Lezatnya Piza Sambal Matah

Senin, 15 Juni 2015 - 09:20 WIB
Lezatnya Piza Sambal Matah
Lezatnya Piza Sambal Matah
A A A
BEDA dengan tampilan restoran lain di Cilandak Town Square, Eatalia memilih ruang tertutup yang menghadirkan suasana tenang dan intim. Sajian autentik hingga makanan dengan twist Indonesia tersedia di sini.

Tampilan restoran yang kecil dan tertutup malah menghidupkan kesan hangat dan intim di restoran dengan kapasitas 36 bangku ini. Eatalia tidak ingin tampil sama dengan restoran lain di Cilandak Town Square. Tempatnya tertutup dengan fasad muka layaknya kafe di Eropa. Masuk ke dalam makin terasa suasana kafe Italia yang kental. Mengangkat konsep mini fine dining , Eatalia menjadi destinasi mereka yang ingin bersantap dalam suasana romantis ataupun tenang dengan penerangan temaram.

Tempat ini pun banyak dikunjungi ekspatriat untuk makan siang ketika KORAN SINDO datang. “Kami memang sengaja membuat tempat ini bernuansa klasik dan kental nuansa Italianya. Misalnya ada gambar artis Italia dan sebagainya,” kata Head Product Development Eatalia Agus Haryadi. Bunga-bunga artifisial tampak menghias langit restoran, sementara bantal bermotif bunga ditempatkan di sofa sehingga membuat kesan homey .

Ingin mempertahankan cita rasa asal negara dengan ibu kota Roma itu, beberapa bahan khusus didatangkan dari negara asalnya. Sebut saja keju dan berbagai sementara daging dipilih dari Amerika Serikat. Meskipun demikian, Anda juga bisa mencicipi warna Indonesia di sini. Agus berimprovisasi dengan menampilkan piza sambal matah dan spageti lada hitam.

Piza sambal matah disajikan dengan topping ikan tuna, buah zaitun hitam, paprika, serta disiram sambal matah yang terdiri atas sereh, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya. Sementara di bagian bawahnya diberi saus tomat. Piza khas Italia yang disajikan, renyah tapi tidak begitu tipis. Sementara spageti lada hitam juga bercita rasa Nusantara.

Kesukaan orang Indonesia akan rasa pedas diterjemahkan dalam spageti dengan tekstur al dente ini. Spageti diberi potongan daging dan irisan cabai merah kering, bawang bombai, dan paprika hijau. Saus kecokelatan dengan lada hitam kasar terlihat di permukaan spageti. Daging tenderloin pada spageti terasa empuk saat dikunyah.

Adapun untuk menu autentik, di antaranya insalata caprese, caesar salad, spaghetti aglio olio e peperoncino, ravioli di pollo, pizza Eatalian, dan calzone al bolognesse yang jadi favorit. Etalian pizza misalnya, mempunyai topping tomat, keju mozzarella, beef bacon , sosis, jamur, paprika hijau, paprika merah, dan bawang bombai. Eatalia hanya menyajikan menu halal. Eatalia tidak memakai daging babi dalam menunya.

Namun, toh para ekspatriat pelanggan setia tempat ini tidak mempermasalahkannya. Mereka malah antusias dengan menu bercita rasa Indonesia yang dibuat Agus. Seperti restoran Italia pada umumnya, beraneka ragam roti disajikan terlebih dahulu sebagai appetizer . Di sini rotinya dilengkapi garlic butter dan minyak zaitun. Untuk appetizer bisa mencicipi pula insalata caprese .

Salad dengan irisan tomat, daun selada, wortel, serta keju mozzarella, serta siraman cuka, minyak zaitun, basil, bubuk lada hitam, dan rock salt melengkapi sajian ini. Sebagai penutup, jangan lupa menjajal pannacota . Disajikan cantik dalam gelas, rasa creamy pannacota langsung meleleh saat masuk ke dalam mulut. Saus raspberry manis segar dengan campuran stroberi menjadi penyeimbang pannacota .

Untuk penghilang dahaga, Eatalia menyediakan macammacam Italian soda dengan pilihan melon atau stroberi. Selain itu, ada pula Italian cream soda yang tak kalah segar. Aneka kopi juga tersedia di sini.

“Rata-rata per orang bisa menghabiskan antara Rp100.000- Rp150.000. Ada diskon 25% untuk makanan dari pukul 11.00-15.00,” ungkap Agus yang pernah bekerja di Lugano, Swiss, selama tiga tahun dan empat tahun di Amerika Serikat.

Sri noviarni
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5741 seconds (0.1#10.140)