yang menyaksikan dapat ikut terhanyut ke dalam jalan cerita serta pesan yang tersirat dalam dongeng ini dapat tersampaikan,” ujar DR Murti Bunanta, Pendiri dan Ketua dari Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA). KPBA adalah organisasi nirlaba yang didirikan oleh DR Murti Bunanta SS MA pada 1987.
Sejak berdiri, anak-anak memiliki dunia yang sangat menyenangkan dan penuh imajinasi positif. Hal itu bisa dituangkan melalui dongeng dan cerita. Itulah alasan Galeri Indonesia Kaya membuat pertunjukan operet mini. Hari sebelumnya , Sabtu (6/7) di Galeri Indonesia Kaya juga digelar pertunjukan operet mini.
“Komitmen Galeri Indonesia Kaya untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda salah satunya, yaitu dengan menampilkan sebuah pertunjukan berisi cerita rakyat yang dikemas dalam bentuk belajar sambil bermain. Dengan demikian, anak-anak Indonesia masa kini menjadi lebih antusias untuk menyimak dan mengetahui cerita dari pertunjukan yang dibawakan oleh Rumah Cerita Anak dan tentunya menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap budayanya, budaya Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. Rumah Cerita Anak kali ini menampilkan operet mini cerita rakyat Indonesia yang menarik untuk ditonton keluarga.
Cerita yang diangkat kali ini berjudul Timun Mas dari Jawa Tengah, bercerita tentang seorang ibu yang menginginkan seorang anak. Seorang raksasa berkata akan memberikan seorang anak, dengan syarat dia akan mengambil kembali anak tersebut setelah 17 tahun. Setelah genap 17 tahun, sang ibu telah jatuh sayang kepada anak yang dia beri nama Timun Mas dan akhirnya ibu dan anaknya berusaha untuk menghindar dari raksasa.
“Kami senang sekali dapat menghibur penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya, khususnya anak-anak yang menurut kami mereka membutuhkan sajian yang ringan, tapi mengedukasi dengan adanya muatan lokal dan tetap adaptif terhadap perkembangan dunia pendidikan bagi anak-anak. Kami harap baik anak-anak maupun penonton dewasa dapat terhibur dengan operet mini modern yang kami bawakan,” ujar Miss Wiwin, salah satu pendongeng dari Rumah Cerita Anak.
Penampilan yang berbentuk operet mini ini dibuat dengan balutan musik modern yang juga menggunakan alat musik tradisional dan multimedia dan lighting yang mendukung penyampaian cerita. Jadi, selain cocok untuk anak-anak juga menarik untuk ditonton orang dewasa. Melalui pertunjukan ini, Galeri Indonesia Kaya dan Rumah Cerita Anak berharap dapat menyampaikan kembali cerita rakyat kepada generasi baru Indonesia sehingga cerita rakyat tak hilang ditelan zaman.
Larissa Huda
Beberapa anak-anak yang sedang duduk terlihat tidak sabar dengan pertunjukan yang akan ditampilkan. Terlihat dari wajah mereka raut antusias dan penasaran akan cerita dari Dongeng Nusantara yang dibawakan oleh Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA) di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Minggu (7/6), yang juga diramaikan oleh Pak Raden. “Pak Raden adalah legenda yang pastinya sudah kita kenal.
Beliau menciptakan karakter Pak Raden di film boneka Si Unyil . Melalui program tersebut Pak Raden akhirnya menjadi salah satu ikon pendongeng anak-anak. Bersama KPBA, mereka menampilkan sebuah pertunjukan yang mengedukasi, tapi tetap menghibur, khususnya bagi anak-anak,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. Pada pertunjukan kali ini ada bermacam-macam dongeng Nusantara dibawakan, salah satunya cerita tentang Si Kancil .
Pada cerita ini, si kancil dan kura-kura adalah dua sahabat yang berencana pergi menuba ikan. Di tengah jalan, berbagai binatang lain ikut serta, sampai akhirnya kelompok si Kancil menjadi sepuluh orang. Ketika mereka menuba ikan, salah satu binatang selalu menjaga perolehannya, tetapi harimau datang mengambil dan memakan ikan-ikan tangkapan mereka. Akhirnya hanya kancil yang dapat mengalahkan harimau dan mereka semua kembali ke tempat masingmasing dengan membagi perolehan ikan-ikan.
“Misi kami adalah untuk membangkitkan minat baca anak Indonesia dan mengembalikan budaya mendongeng. Bersama dengan Pak Raden, tokoh yang telah dikenal anakanak Indonesia, kami sangat berharap anak-anak yang menyaksikan dapat ikut terhanyut ke dalam jalan cerita serta pesan yang tersirat dalam dongeng ini dapat tersampaikan,” ujar DR Murti Bunanta, Pendiri dan Ketua dari Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA). KPBA adalah organisasi nirlaba yang didirikan oleh DR Murti Bunanta SS MA pada 1987.
Sejak berdiri, anak-anak memiliki dunia yang sangat menyenangkan dan penuh imajinasi positif. Hal itu bisa dituangkan melalui dongeng dan cerita. Itulah alasan Galeri Indonesia Kaya membuat pertunjukan operet mini. Hari sebelumnya , Sabtu (6/7) di Galeri Indonesia Kaya juga digelar pertunjukan operet mini.
“Komitmen Galeri Indonesia Kaya untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya generasi muda salah satunya, yaitu dengan menampilkan sebuah pertunjukan berisi cerita rakyat yang dikemas dalam bentuk belajar sambil bermain. Dengan demikian, anak-anak Indonesia masa kini menjadi lebih antusias untuk menyimak dan mengetahui cerita dari pertunjukan yang dibawakan oleh Rumah Cerita Anak dan tentunya menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap budayanya, budaya Indonesia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. Rumah Cerita Anak kali ini menampilkan operet mini cerita rakyat Indonesia yang menarik untuk ditonton keluarga.
Cerita yang diangkat kali ini berjudul Timun Mas dari Jawa Tengah, bercerita tentang seorang ibu yang menginginkan seorang anak. Seorang raksasa berkata akan memberikan seorang anak, dengan syarat dia akan mengambil kembali anak tersebut setelah 17 tahun. Setelah genap 17 tahun, sang ibu telah jatuh sayang kepada anak yang dia beri nama Timun Mas dan akhirnya ibu dan anaknya berusaha untuk menghindar dari raksasa.
“Kami senang sekali dapat menghibur penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya, khususnya anak-anak yang menurut kami mereka membutuhkan sajian yang ringan, tapi mengedukasi dengan adanya muatan lokal dan tetap adaptif terhadap perkembangan dunia pendidikan bagi anak-anak. Kami harap baik anak-anak maupun penonton dewasa dapat terhibur dengan operet mini modern yang kami bawakan,” ujar Miss Wiwin, salah satu pendongeng dari Rumah Cerita Anak.
Penampilan yang berbentuk operet mini ini dibuat dengan balutan musik modern yang juga menggunakan alat musik tradisional dan multimedia dan lighting yang mendukung penyampaian cerita. Jadi, selain cocok untuk anak-anak juga menarik untuk ditonton orang dewasa. Melalui pertunjukan ini, Galeri Indonesia Kaya dan Rumah Cerita Anak berharap dapat menyampaikan kembali cerita rakyat kepada generasi baru Indonesia sehingga cerita rakyat tak hilang ditelan zaman.
Larissa Huda
(ars)