Efek Lain Pembajakan Lagu

Senin, 22 Juni 2015 - 10:34 WIB
Efek Lain Pembajakan Lagu
Efek Lain Pembajakan Lagu
A A A
BANYAK musisi gundah dan mengecam para pembajak lagu ketika tembang atau album mereka dibajak oleh pihak tidak bertanggung jawab. Terlebih jika lagu atau album tersebut belum dipublikasikan secara resmi. Alasan utamanya, mereka khawatir tidak laku atau menurunkan omzet penjualan. Faktanya, pemikiran itu tidak sepenuhnya benar.

Belum lama ini lagu Zayn Malik bersama rapper Naughty Dog berjudul I Won’t Mind bocor, tersebar di internet. Naughty Boy mengatakan, lagu tersebut telah dicuri dari harddisk komputer mereka. “(Lagu yang dibocorkan) Itu bukan tindakanku ataupun Zayn, sesuatu telah dicuri dari harddisk yang tidak ada hubungannya dengan rapper (Zayn Malik),” tulis Naugthy Boy dalam akun Twitter miliknya @NaughtyBoyMusic.

Zayn bukan yang pertama, pada 2013 single terbaru Katy Perry berjudul Roar dan Applause milik Lady Gaga juga mengalami hal yang sama. Lagu dari kedua artis kenamaan ini telah dibocorkan oleh seseorang dan mengunggahnya ke internet. Akibat kejadian itu, Gaga langsung menanggapi masalah tersebut dengan sangat serius. Dengan tegas dia mengatakan agar para penggemarnya membantu untuk melaporkan beberapa link yang membocorkan lagu tersebut untuk segera dihapus.

Berbeda dengan Katy Perry. Dia lebih santai menanggapi masalah pembajakan lagunya. “Sepertinya ada macan yang lepas!!!” tulis Katy dalam akun Twitter pribadinya. Namun, setelah itu, dia langsung mengeluarkan lebih cepat lagu barunya itu dari jadwal yang ditentukan.

Contoh lainnya Drake, rapper asal Kanada yang menjadi korban kasus kebocoran album miliknya berjudul “Thank Me Later”. Saat diluncurkan, album tersebut terjual 447.000 kopi pada minggu pertama dan menduduki peringkat pertama di Billboard 200. Tidak lama setelah edar, album itu dibajak di internet. Peer Media Technology mengestimasi bahwa lagu tersebut telah disebarkan secara online di angka 135.000 sampai 580.000 kali setiap harinya.

Namun, Drake tidak terlalu keberatan dengan pembajakan tersebut. “Aku memberikan musik secara bebas setiap tahun, jadi kupikir aku baik-baik saja dengan itu. Biarkan saja lagu tersebut menjadi soundtrack musim panas kalian dan nikmatilah!” tulis Drake dalam akun Twitter pribadinya.

Sebetulnya, musisi atau label yang khawatir dengan penjualan album atau single yang dirilis menurun drastis, ternyata bukan lagi menjadi alasan yang relevan, menganggap pembajakan atau kebocoran lagu sebagai hal yang buruk. “Kita tidak mungkin melacak setiap kebocoran yang ada, tapi kamu bisa melacak dampak dari kebocoran tersebut,” ujar David Bakula selaku Vice-President Senior ari Nielsen Entertainment, seperti dilansir TheGlobalAndMedia.

David menjelaskan, kebocoran lagu akan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi para artis dan label dengan melihat respon dari para fans terhadap lagu atau album yang bocor tersebut. Ketika kebocoran itu terjadi, tentu menjadi sebuah alat publikasi dan kesempatan baik untuk melakukan tes penilaian yang bisa dilakukan secara gratis.

Seorang rapper asal Atlanta bernama T.I. sepakat dengan David. Sebagai musisi, T.I. merasa kebocoran album menjadi hal yang menguntungkan. “Jika kebocoran terjadi, hanya ada dua hal yang bisa kau lakukan. Kamu bisa mencoba untuk menghentikannya, di mana hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Atau duduk santai dan lihat seberapa besar perhatian yang bisa kau dapatkan dari kebocoran tersebut,” kata T.I.

Pernyataan itu semakin diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Robbert Hammon, ekonom Universitas North Carolina State. Pada 2012, Robert membuktikan bahwa perbandingan antara lagu “bocor” yang diunduh di internet dengan penjualan album secara legal, berbanding lurus.

Sebaliknya, Zayn, Katy Perry, atau Lady Gaga bisa memanfaatkan pembajakan sebagai bentuk dari iklan untuk menciptakan perhatian yang lebih besar.

Fatturahman hakim
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4758 seconds (0.1#10.140)