Kualitas Hidup Single Parent Menurun

Rabu, 08 Juli 2015 - 09:39 WIB
Kualitas Hidup Single Parent Menurun
Kualitas Hidup Single Parent Menurun
A A A
Menjadi orang tua tunggal bukanlah perkara mudah. Seorang ibu atau ayah tunggal misalnya, harus menjalani dua peran sekaligus, sebagi ayah dan ibu dalam waktu yang bersamaan.

Inilah yang membuat kualitas hidup mereka cenderung turun. Penelitian yang dikutip dari laman Healthday mengungkapkan, menjalani kehidupan menjadi orang tua tunggal berisiko mengalami penurunan kualitas kehidupan, terutama pada kesehatan. Hal ini banyak terjadi pada kaum perempuan alias ibu tunggal.

Seorang wanita dengan status single parent yang berusia kurang dari 50 tahun berisiko tinggi memiliki kualitas kesehatan yang buruk pada masa mendatang. Selain itu, mereka juga terancam mengalami cacat fisik nantinya. Hubungan ini disinyalir paling kuat terjadi pada orang tua tunggal di Amerika Serikat, Inggris, Denmark, dan Swedia.

Secara umum, risiko paling tinggi terhadap memburuknya kualitas kesehatan dan cacat fisik berkaitan erat dengan ibu tunggal yang berusia di bawah 20 tahun, kerap terjadi pada ibu tunggal akibat dari perceraian, menjanda selama lebih dari delapan tahun, terlebih mereka yang menjanda sekaligus memiliki lebih dari dua anak.

“Temuan ini menambahkan fakta yang berkembang bahwa seorang ibu tunggal memiliki efek jangka panjang terhadap kesehatannya sebagai ibu. Jumlah ibu tunggal semakin meningkat tiap tahunnya di banyak negara. Oleh karena itu, kebijakan mengatasi penurunan kesehatan menjadi hal penting untuk meningkatkan taraf hidup dan mengurangi kesenjangan,

” tulis suatu hasil penelitian yang dipimpin oleh Dr Lisa Berkman, direktur Harvard Pusat Kependudukan dan Studi Pembangunan di Cambridge, Mass. Meskipun ditemukan adanya keterkaitan antara menjadi ibu tunggal dan buruknya tingkat kesehatan, sangat penting dicatat bahwa penelitian ini tidak dirancang untuk membuktikan hubungan sebab akibat antara keduanya.

Para peneliti telah mengamati data lebih dari 2.500 wanita yang berusia mulai dari 50 tahun ke atas di Amerika Serikat, Inggris, dan 13 negara Eropa lainnya. Wanita ini disurvei seputar status perkawinan, anak, dan keseluruhan status kesehatan dan kemampuannya melakukan berbagai aktivitas seharihari. Sekitar sepertiga dari jumlah ibu di Amerika Serikat adalah seorang tunggal yang berusia di bawah 50 tahun.

Di Inggris dan beberapa negara di Eropa Barat, sekitar 22% dari mereka adalah ibu tunggal. Selain itu, hanya 40% wanita di Denmark dan Swedia, dan 10% ibu di Eropa Selatan adalah seorang ibu tunggal yang berusia di bawah 50 tahun. Kehidupan seorang ibu tunggal disinyalir mempunyai anak yang berusia rata-rata di bawah 18 tahun dan belum menikah.

Status ibu tunggal di hampir seluruh negara semakin hari semakin muda dan memprihatinkan. Di Amerika Serikat dan Inggris saja, seorang ibu tunggal identik dengan pendidikan yang lebih rendah. Peneliti mengungkapkan setelah melihat fenomena ini, penting untuk memperluas akses pengendalian kelahiran dan kebijakan yang dapat membantu seorang ibu tunggal tetap berada dalam angkatan kerja dan membantu mereka menyeimbangkan tuntutan pekerjaan-keluarga.

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3232 seconds (0.1#10.140)